Awal Eksplorasi

0 0 0
                                    

Hari kedua dimulai dengan semangat yang tinggi. Setelah sarapan sederhana, mereka bersiap-siap untuk menjelajahi hutan. Alana memimpin kelompok dengan peta dan kompas di tangannya.

“Kita akan mengikuti jalur ini,

ujarnya, menunjuk pada peta.

“Jika kita terus berjalan ke arah utara, kita akan menemukan danau yang indah. Menurut koran, itu adalah tempat yang sering dikunjungi para pengembara.

“Bagus, ayo berangkat!”

Bara berteriak, melompat ke depan dengan penuh semangat.

Saat mereka berjalan, suara-suara hutan mengelilingi mereka; kicauan burung, desiran angin, dan gemericik air dari sungai kecil di dekatnya. Namun, seiring waktu berlalu, suasana ceria mulai memudar ketika mereka tersesat.

“Eh, sepertinya kita sudah terlalu jauh dari jalur

Mei berkata, menatap sekeliling dengan khawatir.

“Ini semua salah peta ini,”

Theo menjawab, mengguncang peta yang sudah berlipat-lipat.

“Jangan panik. Kita hanya perlu menemukan jalan kembali,”

Alana mencoba menenangkan teman-temannya, tetapi dalam hati, dia juga merasa cemas.

Ketika mereka berbalik untuk mencari jalan kembali, suara gemuruh terdengar dari arah semak-semak. Mereka semua terdiam, mendengar suara itu semakin mendekat. Alana merasakan detak jantungnya meningkat.

“Siapa itu?

tanya Lily, matanya membesar.

Sebelum mereka bisa menjawab, seekor rusa melompat keluar dari semak-semak, membuat mereka semua terkejut. Mereka tertawa, merasa bodoh karena ketakutan, tetapi ketegangan tetap menyelimuti.

“Baiklah, mari kita cari jalan pulang sebelum kita semakin jauh,”

Theo berkata, berusaha mengembalikan semangat kelompok.

Saat mereka melanjutkan perjalanan, hutan semakin gelap, dan suara-suara di sekitarnya mulai terasa lebih mencekam. Bayangan-bayangan seolah bergerak di antara pepohonan, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Alana merasakan tatapan tajam dari kegelapan, seolah ada yang mengikuti mereka.

Di Balik Bayang-Bayang HutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang