"Gimana, apa ada yang susah atau yang gak kamu tau?." tanya Ravindra.
"Gak ada kok Vin, cuma aku khawatir aja sama jawaban yang aku pilih." jawab Gea.
Ravindra mengelus lembut kepala Gea.
Deggg...
Gea terkejut, pipinya tiba-tiba memerah.
"Jangan khawatir, lagian soalnya mudah kok." ucap Ravindra.
"Iya, Vin." jawab Gea.
• • •
Hari telah berganti di mana hari sabtu terakhir melaksanakan ujian telah selesai.
"Mau pulang bareng nggak?." tanya Ravindra.
"Aku pulang sama Putri, Vin." jawab Gea.
"Putri udah pulang, tadi dia bilang sama aku katanya ada urusan jadi pulang lebih dulu. Lia juga udah pulang sama Ryan tadi aku liat." ucap Ravindra.
"Yaudah deh, Vin aku pulang bareng kamu aja ya." ujar Gea.
"Iya." jawab Ravindra.
Gea dan Ravindra berjalan menuju ke arah parkiran mobil.
"Ayo Gea masuk." Ravindra membukakan pintu mobilnya.
Akhirnya Gea dan Ravindra pulang bersama.
Kata teman-temannya, Ravindra orang yang dingin, cuek, bodo amatan. Tapi saat Ravindra bersama Gea, dia yang lebih dulu mengajak Gea berbicara, dia juga sering menunjukkan senyumnya kepada Gea, dan juga kadang tertawa saat melihat tingkah atau ulah Gea.
"Gea kenapa melamun, kayaknya kamu ketempelan hantu dah."
"Aku jadi takut." ucap Ravindra sambil terkekeh melihat Gea.
"Kamu hantunya." balas Gea.
Gea juga ikut tertawa karna ia melihat Ravindra tertawa.
Gea telah sampai di rumahnya.
"Kita udah sampai tuan putri Gea."
Gea melepas sabuk pengamannya.
"Apaan ih, manggil tuan putri segala."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA ADITHAMA
Short Story"Mengapa tuhan mengambil Ravindraku secepat itu." "Bisakah tuhan kembalikan Ravindra padaku." Terkadang waktu yang singkat memiliki kenangan yang terindah. Dan pada akhirnya kita berpisah juga.