03. Hypocrite

407 119 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sore ini, langit memancarkan semburat warna jingga dan merah muda yang membentang seperti kanvas indah, seakan-akan dicat dengan tangan lembut para Dewa. Awan-awan tipis melayang di langit, membingkai panorama sore yang begitu memukau.

Di bawahnya, jalanan mulai dipenuhi oleh orang-orang yang baru saja selesai bekerja atau murid-murid yang baru pulang dari sekolah. Kamu berjalan di antara mereka dengan langkah ringan seperti sedang melayang, seolah kebahagiaan yang membuncah dari dalam dirimu memberikanmu sayap tak kasat mata.

Hari ini adalah hari yang spesial.

Setelah sekian lama berada di panti asuhan tanpa menghasilan uang, akhirnya kamu mendapatkan pekerjaan. Bukan pekerjaan mewah, bukan pula yang mengangkat namamu ke langit, tapi sebagai pelayan di sebuah kedai ramen sederhana.

Namun, hal itu sudah cukup. Lebih dari cukup. Senyummu terus mengembang hampir tidak bisa disembunyikan, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah terindah di hari ulang tahunnya.

Irismu menatap sekitar. Orang-orang berjalan cepat, ingin segera sampai di rumah, tetapi kamu menikmati setiap detik perjalananmu di sore yang indah ini. Matahari yang perlahan tenggelam memberikan sinar keemasan yang menyinari wajah cantikmu. Udara dingin mulai menyelinap sehingga memberikan kesejukan di tengah ramainya jalanan.

Sebelum kembali ke panti asuhan, kamu memilih mampir di sebuah toko buah yang dirimu temui di tepi jalan. Buah-buahan segar berjajar rapi di etalase, memancarkan warna-warni yang hampir seindah langit senja. Apel merah berkilauan seperti ruby, anggur ungu bergelantung seperti permata, dan jeruk-jeruk oranye terlihat manis menggugah selera.

Kamu memutuskan membeli beberapa buah untuk berbagi kebahagiaan. Kamu memilih buah dengan teliti, memastikan tidak ada bagian yang rusak atau busuk. Setelah membayar, kamu menggenggam kantong buah-buahan itu erat-erat dan berjalan menuju panti asuhan dengan hati yang semakin riang.

Sesampainya di depan panti asuhan, kamu bisa melihat Youko sedang menyapu sedikit dedaunan yang gugur dari pohon di depan. Begitu menyadari kehadiranmu, segera dirinya menghampirimu dengan senyuman. "Ah, kau sudah pulang."

"Aku pulang, Bi!" Kamu tersenyum lebar. “Dan aku punya kabar baik!” serumu dengan semangat yang hampir tak terbendung. Langkahmu cepat menghampirinya tidak sabar untuk berbagi berita baik ini.

Wanita tua tersebut mengangkat alisnya, matanya berbinar oleh rasa penasaran. “Apa itu? Ceritakan pada Bibi."

Kamu menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dari lonjakan euphoria yang terus membuncah dalam diri. “Aku sudah mendapatkan pekerjaan, Bi. Di kedai ramen di kota dan akan bekerja mulai besok!”

𝗦𝗔𝗟𝗩𝗔𝗧𝗢𝗥𝗘 || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐑𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang