1

714 110 11
                                    

Ashel menatap sedih adik nya yg terbaring lemah diranjang rumah sakit. Gadis kecil bernama callie yg baru berusia 12 tahun itu mengidap tumor otak yg sangat berbahaya, sudah satu minggu callie dirawat tapi belum ada perkembangan apa pun.

Dokter sudah menyarankan untuk segera melakukan operasi, namun ashel belum menyanggupi nya karena terkendala uang, sedangkan BPJS yg ia punya tidak dapat mengcover seluruh biaya pengobatan nya.

Ashelina Leandra, gadis berusia 21 tahun itu harus menanggung semua beban nya sendiri karena ia hanya hidup berdua dengan adik nya. Kedua orang tua nya telah meninggal akibat virus pandemi yg terjadi beberapa tahun lalu, namun kemalangan nasib nya tidak sampai disitu ketika minggu lalu adik nya masuk rumah sakit akibat penyakit ganas yg diderita nya itu.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari nya, ashel hanya bekerja sampingan sebagai pelayan di sebuah club malam, sulit nya pekerjaan membuat ashel terpaksa bekerja disitu. Ditambah juga dia masih menjadi seorang mahasiswa, untung nya biaya kuliah nya bisa dia atasi dengan beasiswa berkat kecerdasan yg ia miliki.

Namun kali ini ashel harus memutar otak lebih keras lagi untuk mencari uang tambahan sebesar 90 juta dalam waktu satu minggu agar callie bisa secepat nya mendapatkan penanganan medis, sedangkan gaji nya sebagai pelayan hanya dua juta perbulan.

"Kakak usahain akan secepat nya mendapatkan uang itu demi kamu, kamu harus kuat yah sayang." lirih nya dengan suara bergetar, ashel mencium lembut kening adik nya sebelum keluar dari ruangan itu karena ia harus pergi bekerja.

*****

Sejak adik nya masuk rumah sakit, ashel menjadi sedikit tidak fokus dalam bekerja, tak jarang ia mengantarkan pesanan ke meja yg salah, tak jarang juga ia mendapatkan protes bahkan cacian dari para tamu yg mayoritas orang kaya itu. Hal itu pun tak luput dari penglihatan rekan kerja nya yg bernama kathrin.

"Ashel." panggil kathrin menghampiri ketika ashel sedang melamun disudut kabinet meja bartender. "Gimana keadaan adek lo?" tanya nya setelah ikut duduk disamping ashel.

"Belum ada tindakan dari dokter kath, gue harus melunasi dulu biaya nya biar callie bisa secepat nya ditangani." ashel melipat kedua tangan nya dimeja lalu menyandarkan kepala nya disitu.

Kathrin menatap ashel dengan sendu sambil mengusap punggung nya, tak jarang juga kathrin melihat ashel sedang menangis didapur akhir akhir ini.

"Gue harus gimana kath? Waktu gue tinggal seminggu lagi, dari mana gue dapet uang sebanyak itu dengan cepat." kata ashel merasa frustasi.

"Gue gak punya uang sebanyak itu shel." ucap kathrin, mengingat dia juga sebagai perantau disini.

"Iya gue tau, gue gak minta uang dari lo. Bantu gue gimana cara nya dapetin uang itu secepat nya, gue takut kehilangan callie kath."

Kathrin nampak berpikir keras untuk membantu ashel, namun fokus nya terbagi ketika ada seorang pria datang menghampiri nya sambil tersenyum.

"Hai cantik, aku tunggu diatas yah." ujar pria tersebut, kathrin langsung mengangguk cepat pada pria yg sekarang sedang menaiki tangga menuju ruangan VVIP.

Ashel menegakan lagi tubuh nya lalu menatap kathrin. "Pacar lo?"

Kathrin tersenyum kikuk sambil menggaruk kepala nya yg tidak gatal. "Pelanggan gue."

Ashel hanya mengangguk karena mengerti jika pekerjaan kathrin sebagai pelayan plus plus di club ini. "Andai gue nemu uang sekoper dijalan, gue gak bakal pusing kaya gini." gumam ashel pelan yg sedang meratapi hidup nya.

Seketika kathrin mendapatkan sebuah ide, ia memegang tangan ashel untuk menghadap nya. "Lo masih virgin kan shel?"

"Hah?" ashel mengerutkan kening nya, pertanyaan konyol macam apa itu.

SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang