Baru saja sampai di bawah bersama Chenle dan Jisung Chanyeol sudah di hadang putra manisnya yang kini menatapnya polos sembari menunjukkan beberapa cat lukis di tangannya.Chanyeol rasanya ingin tertawa melihat itu bagaimana wajah putranya yang terdapat noda warna bahkan tangannya sudah penuh dengan berbagai warna.
Beruntung istrinya selalu memakaikan celemek khusus ketika meninggalkan putranya itu melukis atau semua bajunya akan terkena noda dari cat tersebut.
Chanyeol sedikit membungkukkan tubuhnya agar menyamai anaknya sembari mengelus surai putranya yang sangat cocok dengan warna biru muda yang sudah sedikit samar, bahkan semakin terlihat imut dengan rambutnya yang di kuncir ala apple hair.
"Ada apa hm?" Ujar Chanyeol sembari memperhatikan raut putranya tersebut.
"Bis pha" ujarnya hingga Chanyeol menatap sesuatu yang di tunjukkan anaknya.
"Cat warnanya habis, besok kita beli lagi ya, sekarang udahan dulu main lukis lukisan nya" Chanyeol menuntun putranya untuk cuci tangan, sedangkan Chenle dan Jisung sudah bergabung dengan saudara mereka yang lain.
"Sini duduk, jie tiduran di sofa kalau masih pusing" Mark sedikit memberikan ruang kepada adiknya yang baru saja tiba.
"Papa marah?" Ujar Haechan namun Chenle bahkan Jisung langsung menggelengkan kepalanya.
"Kapan papa pernah marah sama anak anaknya hyung" Chenle tersenyum sambil menatap papanya yang masih sibuk dengan Renjun di wastafel di dapur.
"Benar juga" dirinya menganggukkan kepalanya, selama ini papanya tidak pernah marah paling paling hanya memberi nasehat atau pengertian pada mereka semua.
"Tuh kebab, makan gih, kita tuh beli khusus untuk lu berdua" Jeno menyerahkan sepiring kebab yang sudah di panaskan kembali tadi.
"Makasih Jeno hyung" ujar Chenle.
"Hyung minta tolong ambilin" Jisung yang asik tiduran di sofa langsung mengadahkan tangannya ke arah Chenle.
"Injun sini sama Nana" Jaemin tersenyum senang saat melihat Renjun yang sudah kembali bersama papanya.
"Mama mana?" Chanyeol tidak melihat keberadaan istrinya padahal tadi masih ada disini bersama anak anaknya.
"Mama pergi kedepan, katanya malam malam gini enak malan mie ayam, mama pengen, mau nyuruh bi Tia takut gak sesuai sama kemauan mama"ujar Mark membuat Chanyeol sedikit mengernyit bingung.
"Kalian belum kenyang?" Tanyanya membuat mereka menggeleng secara bersamaan.
Lalu perhatian Chanyeol beralih ke Renjun yang sekarang malah sudah asik makan kebab di kedua tangannya yang masing-masing memegang satu.
"Injun lapar sayang" dirinya mengelus pelan surai anaknya.
"Jun lapal pa"gumamnya lirih membuat mereka semua tertawa karena merasa lucu.
Keesokan harinya mereka sudah mulai aktifitas seperti biasanya, kecuali Chenle dan Jisung yang masih stay di rumah bersama Renjun.
Hari ini mereka akan pergi kerumah sakit untuk memeriksa Jisung, tadinya Chanyeol akan ikut menemani tapi dirinya malah di usir sama kedua putra bungsunya, mereka tidak mau Renjun hyung terus lengket bersamanya.
Sehingga mau tidak mau dirinya akhirnya pergi kekantor dengan menggunakan taksi karena mobilnya akan di pakai mereka hari ini.
"Ayo, pasti om kalian sudah nungguin, sekalian nanti kita check up kesehatan hyung kalian ya" ujar Wendy, sebenarnya Jisung sudah menolak tadi karena dia merasa baik baik saja, tapi mama nya sangat bersikeras agar pergi kerumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...