02

1.6K 318 20
                                    

Vino benar-benar terpesona melihat wajah pria yang akan menjadi majikannya ini.

Perlahan wanita paruh baya didekat Vino menyentuh punggungnya, dia tersenyum lembut.
"Hampiri tuan muda dan perkenalkan diri mu"

"Ah baik" Vino berjalan mendekat begitu pula wanita ini, saat sudah berdiri cukup dekat tubuh Vino hanya setinggi dada pria ini.

'Di-dia tinggi dan wangi' batin Vino.

"Tuan muda, asisten pribadi Anda sudah datang.. dia akan mulai bekerja hari ini" ujar wanita paruh baya ini.

Vino menundukkan kepalanya sedikit.
"Selamat sore tuan muda, saya Albiarda Vino.. terima kasih sudah menerima saya di rumah Anda"

Tuan muda ini hanya diam, dia tidak bicara satu kata pun yang membuat Vino penasaran apakah dia juga tuli atau bisu ?

"Baik, saya akan meninggalkan kalian berdua karena mulai malam ini saya akan kembali ke rumah utama" ujar wanita ini.

"Eh apa ?! Tu-tugasnya bagaimana ?!" Vino jadi panik sendiri karena dia takut berbuat kesalahan.

"Oh, maafkan aku.. aku hampir lupa memberitahu mu" wanita ini membantu pria ini kembali duduk juga meminta ijin sebentar pada tuan muda untuk mengajari Vino, tuan muda hanya mengangguk.

Keduanya berjalan meninggalkan tuan muda sendirian, wanita ini menjelaskan beberapa hal terkait makanan dan kebiasaan tuan muda.

Dia juga memberitahu Vino kalau sebenarnya tuan muda baru saja kehilangan penglihatan 2 bulan yang lalu setelah 3 hari penuh tanpa tidur membaca banyak buku dan melihat layar tabletnya karena dia terobsesi menjadi dokter.

Saat bangun tidur, tuan muda sudah tidak bisa melihat apa-apa semua terlihat gelap. Mereka pikir tuan muda mengalami kebutaan sesaat efek dari mata lelah tapi nyatanya hingga saat ini dokter pun tidak berani mengambil tindakan atas kasus tuan muda ini.

Tuan muda mengalami depresi karena tidak bisa menerima kenyataan, itu sebabnya orang tua tuan muda memindahkannya ke tempat ini agar dia bisa tenang dan rileks menikmati udara serta sejuknya pepohonan.

Wanita ini menegaskan kalau tuan muda tidak gila, semua itu wajar saat seseorang yang terbiasa melihat dunia kini tak bisa melihatnya lagi.

"Walaupun beberapa orang tidak tahan padanya, mereka banyak memilih berhenti.. hoho, tapi karena keluarga mu punya hutang jadi bersabarlah" ucap wanita ini yang hanya mengukir senyum kaku dibibir Vino.

Wanita ini juga mengatakan kalau mata asli tuan muda sangat indah, berwarna hijau jambrut saat terkena pantulan sinar matahari saat dia masih bisa melihat.

"Baik, semua sudah ku jelaskan.. kamu harus membiasakan diri bersama tuan muda, masak lah sesuai komposisi yang dia mau dan atur suhu di bak mandinya agar tidak terlalu dingin atau panas.. paham ?"

"Iya, saya paham" jawab Vino.

"Ya, aku akan berpamitan dengan tuan muda dan akan pergi ke rumah utama.. kamu bisa memasukkan barang mu ke kamar ini sebelum menemuinya"

"Baik, terima kasih" Vino masuk ke dalam kamar yang sudah wanita ini persiapan untuknya, Vino menaruh barang-barangnya di dalam kamar lalu keluar lagi karena hari sudah sore dan tuan muda harus mandi.

Saat Vino melangkah menuju halaman belakang, dia bisa melihat tuan muda masih duduk di kursi.

Dia berjalan kearah tuan muda.
"Tuan, ini sudah waktunya Anda mandi.. mari saya bantu"

Vino meraih tangan tuan muda tapi tangannya langsung di tepis oleh pria ini yang membuat Vino sedikit terkejut.

Tuan muda meraih tongkatnya, dia berdiri lalu berjalan sendiri dengan cara memukul-mukul lantai seolah mencari jalan yang benar.

'Ya ampun, aku baru bekerja sudah mendapatkan perlakuan buruk' batin Vino.

Vino mengikuti tuan muda ini berjalan masuk ke rumah, tiba-tiba tuan muda berhenti berjalan lalu berbalik kearah Vino.

Vino menatap tuan muda ini.
'Apa dia membutuhkan sesuatu?' batin Vino.

Tuan muda ini menghela nafasnya berat.
"Pergilah kalau kamu ingin pergi"

Deg.

Vino meremas pelan bajunya saat mendengar suara berat tuan muda ini.

'Woah, su-suaranya.. bagus sekali' batin Vino.

"Aku tidak akan melarang mu kalau tidak sanggup karena aku memiliki keinginan yang tak akan sanggup kamu penuhi"

Vino semakin kuat meremas bajunya.
"Keinginan seperti apa tuan ? Saya akan berusaha"

Vino tidak mungkin pergi karena kalau dia pergi hutang ayahnya tidak akan lunas.

Tuan muda ini berjalan mendekat, tongkatnya menyentuh kaki Vino lalu tanpa aba-aba tuan muda menjatuhkan tongkatnya.

Kemudian menangkupkan kedua tangannya di wajah Vino, dia menarik wajah Vino lalu tanpa bicara mencium bibir Vino.

'Eh ?' Vino tidak tau apa yang tuan mudanya ini lakukan, otaknya masih memproses kejadian ini.

.
.

Bersambung ...

See the world for me (BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang