{9}~waktu bersama rey🩵~

105 66 19
                                    

Balik lagi nih, tidak lupa mengingatkan untuk vote terlebih dahulu ya manteman, jangan lupa, cus abis itu baca.

Bantu ramaikan dan follow akun aku yuk, follback, feedback ? Silahkan kirim pesan.

Makasih beb😘.

Axel keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar, lalu ia berjalan menuju tempat tidurnya, menyingkap selimut dan mendapati bercak darah di spreinya.

"Gila lo xel, brengsek bener lo merawanin anak orang" mengatai dirinya sendiri.

Menggelenkan kepala tak percaya dengan dirinya sendiri, pikirannya melayang, memikirkan hal sesuatu yang mungkin terjadi.

"Impossible, cuman sekali gak akan jadi" ucap axel, memcoba menenangkan pikirannya yang bergerilya kemana mana.

Axel berniat bolos hari ini, sedang malas bertemu dengan orang orang termasuk teman temanya.

♧♧♧♧

Kristal terduduk di kasurnya, air matanya tak mau berhenti mengalir, " ihhh, kesel gue, bunda, kristal udah kotor, kristal gak bisa jaga diri, maafin kristal bunda, maafin kristal abang, ayah" ucap kristal, sejak tadi mulutnya tak berhenti meracau, terlalu kesal dia dengan keadaannya saat ini.

"Bunda, kris mau sama bunda aja" ucap kristal, menangis tersedu sedu.

Terlalu lelah menangis sejak tadi, membuat mata kristal memberat, dan berakhir menutup mata dengan rapat mencoba merilex pikiran nya, dengan mengistirahatkan otaknya.

Sudah 2 hari berlalu, dan selama itu pula ia membolos sekolah, dan akhirnya hari ini ia akan berangkat sekolah.

Untuk sekedar bertemu dengan teman temanya saja ia takut, "kris" panggil jihan dan acha, berlari menghampiri kristal.

"Gue kangen banget tau, dari 2 hari yang lalu lo gak ada kabar, kita khawatir, jadi niatnya pulang dari sekolah nanti kita kerumah lo, eh ternyata udah sekolah" ucap jihan.

Kristal tersenyum sendu, menatap jihan dan acha, ia merasa tak pantas lagi berteman dengan 2 gadis itu.

Ia pasti sudah membuat jihan dan acha kecewa, ia tak ingin mereka mengetahui keadaannya.

"Kris" acha melambaikan tangannya di depan wajah kristal.

"Eh iya"ucap kristal tersadar dari lamunanya.

"There is a problem?" tanya jihan menatap kristal serius.

"Nothing, udah ayo ke kelas" ucap kristal, mengalihkan pembicaraan, agar jihan tak bertanya lebih, dan berakhir bisa saja ia mengatakan masalahnya tanpa sadar.

Di sepanjang pelajaran, kristal tak pernah fokus ke materi, pikirannya melayang memikirkan masa depannya, bagaimana ia jika sudah menikah, kasihan sekali suaminya sudah bukan yang pertama, bagaimana benih itu tumbuh?, lalu jika benar benar tumbuh, bagaimana ia membicarakan pada keluarganya, ah kepalanya terlalu pusing memikirkan segala kemungkinan yang bisa membuatnya setres.

Sedang asyik bergulat dalam pikiran, jihan menyentuh tangannya, "kris, lo di panggil tau" ucap jihan.

Kristal seketika tersadar dari lamunanya, menatap pak agus selaku guru biologi,"kristal apa kamu sakit?" Tanya pak agus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

about kristalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang