Suasana pagi ini cukup sejuk, seorang pria dengan tinggi badan 175 cm tengah memarkirkan motor miliknya di depan sebuah bank ternama di Jakarta. Pria itu melepas jaket yang membalut tubuhnya, menyisakan kemeja putih dengan celana bahan warna hitam. Masih ditempat yang sama ia membuka jok motornya mengambil sebuah jas berwarna hitam yang ia lipat lalu menyimpan jaketnya dan membalut tubuhnya dengan jas hitam. Kakinya agak sedikit menekuk, ia memperhatikan rambutnya yang sudah rapi dari kaca spion. Pukul 07.02 WIB terlihat dari arloji yang melingkar di tangan kanan pria tersebut, sesekali manusia itu merapikan seragamnya. Sempurna.
" Selamat Pagi Pak Agus, sudah sarapan hari ini Pak? " Sapa pria gagah itu kepada rekan kerjanya yang berdiri didekat pintu masuk dengan setelan kemeja coklat muda dan celana bahan panjang coklat tua, tengah mengecek suhu tubuh dengan alat kecil yang diarahkan dibagian keningnya.
" Pagi Mas Dika, Alhamdulillah Mas sudah sarapan dirumah, Mas Dika sarapan dulu silahkan "
" Ini Pak ada cemilan buat Bapak "
" Oalah Mas Dika ini mesti tiap pagi bawain jajanan buat saya, makasih ya Mas ya. "
" Pak Agus ini kaya sama siapa aja to Pak "
*****
Jam dinding disebuah ruangan tempat Dika bekerja menunjukkan pukul 18.47 WIB. Ia menghembuskan nafasnya pelan, tangannya meraih sebuah botol air mineral dan meneguk isinya. Kedua tanganya memijit kening sebentar dan kembali melanjutkan pekerjaannya mengatur bukti kas Customer Service, heyy apakah kau pusing tuan??? tenang saja sebentar lagi tanggal gajian. Yaaa... sekitar tiga minggu kedepan, hanya tiga minggu sebentar bukan...?
Berberapa saat kemudian Dika merapikan barang-barang dimeja kerjanya dan bersiap-siap untuk pulang. Sesekali ia bercengkrama dan berbagi cerita dengan rekan kerjanya sebelum akhirnya kembali kerumah masing-masing. Dika memang orang yang ramah dengan siapapun jangankan rekan kerjanya Kang Cilok dipertigaan jalan dekat kosnya yang baru berjualan tiga hari saja bisa jadi bestie-nya bahkan ia pun sangat akrab dengan sapi peliharaan pamannya di desa, ia menyebutnya si blonteng. Dia memang se-ramah itu.
Dika melajukan motornya dijalan raya dengan normal sesekali menyalip mobil didepannya, menyalip bus, menyalip tronton dan yang terakhir menyalip pasangan muda mudi yang mana cewek yang dibonceng dijok belakang memeluk erat seseorang didepannya dan menyandarkan dagunya dipundak. Aaaah pemandangan apa ini, batinnya. Sopankah kalian menunjukkan itu didepan jomblowan yang menanti gajian tiga pekan kedepan ini...???
Dari kejauhan Dika melihat lampu lalu lintas itu menyala kuning yang artinya sebentar lagi akan menyala merah, ia tahu betul ditempat itu lampu merah menyala agak lama, ia membelokkan motornya ke salah satu mini market berlogo merah dengan logo semut. Pintu masuk terbuka secara otomatis, Pria itu langsung berjalan kearah kulkas yang berisi berbagai macam minuman kemasan. Tangan kekarnya itu meraih sebotol kopi kemasan. Ia lalu berjalan kearah etalase yang menjajakan berbagai makanan ringan. Ia mengambil sebungkus keripik jagung lalu berjalan menuju kasir untuk membayar.
Dika tak langsung pulang ke kosnya, ia duduk sebentar diteras mini market, meneguk kopi dan menikmati keripik jagung yang baru saja ia beli. Hal itu mengingatkannya ketika masih menjadi pengangguran beberapa tahun yang lalu, teras mini marketlah yang menjadi saksi betapa mumetnya dia melewati masa mengajukan amplop coklat dan menunggu panggilan interview. Menjadi pengangguran itu lumayan, lumayan bikin istighfar dan otak ngebul maksudnya.
Dika meneguk kopinya hingga habis kemudian berjalan ke arah tong sampah di sebelah kiri pintu masuk. Rencananya pulang nanti dia akan masak nasi dengan lauk tumis buncis campur tempe. Jadi ia tak selalu membeli di Warung Mbok Yem ataupun di Angkringan langganannya, sedikit menghemat pengeluaran bulanan. Ia sudah belanja sayur siang tadi, sekalian mencari makan. Lihat saja dia menggantung belanjaannya di body motor depan. Sudah seperti bapak-bapak rumah tangga kan...??
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa dan Karsa ( on going )
ChickLitKania Masayu Damara seorang gadis yang begitu mendambakan sosok pria dewasa dan usia yang jauh lebih tua darinya. Setelah penantian panjangnya akhirnya ia dipertemukan dengan seseorang yang dia idamkan. Ya, dia adalah Mahardika Ramananda. Namun disi...