Vino bekerja 1 bulan bersama Arnold, dia sudah hafal semua kebiasaan Arnold. Tuan mudanya ini punya kebiasaan bersantai di taman belakang setiap jam 4 sore, tidak suka air yang dingin saat dia mandi, makanan kesukaannya sup herbal ayam.
Dan,
Saat mandi, Arnold suka menyentuh Vino tapi entah kenapa saat-saat seperti itulah yang Vino tunggu seolah dia merasa ketagihan dengan sentuhan Arnold di tubuhnya.
Tapi ada perubahan malam ini, saat ini mengantar Arnold ke kamar untuk tidur, Arnold menahan tangan Vino.
"Tetap disini Vino, tidur bersama ku"
Blush!
Kedua pipi Vino memerah."It-itu sangat tidak sopan tuan, bagaimana bisa aku tidur dengan Anda ?!"
Arnold terus menarik tangan Vino hingga akhirnya laki-laki muda ini terduduk di pangkuan Arnold. Arnold menyentuh punggung Vino, perlahan dia mendorong leher Vino lalu mencium bibir Vino.
"Mm.. " Vino meremas pelan baju dibagian bahu Arnold, ini kedua kalinya Arnold mencium Vino setelah 1 bulan dia bekerja.
"Hah... keluarkan lidah mu" ujar Arnold.
"Aa.. ~ Mmph" Vino menutup rapat matanya saat Arnold bermain dengan lidah Vino, tanpa Vino sadari tubuhnya sudah terbaring dibawah Arnold.
Ciuman Arnold terasa sangat candu bagi Vino, entahlah.. atau karena semua pengalaman pertamanya dia lakukan bersama Arnold dan semua itu terasa nikmat untuk Vino.
Tangan nakal Arnold bergerak masuk ke dalam baju Vino, dia menekan kedua nipple Vino.
"Mm..Mng! Ah-Hah.. Fuahh.. Ah! Ah!"
Arnold melepas ciuman mereka, dia ingin mendengar suara desahan Vino yang terdengar seksi di telinga Arnold.Di sela dia bermain dengan kedua nipple Vino, Arnold juga mengecup dan memberi kissmark tipis di leher Vino.
"Oh tuan! Hah-ah.. ah, ah!" Hanya dengan sentuhan seperti itu, tubuh Vino bereaksi sangat cepat.
Vino bahkan tidak sadar celananya sudah basah, Arnold tersenyum saat menyentuh milik Vino.
"Tubuh mu sangat sensitif Vino, lihat.." Arnold menarik celana Vino, p*nis Vino mengacung keluar.
Cairan kental itu sedikit demi sedikit menetes ke perut Vino.
"Ah.. tuan, sejak kapan.. hah, itu tidak mungkin" ujar Vino.Arnold mengeluarkan miliknya yang juga sudah menegang sama seperti Vino, dia mengoc*knya di dekat p*nis Vino.
"Kamu tau, kalau kita lakukan bersama.. rasanya sangat enak" ujar Arnold.
Perlahan tangan Vino bergerak menyentuh ujung p*nis Arnold yang berhasil membuat tuan muda ini mengerutkan alisnya.
Vino menatap sayu milik Arnold.
"Tuan.. ajari aku caranya, aku juga mau merasakan rasa enak itu"Arnold meraba tangan Vino, dia menuntun kedua tangan Vino untuk menggenggam p*nis mereka berdua.
"Oh.. " wajah Vino semakin memerah, rasa hangat dari milik Arnold semakin menambah rangsangan pada tubuh Vino.
"Genggam seperti itu lalu.. pijat perlahan naik dan turun"
"Oh! Ah.. hah, ah! Yaa.. ah, ini enak sekali..~" Tubuh Vino bergetar, dia tidak pernah menyangka saat dua p*nis disatukan seperti ini rasanya jauh lebih nikmat.
Belum 1 menit dia memijat p*nis mereka berdua, Vino sudah klimaks.
"Tidak...tidak! Ah!! Ah!!" Cairan kental itu keluar membasahi jari dan juga p*nis Arnold."Hah.. hah.. hah.. " Vino menatap kedua tangannya yang basah, dia tidak percaya bisa keluar sebanyak ini.
"Kita belum selesai" Arnold tiba-tiba merapatkan kedua kaki Vino, Vino tidak tau apa yang ingin Arnold lakukan tapi setelahnya, desahan langsung keluar dari mulut Vino ketika Arnold menyelipkan p*nisnya di sela paha dalam Vino yang dia rapatkan.
Rasa nikmat yang terus menerus dia terima membuat kepala Vino terasa berputar, dia tidak tau kalau s*x bisa senikmat ini padahal dia dulu anak yang tidak terlalu perduli pada hal seperti ini, Vino fokus pada belajarnya tapi sekarang dia merasa ketagihan terlebih lagi yang menyentuhnya adalah Arnold.
Setelah kegiatan panas itu, Vino tertidur di kasur Arnold. Saat pagi tiba, Vino terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menembus celah jendela kamar.
"Ah.. " Vino menatap wajah Arnold yang masih tertidur nyenyak sembari memeluk Vino.
" ..ini pertama kalinya aku melihat wajah tuan secara dekat, dia punya bulu mata yang panjang dan lentik" gumam Vino.
"Oh! Aku harus segera menyiapkan air mandinya.. baik, pelan-pelan.. jangan bangunkan tuan muda" Vino melepas tangan Arnold dari pinggangnya lalu perlahan turun dari ranjang Arnold, dia juga menutup pintu dengan pelan dengan niatan agar Arnold tidak bangun.
Setelah Vino pergi, perlahan Arnold membuka matanya. Senyuman juga terlihat menghiasi bibir Arnold karena sebenarnya, sejak tadi dia sudah bangun.
Arnold duduk lalu membuka jendela membiarkan angin masuk ke dalam kamarnya.
"Sepertinya... Aku mulai menyukai anak itu"
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
See the world for me (BL21+)
RomantikPutus sekolah sudah menjadi hal terburuk yang Vino hadapi tapi jauh lebih buruk lagi saat dia harus melunasi hutang orang tuanya dengan cara menjadi asisten pribadi seorang pria buta.