Shakhara: Legacy of the Shadow King

13. Shakhara Nastraja.

Author POV

Zee dan Adel mendekati sosok misterius di bukit, udara terasa semakin berat, seolah-olah energi gelap menguasai tempat itu. Setiap langkah terasa seperti ditarik ke dalam pusaran kekuatan yang tidak bisa dijelaskan.

"Apa yang sebenarnya dia lakukan?" pikir Zee, matanya terpaku pada aura merah yang menyelimuti sosok itu.

Sosok itu tersenyum tipis, seolah mengetahui keraguan di hati mereka. "Kalian tidak akan pernah mengerti apa yang kalian hadapi," katanya dengan tenang, suaranya bergema seperti gemuruh petir di kejauhan.

Adel, dengan pedang energi di tangan, langsung meluncur ke depan, mengayunkan pedangnya dengan gerakan cepat. Namun, sebelum pedangnya bisa mencapai sasarannya, sosok itu mengangkat satu tangan, dan dalam sekejap, Adel terlempar mundur dengan kekuatan yang tak terlihat. Tubuhnya menghantam tanah dengan keras, membuat Zee segera berlari untuk menolongnya.

"Adel!" Zee berteriak, tapi belum sempat dia mencapai Adel, sosok itu tiba-tiba melayang turun dari bukit, mendekat dengan tenang. Tidak ada suara gemuruh atau langkah, hanya aura kehancuran yang semakin kuat.

Zee berdiri tegak, berusaha tetap tenang meski perasaannya berkecamuk. "Siapa kau sebenarnya?" tanyanya dengan nada rendah, mencoba menahan amarah.

Sosok itu tertawa pelan, seolah pertanyaan Zee adalah lelucon. "Aku? Aku adalah akhir dari segalanya. Dan kau, Shakhara Nastraja, kau pun tahu bahwa ini sudah ditakdirkan sejak lama."

Mendengar nama itu, Zee terdiam. Nama itu—Shakhara Nastraja—adalah sesuatu yang telah lama disegel di dalam dirinya. Bagian dari masa lalunya yang gelap dan penuh kekuatan, sesuatu yang berusaha ia lupakan. Namun, di depan musuh ini, kekuatan itu terasa bergejolak, berusaha keluar dari tempatnya tersembunyi.

Adel yang perlahan bangkit dari tanah, memandang Zee dengan bingung. "Zee... Shakhara.. Nastraja..? Apa yang dia bicarakan?"

Zee menghela napas panjang. "Ini bukan saat yang tepat, Adel," jawabnya, tapi matanya tidak bisa berbohong. Ada kegelapan yang kini mulai menyelimuti pandangannya. "Aku tak ingin menunjukkan sisi ini padamu... tapi sepertinya aku tidak punya pilihan."

Tanpa peringatan lebih lanjut, Zee mulai merasakan denyutan kuat di seluruh tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat, dan udara di sekitar mereka berubah drastis. Aura merah yang sebelumnya hanya mengelilingi sosok misterius itu kini mulai muncul di sekitar Zee, namun auranya jauh lebih pekat, lebih gelap, seperti bayangan yang siap menelan apa saja yang mendekat.

Sosok misterius itu tersenyum lebar. "Akhirnya. Kau akan tunjukkan dirimu yang sebenarnya."

Zee memejamkan matanya, mencoba mengendalikan kekuatan besar yang kini mendidih dalam dirinya. Dia selalu takut pada sisi ini—Shakhara Nastraja, titisan kekuatan leluhur yang mampu menghancurkan segalanya. Namun, kali ini dia tahu, untuk menyelamatkan Distrik C, untuk melindungi Adel, dan semua yang ia pedulikan, dia harus membiarkan sisi itu keluar.

Dalam sekejap, aura gelap menyelimuti Zee, membentuk pusaran energi yang membuat tanah di sekitarnya retak dan bergetar. Matanya, yang tadinya penuh dengan kehangatan dan kepedulian, kini bersinar merah darah, menatap musuh di depannya dengan tajam. Ini bukan lagi Zee yang biasa dikenal Adel. Ini adalah Shakhara, pejuang kegelapan yang tak terhentikan.

Adel, yang menyaksikan perubahan itu, hanya bisa memandang dengan campuran kekaguman dan kekhawatiran. "Zee... apa kau baik-baik saja?"

Zee, atau Shakhara, tidak menjawab. Dia hanya menatap musuh di depannya dengan tatapan kosong. "Kau salah besar jika berpikir aku akan kalah malam ini."

Tanpa peringatan, Zee melesat maju dengan kecepatan luar biasa, jauh lebih cepat dari sebelumnya. Tubuhnya seperti bayangan yang bergerak di antara dimensi, menghindari setiap serangan dan menembus pertahanan musuh. Setiap gerakannya memancarkan kekuatan yang menghancurkan, membuat tanah di sekitarnya bergetar.