Hari-hari berlalu dengan cepat sejak aku mulai bekerja di rumah ini, dan aku merasa semakin nyaman di dekat Pak Yayan. Setiap hari, rutinitas kami berlanjut seperti biasa. Aku membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan membantu Pak Yayan menyiapkan makanan. Meski begitu, perasaanku terhadap Pak Yayan semakin tak terbendung. Kehadirannya yang selalu menyita perhatianku, ditambah dengan fisiknya yang begitu sempurna, membuat setiap detik bersamanya menjadi saat-saat yang sulit untuk kulepaskan dari pikiran.
Bu Rina, istrinya, hanya datang saat weekend, dan Pak Yayan pun sesekali pergi berkunjung ke rumah mertuanya. Namun ada hari-hari di mana Pak Yayan memilih tinggal di rumah, dan saat itulah aku merasa sangat dekat dengannya. Pagi itu adalah salah satunya. Bu Rina tidak datang, dan Pak Yayan memutuskan untuk tidak pergi. Suasana rumah terasa sunyi, hanya ada aku dan Pak Yayan.
Aku baru saja selesai mencuci piring ketika, dari jendela dapur, aku melihat Pak Yayan di halaman belakang. Halaman belakang rumah ini cukup luas kurang lebih seluas lapangan tenis dengan alas yang sudah cor-cor an beton. Halaman belakang ditutupi tembok batako setinggi kurang lebih 3 meter yang mengelilinginya dan satu pintu yang terhubung dengan gang yang melewati belakang rumah. Aku sering menghabiskan waktuku di sana karena memang kamarku letaknya di belakang dan sangat dekat dengan tempat ini. Di halaman belakang ini juga sebagai tempatku menjemur pakaian yang telah dicuci. Jika kalian berpikir halaman belakang ini panas, kalian benar, tapi aku mau pembelaan, yaitu beberapa area di halaman belakang ini juga dipasangi kanopi dan jaring-jaring penghalau sinar matahari sehingga tidak terlalu panas. Dan disitulah tempatku sering melamun jika sudah tidak ada pekerjaan dan jenuh memainkan handphone.
Lanjut ke aktivitas Pak Yayan. Saat itu Pak Yayan tidak mengenakan atasan dan hanya menggunakan celana training olahraganya. Baru kali ini aku melihatnya telanjang dada karena sebelumnya beliau selalu menggunakan atasan walaupun hanya kaos tanpa lengan. Tampaklah tubuh indah yang sangat ku puja. Akhirnya aku dapat melihatnya walau tentu saja aku hanya bisa memandangnya dari jendela dapur yang langsung terhubung ke halaman belakang.
Ternyata tubuh Pak Yayan benar-benar indah sesuai dugaanku. Saat itu tubuhnya dibanjiri keringat yang membuatnya makin mengkilap indah. Aku sangat suka dengan dadanya yang besar dan menggembung itu. Dadanya sungguh berotot dan dihiasi puting coklat kehitaman yang areolanya cukup besar. Bahkan batas antara kedua dadanya terlihat tegas dan sexy. Di bawah dadanya nampak pahatan perut yang rata dengan sixpack yang terlihat sangat jelas. Turun lagi ke bawah adalah tonjolan besarnya yang menjadi kebanggaannya. Otot pahanya juga menggembung cukup besar dan kokoh. Tubuhnya sudah sebanding dengan binaraga profesional ditunjang dengan wajah tampan dan kumis tipisnya yang menambah penampilannya.
Pak Yayan memulai rutinitas olahraganya dengan melakukan pull-up di bar yang ada di halaman belakang. Tubuhnya yang telanjang dada, penuh dengan otot yang tertata rapi, mengkilap karena keringat. Setiap kali dia mengangkat tubuhnya, otot-otot punggung dan dadanya tampak begitu jelas, seolah-olah dirancang sempurna. Nafasku tercekat. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya.
Setelah selesai dengan pull-up, dia melanjutkan dengan dumbbell. Kali ini, dia duduk di bangku kecil, menggenggam dumbbell dengan berat yang terlihat sangat mudah baginya, meski aku tahu itu pasti berat. Otot-otot bisepnya menegang setiap kali dia mengangkat beban, sementara dada dan perutnya terlihat kokoh, dengan six-pack yang jelas tergambar di bawah kulitnya. Aku menggigit bibir bawahku, berusaha menahan pikiran yang semakin liar. Ada sesuatu tentang caranya berolahraga yang membuatku semakin terpesona. Dia tampak begitu kuat, maskulin, dan penuh kharisma.
Aku berpikir, "Kenapa Pak Yayan tidak jadi model saja? Dengan tubuh dan wajah setampan itu, dia pasti akan sukses besar." Namun, aku segera menyadari bahwa ini bukan saatnya untuk melamun. Aku harus melanjutkan pekerjaanku, jadi aku memutuskan untuk menjemur pakaian di halaman belakang. Meskipun aku tahu alasanku hanya untuk bisa lebih dekat dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/377851770-288-k995211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikanku Sempurna
RomanceDisclaimer dulu cerita ini untuk dewasa ya, dan yang masih dibawah umur dosa ditanggung sendiri ya. Oiya Inspirasi cerita ini juga kudapatkan dari sebuah cerita one-shoot di internet yang benar-benar membuatku kagum dan membawaku benar-benar masuk k...