Barang belanjaan yang sudah tiba lebih dulu segera ditata dengan rapi oleh Donghyuck begitu ia kembali. Bahan masakan dan jajanan yang sekiranya tidak akan langsung dimakan diamankan ke dalam kulkas, menyisakan bahan untuk membuat sup tahu dan kerang, sanjeok dan yukjeon.
Sanjeok merupakan perpaduan daging sapi, seafood dan sayuran yang ditusuk lalu dipanggang dengan api besar. Sedangkan yukjeon merupakan makanan olahan daging sapi yang diiris tipis berbalut tepung dan digoreng kering. Donghyuck sengaja memadukan tiga hidangan tersebut untuk menu makanan mereka. Karena selain cocok, menurutnya ketiga menu tersebut cukup mudah untuk dibuat seorang diri. Masing-masing menu tersebut dibuat dalam porsi kecil yang cukup hanya untuk mereka berdua dalam sekali makan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Sanjeok)
Sambil menunggu Donghyuck memasak, Jeno terlebih dahulu menyeduh satu cup ramen untuk mengisi perutnya yang kosong. Setelah gagal menghabiskan tteokbokkinya tadi, perutnya terasa semakin keroncongan.
"Kirain mau makan ramen yang besar pake topping gurita, kok jadinya cuma ramen yang di cup aja?"
"Udah gak mood!" ketus Jeno sembari membawa cup ramen yang sudah ia seduh ke kamarnya. Ia biarkan Donghyuck memasak sendirian di dapur karena ia masih kesal perkara Donghyuck yang meninggalkannya tadi.
Donghyuck terkekeh sejenak sebelum kembali melanjutkan kegiatan memasaknya sembari bersenandung kecil. Tidak masalah baginya meski ia harus memasak sendiri karena ia sudah sangat terbiasa. Ia ingin menunjukkan kemampuannya dalam memasak yang akan membuat Jeno sangat terkesan kepadanya dan berhenti merajuk lagi. Ia akan pastikan tidak ada siapa pun yang bisa menolak masakannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jeno! Ke sini! Makanannya udah siap!" panggil Donghyuck. Namun tidak ada sahutan sama sekali dari si cantik yang membuat Donghyuck mau tak mau menyusulnya ke kamar. Ia pikir Jeno mungkin saja ketiduran karena lama menunggunya selesai.
Akan tetapi, saat tiba di depan pintu, ia mendengar Jeno seperti tengah berbicara dengan seseorang. Ia lalu membuka pintunya sedikit untuk mengintip dengan siapa Jeno melakukan panggilan.
