Seperti hari-hari biasa, Vino memandikan Arnold terlebih dahulu lalu menyiapkan sarapan.
Rutinitas yang terjadi saat mandi tak luput dari sentuhan fisik secara intens, entah Arnold yang menyentuh nipple atau p*nis Vino hingga membuat kaki laki-laki muda ini lemah.
Semua itu sudah menjadi kebiasaan yang terjadi selama Vino bekerja bersama Arnold dan Vino sudah terbiasa.
Selesai mandi, Vino menyajikan sarapan untuk mereka berdua.
"Ini enak" ujar Arnold.Rona merah muda tipis menghiasi kedua pipi Vino, dia merasa senang mendapat pujian dari Arnold.
"Apa yang kamu campur didalamnya?" Tanya Arnold.
"Sedikit ikan teri asin untuk oseng kacang panjangnya tuan, Anda suka?" Ujar Vino.
"Ya.. aku suka" jawaban Arnold semakin membuat hati Vino berbunga-bunga.
Keduanya makan dengan lahap, Vino juga mengantar Arnold ke wastafel untuk menggosok giginya. Hari biasanya memang Arnold bisa melakukan hal ini sendiri tapi kali ini Vino menawarkan diri.
Vino menggosok pelan gigi Arnold, sesekali jari Vino menyentuh bibir Arnold untuk membuka mulutnya.
Perlahan tangan Arnold terangkat menyentuh pinggang Vino, dia menatap Vino yang membuat Vino merasa benar-benar ditatap oleh mata itu padahal dia tau sendiri Arnold buta.
"A-ada apa tuan?" Tanya Vino gugup setelah dia selesai membersihkan gigi Arnold.
"Tentang apa?" Tanya Arnold.
"Entahlah, aku pun tidak mengerti" jawab Vino, dia bingung harus mengatakan apa terlebih dia takut menyinggung Arnold.
"Katakan" ujar Arnold mengintimidasi Vino, memaksanya untuk bicara.
"Itu.. itu.. " suara Vino bergetar.
"Katakan dengan jelas"
Vino menutup matanya menahan malu.
"Ijinkan aku memberi Anda blowj*b!"Keheningan langsung terasa, Arnold pun tidak menduga Vino akan meminta hal seperti itu.
"Ah, tidak..! Maksud saya-"
Zipp..
Deg!
Vino membuka matanya, dia bisa melihat Arnold menurunkan kancing celana lalu mendorong kepala Vino ke bawah.
"Lakukan" ujarnya.
"Ini yang kamu mau kan, jadi lakukan" Arnold semakin kuat menekan kepala Vino hingga akhirnya Vino berjongkok di kaki Arnold.
Arnold mendorong kepala Vino hingga wajahnya menyentuh p*nis Arnold.
"Aku belum sepenuhnya tegang, buat dia tegang Vino"
Vino menelan salivanya berat, dia meraih p*nis Arnold lalu perlahan mendorong masuk p*nis besar itu masuk ke dalam mulutnya.
'Mm! Be-besar.. ini tidak muat di dalam mulut ku!' batin Vino menjerit.
Arnold tersenyum atau lebih tepatnya seringai dibibirnya, Arnold menjambak rambut Vino hingga kepalanya mendongak ke atas.
"Lakukan dengan benar! Hah!" Arnold mendorong kasar miliknya hingga menyentuh rongga atas mulut Vino.
"Mmggg!!" Vino meremas kuat celana Arnold, air matanya mulai berjatuhan dan lagi sudut bibirnya lecet.
Sembari menahan kepala Vino, Arnold mulai menggerakkan pinggulnya maju dan mundur berulang kali hingga akhirnya dia berhasil klimaks.
Cairan kental itu tumpah di dalam mulut Vino bahkan sebagian lagi tak sengaja dia telan.
"Ah.. hah.. hah.. " Arnold menarik miliknya keluar, Vino langsung terbatuk-batuk terlebih lagi sudut bibirnya terasa sangat sakit.
Arnold menyibak rambutnya.
"Buka celana mu lalu menungging di kursi" perintah Arnold.Dengan sisa tenaganya, Vino merangkak, setengah badannya naik ke kursi lalu menuruti apa yang Arnold katakan yaitu menungging kearahnya.
"Aku.. sudah siap tuan" Vino membuka pahanya untuk Arnold masuki.
Arnold mendekat, dia meraba tubuh belakang Vino lalu kembali mendorong miliknya masuk di sela paha dalam Vino.
"Oh! Ah.. Ah! Ah.. tuan.. hah!" Vino meremas kuat ujung kursi, sensasi gesekan antara p*nisnya dan Arnold membuat Vino merasa terangsang.
Arnold memeluk tubuh Vino dari posisi belakang sembari tangannya memijat p*nis Vino yang terus mengeluarkan precumnya.
"Vino.. hah, kamu sudah sebasah ini.. apa terasa senikmat itu?" Tanya Arnold.
Vino menyentuh kedua tangan Arnold yang saat ini memegang dua area sensitif Vino, nipple dan p*nisnya.
"Iyaaahh!! Aah...lagii! Ah.. tuan! Ungg.. ini enak sekali!! Enak!!" Desahan Vino bergema di ruang makan, tanpa Vino sadari ternyata Arnold sudah menyusun rencana agar bisa benar-benar melakukan s*x dengan Vino.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
See the world for me (BL21+)
RomancePutus sekolah sudah menjadi hal terburuk yang Vino hadapi tapi jauh lebih buruk lagi saat dia harus melunasi hutang orang tuanya dengan cara menjadi asisten pribadi seorang pria buta.