Bab 2: pasrah.

34 27 8
                                    

Pagi ini menunjukan jam 08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini menunjukan jam 08.15,matahari sudah terbit namun ara belum juga bangun dari tempat tidurnya.

Ayah dan bunda yang sudah bangun sedari subuh pun tengah sarapan bersama."Bun ara masih tidur?" Tanya ayah pada bunda.

"Sepertinya begitu yah,kayak nya dia kecapek an,malam tadi habis mikir banyak banget" jawab bunda.

Ayah merasa heran dengan jawaban bunda,apa maksud dari ia mengatakan ara berfikir keras,memangnya apa yang ada dipikirkan putri nya itu."mikir apa dia bun sampek kesiangan begini?" Tanya ayah.

"Malam tadi waktu ayah udah tidur bunda bangun buat ambil minum ke dapur,terus bunda ga sengaja liat kamar ara yang lampunya masih hidup,bunda nguping sedikit apa yang ara lakukan,ternyata ara lagi mikirin keputusan ayah kemarin malam" jelas bunda.

"Owh,begitu,semoga dia ga ada niatan buat kabur ya bun,ayah tadi juga sudah menghubungi mas Ray,untuk mendaftarkan ara di pesantren beliau" ucap ayah.

"Iya yah,semoga nanti kalau ara sudah di pesantren ia bisa berubah menjadi lebih baik" tutur bunda yang di balasi anggukan kepala oleh ayah.

Ketika merek berdua tengah berbincang,sang topik utama dari perbincangan mereka pun muncul dari arah kamar.

Ayah yang melihat ara melangkah menuju meja makan pun spontan mengatakan."anak gadis jam segini  baru bangun,gimana kalau udah menikah nanti,ga bakal sarapan tuh suaminya kalo istrinya kesiangan begini".

Ara pun merasa tersindir oleh ucapan sang ayah. "Ayah apaan sih,siapa juga yang mau nikah" balas ara terhadap ucapan ayah.

"Jadi kamu ga ada niatan buat nikah gitu nantinya?" Ujar ayah yang balik bertanya.

"Ada sih tapi,bukan sekarang" jawab nya lagi.

"Udah-udah pagi-pagi ayah dan anak ini sudah adu mulut saja,ga baik bicara depan rezeki,ara ayo duduk nak,kita sarapan bareng-bareng" ujar bunda yang melerai perdebatan antara ayah dan anak itu.

Mereka pun sarapan bersama dengan hikmat tampa bicara dan hanya terdengar bunyi dentingan sendok dan piring.

Setelah selesai makan ayah pun membuka pembicaraan terlebih dahulu "Ara,setelah ini temui ayah di ruang kerja ayah" perintah ayah pada ara,yang hanya di balasi anggukan kepala.

Setelah itu ayah pun langsung meninggalkan meja makan,dan menuju ruang kerja nya.sedangkan ara masih melanjutkan sarapan nya.

Setelah selesai makan ara mengembalikan pikirin yang telah ia gunakan ke tempat cuci piring,untuk mencucinya.

"Kamu mau ngapain nak?" Tanya bunda.

"Ara cuci piring dulu bunda" jawab ara.

Bunda yang mendengar itu pun langsung menghampiri ara untuk mencegah nya."Sayang biar bunda yang cuci piring-pering nya,kamu segera temu in ayah di ruangannya,pasti dia udah nunggu kamu" ucap bunda.

HALLO! GUS TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang