Selamat membaca!
.
.
.
.
.
Xiao Sa pikir mereka akan pergi ke tempat liburan yang mewah di suatu pulau, mengingat kekayaan yang dimiliki oleh sang suami. Dia membayangkan saat ini mereka tengah duduk di dalam helikopter, dengan Ye Mi yang menjadi pengemudi. Namun, siapa sangka mereka justru menetap di sebuah tempat dengan wewangian yang khas. Ketika tiba, mereka disapa oleh senyum hangat milik para pegawai. Tidak ada pengunjung lain, hanya ada mereka yang tampak seperti tamu VVIP.
Xiao Sa semakin terkejut ketika semua pegawai membungkuk sopan sembari menyapa, "Selamat pagi, Bos."
Xiao Sa menerima serangan rasa kejut yang berbaur dengan rasa geli. Usai membalas sapaan para pegawai, dia memusatkan atensi kepada Ye Mi, serta mempertanyakan sesuatu yang menjadi ganjalan di hati, berbisik, "Kamu adalah bos besar. Apakah tempat ini juga milikmu?"
Ye Mi tidak tahan untuk tidak melabuhkan kecupan di pipi gembul Xiao Sa. Hal tersebut memicu rasa iri bermekaran di hati si kecil yang saat ini tengah mengepalkan tangan di depan dada Ye Mi. Sementara yang mendapat pukulan ringan hanya menatap dengan alis terangkat, sebelum akhirnya dia menggosok rambut si kecil dengan penuh kasih sayang.
Chun Sheng merengek dengan tidak puas. Dia juga ingin dicium! Kenapa ayahnya itu tidak peka?
Bayi kecil itu pun mulai meronta di dalam gendongan Ye Mi. Menunjuk Xiao Sa dengan jari kecilnya dan membuat ekspresi seakan-akan dia ingin mengadukan segala ketidakpekaan Ye Mi kepada sang ibu. Xiao Sa yang mengerti isi hati si kecil pun tetap bergeming. Alih-alih meraih Chun Sheng, dia lebih memilih untuk berbisik pada Ye Mi, "Dia ingin dicium."
Semula Ye Mi tidak sadar akan hal itu sehingga ketika mengetahui yang diinginkan oleh Chun Sheng, dia segera mengabulkan. Mencium pipi bayi kecil itu berkali-kali dan benar saja rengekan hilang dalam sekejap mata. Chun Sheng yang ingin berpindah tempat kini semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh sang ayah.
Xiao Sa berdecih, merasa gemas sekaligus sebal. "Cih, apakah kamu tidak ingat kamu sangat membencinya ketika masih di dalam perutku?"
Chun Sheng merupakan anak yang pintar. Dia dapat mengerti apa yang dikatakan Xiao Sa dengan mudah. Mulutnya memang masih belum bisa berbicara, tetapi tatapan mata seolah memberitahu jika dia sama sekali tidak peduli dengan ejekan sang ibu.
"Dia menyebalkan!" Xiao Sa merasa sangat ingin meremas Chun Sheng pada detik itu juga. Beruntung Ye Mi memiliki gerak refleks yang cukup baik dalam menyelamatkan bayi mereka. Sementara Xiao Sa pun merasa iri ketika lagi-lagi suaminya itu membela Chun Sheng. Tampak seperti cinta Ye Mi untuknya sudah habis, dirampas oleh si kecil yang menyebalkan. "Bukankah dia sangat mirip sepertiku? Penggoda yang handal. Jika besar nanti, dia akan menjadi sangat menyebalkan sepertiku. Ge, apakah kamu mampu menghadapinya?"
"Aku mampu menghadapi kalian," sahut Ye Mi tanpa ragu-ragu.
Xiao Sa kembali berdecih, bertingkah seakan sedang marah karena posisinya direbut, kedua tangan bertengger di pinggang ketika berseru, "Lihat! Sekarang kamu lebih memilih si kecil daripada aku. Apakah kamu masih mencintaiku?"
Chun Sheng tertawa penuh kebahagiaan, membuat kemarahan Xiao Sa semakin menjadi-jadi. Ye Mi menghela napas panjang, tidak habis pikir dengan dua makhluk yang serupa itu. Pening singgah di kepalanya, menutup mata untuk sejenak, dia berusaha keras melemaskan otot agar teguran yang dikeluarkan tidak terlalu keras, "Berhenti kekanakan."
Sayangnya, meski Ye Mi berkata lembut pun masih terdengar keras di telinga Xiao Sa. Dia menundukkan kepala dalam-dalam, merengek seperti si kecil. "Lihat! Kamu benar-benar tidak mencintaiku lagi! Aku ma---"

KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN) ✔
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...