【 O1 】

151 30 0
                                    

Suku Putra-Putri Gema merupakan tempat yang dihuni oleh sebagian penambang yang mahir dalam menemukan batu terbaik untuk ditempa dan diproses sebagai alat sehari-hari atau bahkan senjata. Tak hanya jago menambang, faktanya orang-orang suku Putra-Putri Gema ini sangat menyukai hal yang berbau tarian dan musik. Maka dari itu sebagian besar dari mereka bisa melakukan suatu tarian yang mengundang orang untuk menari bersama-sama.

Dan karena itu pula, (Name) yang merupakan salah satu gadis dari suku Putra-Putri Gema ini tak begitu mahir dalam hal panjat-memanjat. Bahkan pohon yang tingginya hanya dua kaki orang dewasa akan membuatnya takut lebih dulu apabila disuruh untuk menaiki pohon tersebut.

Hari ini ayahnya memberi sebuah tanggung jawab padanya. Karena keseluruhan dari anggota di keluarga (Name) punya pekerjaan masing-masing, maka sebagai orang yang luang waktunya, sang ayah memberi amanat ini pada anak gadisnya.

Tugasnya ini berupa mengecat ulang bagian luar atap rumah dan pintu depan mereka.

Cukup berbahaya bagi seorang gadis seusianya memang. Tapi karena (Name) tahu harus memanggil siapa untuk membantunya, dia tetap menerima permintaan dari ayahnya ini yang meminta dengan tulus dan nampak sangat mengandalkan anak gadisnya itu.

Karena itulah salah satu pemuda dari suku Tirai Daun berada di rumahnya sekarang. Terlihat akan siap untuk mengerjakan tugas yang dimintai tolong oleh (Name).

"Kinich, cat dan kuasnya sudah aku siapkan di meja yang ada banyak crystal beetle-nya, kalau kamu mau mulai silakan ambil alatnya di sana, ya." (Name) buka suara begitu melihat Kinich yang tengah melepas sarung tangannya.

"Beraninya kau menyuruh Yang Mulia Raja Naga K'uhul Ajaw untuk bekerja di tengah hari yang panas begini! setidaknya tundukkan kepalamu dan memohon dengan tulus!" Seekor saurian berwarna hijau dengan grafik pixel muncul dengan tiba-tiba di pertengahan antara seorang pemuda bernama Kinich dan (Name). Racauannya selalu berhasil buat sang gadis ingin hilangkan kemampuan pendengarannya untuk sementara.

Pandangan sang gadis ia buat jadi sepenuhnya menghadap Ajaw—saurian hijau yang sempat menggerutu terang-terangan. "Aku tidak menyuruh tapi meminta tolong. Lagi pula aku tidak minta tolong padamu, tapi pada Kinich," timpal (Name) dengan nada suara yang normal. Dia sudah biasa menghadapi Ajaw dengan sifat angkuh dan pemarahnya. Jadi, dia masih bisa tenang di situasi seperti ini.

Sementara itu Kinich—pemuda dengan bandana yang melengkapi surai di kepalanya hanya melirik interaksi yang sedang terjadi tanpa mengeluarkan satu patah pun kata.

"Tetap saja! karena aku dan dia selalu menempel, jadi kemana pun Kinich pergi aku pasti akan berada di sampingnya!" Gerutuan yang dibuatnya masih berlanjut. Sepertinya Ajaw selalu punya kata untuk dibalikkan ke orang yang sedang berdebat dengannya.

(Name) terlihat bungkam sejenak. Mengamati perilaku yang biasa ditunjukkan oleh Ajaw.

"Kalau begitu Yang Mulia Raja Naga K'uhul Ajaw, aku minta maaf atas kelancanganku kali ini. Setelah ini semua selesai aku akan belikan makanan apa pun yang kamu mau," cakap (Name) dengan mengimplementasikan nada suara yang memang diinginkan Ajaw seraya menaruh tangan di dada kemudian sedikit membungkuk ke arah saurian dengan dominasi warna hijau itu

Mendengar namanya dipanggil lengkap dengan pujian agungnya buat saurian tersebut buat senyum sumringah ala pixel-nya. Emosi yang ia tunjukkan tadi sekaan lenyap seketika.

"Karena K'uhul Ajaw yang baik hati ini, aku akan menerima suara dari rakyat bawah sepertimu."

Kinich sebagai pemilik dari saurian yang terlihat sangat tak beradab itu hanya bisa terus terdiam memperhatikan sikap Ajaw yang semakin besar kepala ketika mendapat pujian yang ia mau. Tapi itulah yang buat dia sedikit lebih menurut pada (Name).

Sang gadis yang telah mendapat lampu hijau dari Ajaw lemparkan senyum pada Kinich yang memang tertangkap tengah buat pandangan pada wajah (Name).

𝐑𝐄𝐏𝐀𝐘 ー⌗KinichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang