3

134 23 3
                                    


Setelah kejadian semalam, Delynn memutuskan untuk melupakan perkataan Lily. Menurutnya, itu enggak penting dan enggak perlu dipikirin lebih jauh. Dia hanya ingin menjalani hari seperti biasa.

Hari sudah mulai pagi, cahaya matahari perlahan mengisi kamar. Delynn bangun dengan malas, menggeliat sejenak sebelum turun dari tempat tidur. Setelah cuci muka, dia sempat duduk di tepi tempat tidur sambil ngecek HP. Pesan-pesan di grup chat hanya sekilas dibaca, tapi enggak ada yang menarik perhatiannya.

Perlahan dia turun ke dapur, suasana rumah masih sepi. Delynn mulai mengeluarkan bahan-bahan yang ada di kulkas, niatnya cuma mau masak nasi goreng sederhana. Nasi sisa semalam, bawang, telur, dan beberapa sayur sudah tertata di atas meja dapur.

Suara langkah kaki di belakangnya bikin Delynn menoleh. Lily muncul di pintu dapur, kelihatan baru bangun dengan rambut acak-acakan.

"Lo disini ternyata. Mau masak?" tanya Lily sambil berjalan menghampiri.

"Iya," jawab Delynn, mulai sibuk mengiris bawang.

"Masak apa? Mau gua bantuin?" tawar Lily, matanya melirik bahan-bahan yang sudah tertata.

"Nasi goreng doang, sih. Lo bantuin motong bawang sama sayur aja," jawab Delynn sambil menyerahkan pisau ke Lily.

Tanpa basa-basi, Lily mulai motong bawang dengan cekatan. Delynn melanjutkan menyiapkan wajan dan mulai menumis bawang putih. Suara desisan minyak dan aroma bawang putih memenuhi dapur, membuat perut Delynn mulai keroncongan.

Setelah selesai masak, Delynn dan Lily menikmati sarapan nasi goreng sederhana itu sambil ngobrol ringan. Hari itu berjalan cukup santai, sampai akhirnya sore menjelang. Udara mulai sejuk, dan tiba-tiba ponsel Lily berbunyi, tanda ada pesan masuk dari grup chat mereka.

Oline ngirimin pesan ngajak kumpul di pasar malam yang baru buka di dekat alun-alun kota.

Oline: "Guys, pasar malam baru buka! Yuk ke sana malem ini!"

Kimmy langsung ngerespon: "Gua sih oke! Mau nyobain wahana baru tuh katanya ada bianglala yang gede banget."

Regie nimpalin: "Siapa takut! Ntar gua yang menangin boneka buat lo semua."

Lily baca pesannya sambil tersenyum, lalu menoleh ke arah Delynn yang lagi leyeh-leyeh di sofa. "Del, lo ikut enggak? Kayaknya seru nih rame-rame ke pasar malam."

Delynn yang awalnya males-malesan cuma mengangkat bahu. "Boleh sih, gua ikut aja."

Akhirnya, mereka janjian buat ketemuan di rumah Oline. Malam itu, suasana jalanan ramai dengan orang-orang yang juga menuju ke pasar malam. Lampu-lampu jalan berkelap-kelip, bikin suasana jadi penuh warna. Sampai di sana, aroma makanan pasar malam langsung menyergap mereka-dari sosis bakar, jagung manis, sampai es krim gulung yang bikin ngiler.

"Wah, rame banget!" kata Erine, matanya berbinar lihat keramaian. "Ke mana dulu nih?"

"Stand makanan dulu, lah! Liat tuh, sosis bakar panjang banget," ujar Regie sambil nunjuk ke arah stand makanan.

Mereka semua setuju buat nyemil dulu sebelum nyobain wahana. Nachia langsung pesan takoyaki, sementara Kimmy sibuk nge-review es krim gulungnya di Instagram Story. Sementara itu, Nala kelihatan agak gelisah. Sesekali dia melirik ke arah Nachia yang lagi asik makan, kayak ada yang mau dia omongin tapi ditahan.

Setelah keliling dan main beberapa permainan, Oline tiba-tiba teriak, "Ayo naik bianglala! Ini nih yang gua tunggu-tunggu!"

Mereka semua bersemangat, tapi saat giliran Nala dan Nachia, Nala ngerasa ada dorongan kuat dalam dirinya. Di dalam kabin bianglala yang perlahan naik ke atas, Nala ngumpulin keberanian. Dia menarik napas panjang sebelum akhirnya ngomong.

Takdir Terus BerulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang