chapter 4

20 8 0
                                    


Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh keluarga Caldwell.
Anniversary ke 65 tahun berdirinya Caldwell Group yang rutin di adakan satu tahun sekali. Di selengarakan di salah satu Ballroom hotel ternama, Ellan selaku Direktur utama menggundang banyak sekali tamu dari berbagai kalangan bisnis.

Acara hari jadi perusahaan dimulai semua Dewan Komisaris, keluarga, Mitra bisnis, Client dan para tamu undangan sudah duduk pada tempatnya masing-masing. Acara pun dimulai, dibuka oleh Master of Ceremony yang bertugas mengaturnya jalannya acara, kemudian dilanjut oleh kata sambutan yang dilakukan oleh Ellan Dominic Caldwell selaku Direktur utama Caldwell Group.

Ellan memperkenalkan Aric kepada semua tamu undangan yang hadir. Ia mengatakan jika Aric adalah penerus yang akan mengantikannya kelak.
Aric pun memperkenalkan dirinya kepada para tamu undangan.

Caldwell Group adalah perusahaan turun temurun yang di awali oleh Thomas Dominic Caldwell ia adalah ayah dari Ellan yang kini sudah tiada.  digantikan oleh Ellan selaku anak semata wayang Thomas. Caldwell Group dijuluki sang raja bisnis oleh para pembisnis diluaran sana karena menjadi salah satu perusahaan teratas di negaranya.

Adam Diratama selaku pendiri sekaligus pemilik Revelation Group hadir di acara penting Mitra Bisnisnya itu, berbeda dengan Caldwell Group yang turun temurun.
Revelation Group adalah perusahaan yang Adam kelola sendiri. Memulai bisnisnya dari nol. Ketika Adam masih muda ia mendapatkan hadiah sebuah perusahaan dari kedua orang tuanya karena berhasil menyelamatkan bisnis mereka dari ancaman kebangkrutan.

Adam di bebaskan akan mendirikan serta menjalankan perusahaannya di bidang apapun oleh orang tuanya, namun siapa sangka kini Revelation Group berhasil menjadi perusahaan teratas, tidak kalah saing dengan sang raja bisnis Caldwell Group.
Adam datang bersama istri dan kedua anaknya, Arvin Diratama dan Nafisya Diratama. Nafisya hadir menggunakan Dress keluaran terbaru dari salah satu brand ternama dunia. Banyak pasang mata menatap kagum dirinya, para tamu yang hadir bahkan tidak menyangka jika putri dari keluarga Diratama begitu mempesona jika dilihat secara langsung.

"Pah, om Erros dimana duduknya" ucap Nafisya sambil melihat-lihat sekelilingnya

"Mereka berhalangan hadir sayang, katanya Melody lagi sakit"

"Hah seriusan pah ? Kok kak Melody gak ngabarin aku"

Nafisya mengambil ponselnya hendak menelepon Melody.

Tuuuttt... tuuuttt....

"Hallo kak"

"Iya sya"

"Kata papa kakak sakit kok gak kasih tau aku sih kak padahal kita semaleman chatingan kan kak" 

"Semalem emang kakak gak sakit sya, tiba-tiba bangun pagi ini badan kakak demam, cuman demam biasa kok sya kayanya kecapean aja lusa juga pasti sembuk kok"

"Kakak banyakin istirahat yah kak jangan lupa di minum obatnya kak nanti fisya setelah acara ini selesai fisya ke sana yah"

"Kakak tunggu ya sya, yaudah kakak matiin teleponnya yah kayanya efek obatnya udah mulai bekerja nih"

"Yaud...a..."

Namun sayang belum sempat ia melanjutkan ucapannya, ponsel Nafisya diambil begitu saja oleh Arvin.

"Syuuutttt nanti lagi telponannya"

"YAAAAAH KAKAK BELUM SELESAI"

"Syuuut hey gak boleh teriak-teriak"

Arvin memasukan ponsel adiknya itu ke saku jasnya.

"Papa liat kakak jahat"

Adam dan Iris hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya.

You Were Beautiful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang