05

28 21 7
                                        

“Tolong, kumohon … hanya kau yang bisa kupercaya …!” Seorang wanita dengan luka hampir di sekujur tubuhnya. Memegang tangan wanita yang lebih muda darinya.

Dengan mempertahankan kesadarannya, dia mencoba mengungkapkan sesuatu yang penting dan meminta pertolongan untuk terakhir kalinya.

“Ku mohon, selamatkan dia!”

***

Seoul, Korea Selatan, 13 Juli 2024 pukul 09.00 pagi.

Lucy keluar dari rumah menghampiri Min-Ho yang telah bersiap membukakan pintu mobil. Ketika hendak masuk, suara klakson mobil membuat keduanya menoleh ke depan.

Di depan sana, terlihat sebuah mobil putih berhenti di depan gerbang. Lucy dan Min-Ho saling menatap memikirkan hal yang sama.

Siapa yang datang?
Mobil siapa itu?
Dia siapa?

Pertanyaan semacam itu yang langsung terbersit dalam benak keduanya.

Lucy pun menarik diri dan segera berjalan menuju gerbang diikuti Min-Ho setelah menutup kembali pintu mobilnya.

Melihat keduanya berjalan mendekat, sang pemilik mobil pun keluar menemui mereka. Min-Ho tampak terkejut dengan mata terbelalak dan mulut membentuk huruf O.

Sedangkan Lucy berusaha untuk menyembunyikan ekspresi terkejutnya dengan hanya menaikkan sebelah alisnya. Tatapannya tak lepas hingga orang itu berdiri di hadapannya.

“Dari mana kamu tahu rumahku, Kim Jae Sung-ssi?” tanya Lucy tanpa basa-basi. Wajahnya pun tidak menampilkan senyum sama sekali.

“Aku tahu darimu,” jawab Jae Sung menampilkan senyum yang begitu manis tanpa rasa bersalah ataupun malu.

“Kapan aku memberitahumu?” Lucy mengerutkan keningnya.

“Kau tidak mengatakannya tapi menunjukkannya secara langsung.” Jae Sung tersenyum senang.

Dia memasukkan kedua tangan ke saku celana untuk menahan gejolak bahagia yang dirasakannya. Sedangkan wanita dihadapannya justru merasakan hal yang berbeda.

Bukan menjawab, Lucy justru mengeluarkan ponsel dan menekan kontak dengan nama Kim Dong-Hyun atau yang biasa disebut sebagai Kai olehnya.

“Tunggu, siapa Kim Dong-Hyun? Kenapa kamu meneleponnya?” tanya Jae Sung menahan tangan Lucy. Wajahnya terlihat sedikit panik.

“Polisi!” jawab Lucy singkat sambil menatap pria di hadapannya itu.

“Kenapa?” Jae Sung lebih panik.

“Kau mengganggu privasi dengan mengikutiku,” jelas Lucy.

“Maafkan aku … tolong jangan laporkan ke polisi!”

Jae Sung menggenggam tangan Lucy dengan raut wajah memelas. Karena tidak mendapat respon, pria itu sedikit menggoyangkan tangan Lucy yang digenggamnya seperti anak kecil yang tengah merengek.

“Okeh baiklah!” Lucy melepaskan tangannya dan kembali menyimpan handphone dengan muka malas.

“Maafkan aku!” pinta Jae Sung lagi mengerucutkan bibirnya.

“Um!” Lucy hanya mengangguk.

“Kalau begitu ayo pergi!”

Jae Sung menarik tangan Lucy tanpa aba-aba. Beruntung dia bisa menahannya dan tidak terjatuh karena terkejut.

“Kau mau apa?” Lucy sedikit menaikkan suara karena terkejut.

“Mengantarmu!” Jae Sung kembali tersenyum.

Lucy-Renne [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang