Di pagi hari di kediaman keluarga Natio, Gracia, ibu dari Rai dan Callie, sudah sibuk membangunkan anak bungsunya. "Dek, bangun, sudah jam 6 loh! Nanti nggak sempat sarapan lagi seperti kemarin, buruan," serunya dari luar kamar Rai. Ia kemudian meminta Callie, kakak Rai, untuk membantu.
"Kak, tolong bangunin adikmu ya, nanti dia telat," ucap Gracia sambil menyiapkan sarapan.
Callie, yang sedang bersiap berangkat, hanya mendengus. "Mah, adek itu kalau dibangunin susah banget, aku udah mau dijemput Gabriel ini," jawabnya sambil mengambil tas.
Gracia menghela napas panjang. "Ya sudah, biar papahmu saja yang bangunin," kata Gracia menyerah. Sean, suaminya, yang sedang duduk di ruang keluarga, mendengar percakapan tersebut dan langsung menuju kamar Rai.
"Dek, bangun! Sudah kelas 3 SMA, masih aja kebo. Papah sita ya Kawasaki kamu kalau nggak bangun," ucap Sean dengan nada mengancam.
Mendengar ancaman tersebut, Rai langsung bangun dengan senyum tengil di wajahnya. "Males sekolah, Pah. Lagian, mau lulus juga," jawab Rai dengan nada menggoda.
Sean tertawa kecil. "Oh, gitu? Kalau begitu, papah nggak kasih uang jajan ya."
"Enggak, Pah, canda. Jangan serius amat," balas Rai cepat-cepat sambil meraih seragamnya. "Ya sudah, gih mandi, kakakmu sudah mau berangkat sama pacarnya tuh," ucap Sean sebelum meninggalkan kamar Rai.
Setelah mandi dan mengenakan seragam, Rai bergegas ke meja makan dan mulai menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh Gracia. "Tuh kan, apa mamah bilang. Selalu saja kamu kalau sarapan buru-buru. Lihat kakakmu tuh, bangun pagi, berangkatnya nggak buru-buru," ceramah Gracia.
Rai hanya tersenyum malu. "Iya, Mah, maaf," jawabnya dengan wajah memelas.
"Basi! Kalau kamu nggak terbiasa bangun pagi, jangan harap ada ngidol-ngidol lagi," balas Gracia.
"Iya, aku usahakan," sahut Rai dengan nada meyakinkan. Gracia hanya bisa menghela napas, menyerah melihat wajah memelas si bungsu. "Ya sudah, berangkat gih, kakakmu sama Gabriel sudah nungguin dari tadi."
Rai pun pamit kepada orang tuanya, lalu berjalan ke garasi untuk mengambil motornya. Saat keluar dari garasi, Gabriel dan Callie sudah menunggunya di motor masing-masing. "Lama banget lu!" seru Gabriel sambil memutar gas motornya.
"Biarin," jawab Rai santai
Motor Rai kawasaki w175
Setelah memastikan semuanya siap, mereka bertiga pun meluncur ke sekolah dengan motor masing-masing.
Di sekolah, waktu istirahat tiba. Rai, Gabriel, Mando, dan Lion berkumpul di halaman belakang sekolah. "Guys, habis sekolah kalian free nggak?" tanya Rai penuh semangat.
Gabriel yang duduk bersandar pada pagar langsung menjawab, "Gue mau ngedate sama kakak lu."
"Kalau gue sih iya," sahut Mando.
"Kenapa emang?" Lion menyambut pertanyaan Rai.
Rai mengeluarkan tiket dari saku jaketnya dan menunjukkannya kepada teman-temannya. "Gue ada tiket Pestapora nih. Gas nggak?"
Mando langsung merespon antusias. "Lumayan tuh, guest star-nya banyak. Ini H-berapa sih?" tanyanya.
"H-2 ada JKT48, hehe," jawab Rai sambil mengangkat alis.
"Yah, si anjing ngidol nggak seru, ah," ledek Lion.
"Tau tuh, jamet," Gabriel ikut-ikutan mengejek.
Rai cemberut sambil menunjuk ke arah Mando dan Lion. "Dih, tai! Ada Changcuters sama Dewa 19 setelah Jeketi, nggak mau?" tantangnya.
Mando langsung berubah sikap. "Eh, boleh tuh. Gue ikut dong," katanya bersemangat.
"Lu gimana, Lion?" tanya Rai lagi.
"Hmm, boleh deh. Si Lyn katanya juga lagi girls' night out," jawab Lion, akhirnya setuju.
"Lu serius nggak mau ikut, El? Gue ada tiket buat lu sama kakak gue," tawar Rai kepada Gabriel.
"Ya udah, boleh deh, sekalian concert date, ahay!" balas Gabriel bercanda.
Rai tertawa dan menggelengkan kepala. "Najis lu. Gue nyesel ngerestuin lu pacaran sama kakak gue," ujarnya.
Gabriel langsung membalas dengan nada menggoda. "Lu juga ya, wota: hama!"
Rai mendengus. "Dih, anjing, gue FJKT bos, bukan wota!"
Mando kemudian menengahi, "Udah, lu berdua. Sama-sama jamet malah adu bacot."
Lion mengangguk setuju. "Iya tuh, malah kayak bocah rebutan mainan aja," katanya. Mereka semua tertawa bersama.
Setelah menyepakati untuk bertemu di parkiran JIS agar bisa pakai gelang tiket dan ID card sebelum masuk venue, mereka semua melanjutkan aktivitas masing-masing sampai bel akhir berbunyi.
Hari Pestapora tiba, dan mereka sudah berkumpul di parkiran JIS. Gabriel dan Callie sudah menunggu sambil duduk di motor mereka, sementara Rai sibuk memeriksa kameranya untuk memastikan semua siap. "Duh, mana Mando sama Lion nih, keburu Bernadya main," keluh Callie.
"Nggak tahu nih mereka di mana," jawab Gabriel sambil mengirim pesan kepada Mando.
Ketika Rai mau menelepon, Mando dan Lion akhirnya tiba dengan motor masing-masing. "Nah, udah tuh mereka," kata Rai sambil menghela napas lega.
Setelah memastikan semua tiket dan ID card sudah dipakai, mereka pun memasuki venue bersama-sama.
Di dalam venue, Gabriel dan Callie berpisah untuk menonton Bernadya, sementara Rai, Mando, dan Lion berjalan menuju area panggung JKT48. Meskipun Mando dan Lion agak terpaksa mengikuti Rai, mereka tidak terlalu keberatan karena tahu akan ada Changcuters setelahnya.
"Eh, ke backstage dulu yuk. Temen papah gue tadi abis perform," kata Rai tiba-tiba.
"Kita bisa ke backstage?" tanya Lion, tampak kaget.
"Lah, emangnya lu nggak tau kalau ID card ini buat backstage juga?" jawab Rai sambil tertawa.
"Goblok," cibir Mando.
"Ya udah, nggak usah ngegas. Gue kan nggak tau," balas Lion.
Mereka bertiga menuju tenda tempat teman ayah Rai berkumpul di belakang panggung. Setelah ngobrol sebentar dengan temannya, Rai pamit dan keluar dari tenda. Namun, saat berjalan menuju pintu keluar, pandangannya tertumbuk pada seseorang yang tidak asing: Lulu. Ia sedang merapikan pakaian bersama anggota lainnya.
Rai dan Lulu saling bertatapan. Mata mereka terkunci sesaat. Lulu yang mengenakan seragam panggung terlihat anggun dan profesional. Ada senyum tipis yang menghiasi wajahnya, sementara Rai hanya bisa terpaku.
To be continued
Gmn guys? Sorry ya soal nya masih agak new di au,tolong kritik dan saran nya yaa thank you for reading my auu jangan lupa vote dan like