Part 2:Tahap Awal

149 15 2
                                    

Sepulang sekolah, aku berjalan bersama kiriha.
"Eh?", panggil kiriha" kamu gk sempat di bully kan sama gloria ?".
"Ah, gk tuh gk sepet ketemu",jawabku datar. Kelihatannya kiriha sangat takut jika aku di bully oleh gloria. "Kamu takut ya aku di bully ?", tanya ku.
"Ya iyalah aku gak mau kamu terluka. Inget gak pas di aula olahraga ?, untung aku cepet datang kalau tidak pakaianmu bisa robek-robek sama gloria si 87 itu".
Wajah kiriha tampak serius dan dari balik wajahnya itu aku merasakan kekawatiran yang kuat. Aku tersenyum kepadanya sambil berkata " terima kasi ya, kiriha kamu memang orang yang hebat, aku benar-benar beruntung",
mendengar kata-kata ku wajahnya langsung berubah merah.
"A-ah, ng-nggakk ngak kok, aku perhatian karna kamu itu teman ku", katanya gugup.
"Lalu, kau pikir apa? kau kan memang teman ku", jawab ku datar.
" Oh iya ya", dia tertawa"eh iya she dan jack ?".
"She latihan baseball dan jack juga latihan basket" jawabku.
"Wah pantas mereka menyuruh kita duluan ya. oya Besok-",
tiba-tiba seseorang berteriak memanggil nama ku.
"Grey!,Grey!", ia adalah salah srorang kakak kelas sekaligus ketua osis, Tatsuki.
"Ah, grey maaf mengganggu. aku ingin bertanya  sesuatu pada mu", kata kak tatsuki pada ku.
"Eh, iya silahkan" jawabku.
" begini lho, bulan depan kan ada festival budaya di sekolah, dan aku ingin mengajak mu selaku wakil ketua 2, membuat proposal pengajuan sponsor. Gimana?". Kemudian kiriha protes
" hey, aku kan wakil ketua pertama masak aku gk di ajak sih", kata kiriha sebal.
"eh, apa masalahmu?, aku cuma  ingin grey dan aku mengerjakannya bersama-sama dan kau sudah dapat bagian yang lain", terang Tatsuki dan Kiriha tampak begitu kesal.
"Ya, sudah" kata kiriha kesal.
"Baiklah kalau begitu sampai jumpa besok ya, gray", tatsuki melambai padaku dan memberi tatapan kemenangan pada kiriha.

Keesokan harinya aku berangkat pagi-pagi sekali dan langsung pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan beberapa buku. Dan disana aku bertemu dengan Tatsuki.
"Oh gray, kau ternyata datang pagi-pagi sekali ya. Apa  kau tidak sabaran ingin bertemu dengan ku ?"
"Enggak tuh, aku cuma ingin mengembalikan beberapa buku. Kau saja yg kegeeran." Kata ku dingin
"Ih, gray-chan kau tak usah malu-malu dong." Kata Tatsuki dengan gaya alay nan lebaynya dan itu benar-benar membuatku mual dan ingin cepat-cepat pergi ke toilet. Dan kemudian aku teringat akan sesuatu, ada yang harus kusampaikan pada Tatsuki.
" Kak Tasuki, ada yang ingin aku bicarakan."
"Jangan isi kak, Tatsuki aja biar makin akrab."
"Eh? Apaan tuh? Terserah deh. Oya akn diadakan rapat osis sepulang sekolah."
"Heh! Rapat osis ? Kok mendadak sih?" Tatsuki memasang ekspresi seakan-akan seseorang telah menghancurkan hidupnya. 
"Oh, itu kemarin kak Dean pula---"
Sebelum aku menyelesaikan kata-kataku Tatsuki langsung berlari ke luar sambir berteriak-teriak gak jelas. Kalau gak salah tangkap aku mendengar ia berteriak "Denden....! Sayangku denden......! Akhirnya kamu pulang.......!" Entah sejak kapan dia memanggil kakaku dengan cara yang menjijikan seperti itu, bener deh aku sekarang bener kasihan pada kakak ku. Oya aku lupa menceritakannya pada kalian. Sebenarnya ada sesuatu terjadi kemarin.

Kemarin sore.......

Aku pulang ke rumah saat sore menjelang aku tahu biasanya jam segini gak bakal ada orang di rumah. Orang tuaku pergi bekerja, kakak ku lagi pertukaran pelajar ke Mesir, dan aku hidup tanpa pembantu, jadinya tiap pulang sekolah sampai jam enam sore aku sendirian, yah begitulah sendirian. Dan ketika aku sampai di rumah aku langsung pergin ke kamarku dan ganti baju. Setelah itu aku hendak pergi ke dapur untuk makan siang, dan ketika aku sampai di depan pintu dapur aku mendengar sesuatu, sesuatu seperti ada seseorang yang sedang menggunakan dapur. 'Ya ampun jangan jangan ada maling! lagi' aku bergumam. Kemudian aku mengambil tongakat baseball yang kebetulan ada di samping pintu dapur, yang kemarin aku letakkan sehabis ku pakai untuk memukul tikus. Dengan tongkat baseball di tangan, aku membuka pintu dapur dengan sangat hati-hati. Dari balik pintu aku melihat seseorang sedang menjarah seluruh isi kulkas sambil menggenakan celemek. Aku sempat berpikir, masa maling make celemek sih ? Gak aneh tuh. kemudian aku mengendap-ngendap dengan hati-hati  mendekati maling sialan yang makai celemek itu sambil bersiap menyerang dengan tongat baseball sakti-ku .

Dengan berbekal keberanian aku mendekati penjarah itu dan dalam hitungan ketiga aku siap untuk menyerangnya, tapi pada hitungan ke 2 dia berbalik ke arahku, aku terkejut dan spontan memukulnya berkali-kali. "Dasar maling sialan! Berani banget ngejarah rumah orang! Rasakan ini pukulan turbo berkali-kaliku!!!" Aku berteriak sambil memukulnya berkali-kali entah berkali-kali berapa yang pasti lebih dari lima pukulan di tambah pukulan turbo. Sedangkan maling yang aku pukul sedang menitmati siksaan neraka darinku dan menjerit-jerit kesakitan. "Hhei hentikan! Aduh! Sakit! Sakit....!"
Aku memukulnya hingga ia terjatuh terpelungkup dan pingsan.

lebih baik memukul penjahat habis-habisan  hingga pingsan dari pada di pukul olehnya. Tapi setelah di pikir-pikir aku mengenal suara jeritannya tapi aku tidak ingat. Kemudian aku membalik kan tubuhnya untuk melihat wajah si penjahat yang sebenarnya. Karna pukulanku kepalanya mengalami luka dan berlumuran darah. Yang pasti bukan itu masalahnya, aku menemukan sebuah masalah baru yang besar. Orang yang aku pukul dan yang aku sangka maling ternyata adalah kakakku sendiri......

NB: Maaf ya temen temen updatenya lama banget solanya gak sempet buka wattpad alias gak punya inspitasi buat ngelanjutin ceritanya, jadi maaf kan author yang bodoh dan gak guna ini.

-Salam dari Author-









About my talentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang