Tanpa sadar, semua menggelap tak ada satupun yang terlihat di pandangan. Tempat luas ini hanya menyisakan dirinya berdiri sendiri tanpa siapapun. Hanya kegelapan yang ada...
"Kak Gem.." panggil Ice saat melihat bayangan Gempa membelakanginya, "Kak!!"
Tak ada sahutan saat Ice memanggilnya, suara-suara terdengar dimana-mana, dengan cepat Ice menutup kedua telinganya untuk tak mendengar semuanya bisikan itu.
'Lihat diri mu, memang pantas di keluarga Louis?'
'Anak lemah seperti lu tak pantas disini'
'Sadar diri, Ice'
"K-kalian siapa?" Lirih Ice tak berani membuka mata saat merasakan beberapa orang mulai mengelilinginya. Kedua tangannya sedikit bergetar karena takut
'Menjauhlah, aib sepertimu tak harusnya dijaga'
"Gak.. itu salah" bantah Ice saat mendengar suara itu
'Menjauh dan pergi dari sini'
"Enggak! Enggak!!, S-siapapun..." Lirih Ice terdengar pilu saat mencoba menyadarkan diri dari tempat buruk ini
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Cece" panggil Blaze saat melihat adiknya terdiam di tengah lorong
"A-aze.. ah maaf" jawab Ice mengusap kasar wajahnya yang sedikit mengeluarkan keringat dingin di area dahinya
"Semua baik?" Tanya Blaze sedikit Khawa saat melihat kondisi Ice yang sedikit pucat karena panik
"En- iya baik"
"Baguslah, kalau begitu ayo ke kantin" ucap Blaze tersenyum kecil sebelum menarik lengan Ice untuk berjalan kedepan
"Aze" panggil Ice sedikit menelan ludahnya agar tak salah ucap
"Iya?, ada apa Ce ?"
Tatapan manik arctic milik Ice bertabrakan dengan manik saffron milik Blaze, keduanya terdiam sejeank sebelum Ice memutus kontak dengan memalingkan wajahnya
"Tidak ada" ucap Ice sedikit menelan semua ucapan yang ingin dia tanyakan tapi ia menahannya
"Bener ?"
"Iya"
"Mau es krim?" Tawar Blaze menatap ke arah menu yang ia genggam
"Vanila blue" jawab Ice mengalihkan pikiran dan mencoba fokus lagi
"Baiklah, vanilla blue 1 dan strawberry 1" ucap Blaze mengatakan pesanannya ke arah ibu kantin
"Lihat itu, Ice seperti biasa menjadi benalu"
"Dasar tidak tau malu"
Ice yang mendengarnya hanya terdiam tak ingin membela diri, kalau pun membela diri ia tak mampu melakukannya, tatapan Ice terbelalak saat merasakan genggaman tangan Blaze mulai mengencang dan tatapan matanya menampilkan amarah, perasaan Ice mulai tak enak saat melihat tatapan itu
"Aze, hentikan" ucap Ice membalas genggaman tangan Blaze dan mencoba membuatnya tenang, "gue gapapa"
Helaan nafas panjang terdengar, tatapan Blaze kembali seperti awal. Ia tertunduk saat menyadari apa yang terjadi tadi
"Maaf... Aze-"
"Ayo makan es krimnya" ajak Ice membawa dua mangkuk es krim di tangannya
"Ah iya ayo" senyum tipis terlihat di wajah Blaze dan hal itu membuat Ice sedikit tenang namun ia menyadari dirinya sendiri juga lebih berbahaya kalau hal itu membuatnya lepas kendali
KAMU SEDANG MEMBACA
ᕼOᗰE
Художественная прозаMengisahkan sebuah keluarga yang menyimpan segala rahasia yang amat besar. Namun, semua itu tersimpan amat rapi hingga tak semua orang tau apa yang mereka rahasiakan. Halilintar sebagai tulang punggung keluarga ini perlu menjaga ke-enam pilarnya aga...