•••
Ballroom salah hotel bintang lima penuh sesak karena sedang berlangsungnya pernikahan antara seorang pengusaha Xavier Airways yang akan terjun ke politik dengan rektor salah satu universitas swasta ternama. Meski menjadi pernikahan kali kedua bagi keduanya, tak membuat mereka berfikir untuk melakukan intimate party karena mereka ingin menampilkan citra baik dan menaikkan nama mereka.
Robert Xavier berdiri gagah didampingi oleh putra tunggalnya sedangkan Helena sang istri berdampingan dengan kedua putra dan putri sematawayangnya saat melakukan foto pertama sebagai keluarga dengan anggota lengkap.
Acara berlangsung sampai malam hari, Alana Saviella Danendra yang belum bisa menerima pernikahan ibunya menepi dari keramaian sambil membawa sebotol wine dan meneguknya. Matanya yang berkaca kaca menatap nanar ibunya dengan mesra menggandeng tangan ayah barunya. Ketika alkohol mulai memberikan efek pada tubuhnya, Alana berjalan sempoyongan menuju kamar hotel untuknya.
Karena sedang tidak sepenuhnya sadar ketika melihat salah satu pintu kamar terbuka sedikit, tanpa pikir panjang gadis itu memasuki kamar dengan fasilitas serba mewah, tubuhnya terpental di atas ranjang berukuran king size ketika ia dengan keras menidurkan dirinya dengan keras.
Lalu tubuhnya bergerak gelisah ketika merasakan pakaian yang mengganggu tidurnya. Jari lentiknya membuka kancing kebayanya, setelah terlepas semua dengan gusar dan tak sabaran Alana membuka kebaya dan roknya dan dibiarkan berceceran di bawah lantai, saat ini tubuhnya hanya memakai celana dalam hitam dan bra dengan warna senada, memamerkan lekuk tubuh dengan kulit putih bersihnya.
Alkohol membuatnya melupakan segalanya termasuk akal sehatnya, dan ia tidak pernah menyangka karena kesenangan sesaat ini membuat hidupnya berubah. Suara knop pintu tertutup menandakan seseorang masuk kedalam kamar hotel itu, Maxime sampai menjatuhkan ponselnya ketika melihat pemandangan dimana seorang gadis tengah terlentang di atas ranjangnya.
"What the fuck"
Alana mendengar ucapan itu, samar ia melihat sosok pria dengan tubuh tinggi tegap berdiri menatapnya. Saat ini Alana tak ubahnya seperti seorang jalang yang siap memuaskan tuannya, Maxime menggeram menahan hasratnya untuk tidak menerkam saudari tirinya ketika gadis itu perlahan berjalan mendekatinya dan memeluk tubuhnya dengan erat.
"Uhh, kau sangat keras" ucap Alana saat meraba dada bidang, lalu memukul kecil dada itu lalu perlahan turun pada perut dengan otot yang tebentuk sempurna.
"Keluar dari kamarku"
"Ini kamarku" rengek Alana menatap wajah pria yang tak ia kenali, perlahan jari lentiknya mengelus rahang tegas pria itu, tatapan keduanya bertemu.
Alana meraih kedua pipi pria dihadapannya lalu berjinjit untuk menyamakan tinggi, dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengecup bibir pria didepannya. Menerima kecupan itu, Maxime balas melumat dengan lumatan kasar dan penuh gairah, tanpa melepas lumatan itu Maxime menidurkan Alana diatas ranjangnya menindih tubuh ramping Alana, Alana membuka diri dengan melebarkan kakinya mengapit tubuh Maxime dan melingkarkan kedua tangannya pada leher pria yang sedang melumat bibirnya dengan brutal.
"What should i do hm?" gumam Maxime saat ciuman mereka terlepas.
•••