Kakak?!

1.2K 40 0
                                    

"ARTHA?!"

Teriakan kaget chaca , angel dan faswa. Yang melihat artha terjatuh dari pohon palm di belakang gudang.

Artha terjatuh duduk, dengan tampang tenang dan memegang layangan di tangan kanan nya. Dia bangkit , menepuk bokong nya yang agak kotor kemudian menghampiri seorang anak laki laki yang juga kaget karna melihat artha terjun dari atas pohon

"Kakak ga apa?" Ucap bocah itu dengan wajah takjub

Artha tersenyum "lain kali kalau main yang benar ya" jawab artha memberikan layangan itu. Wajah bocah itu sumringah

"Makasih ya kakak super hero" histeris nya senang mendapat kan kembali layangan nya

Artha tersenyum lalu membalas ucapan bocah itu dengan mengusap kepala rambut itu, bocah itu pergi berlari menaiki pintu gerbang belakang.

Artha berbalik dan pandangan nya beralih pada tiga orang cewe yang masih menatap nya kaget dan tidak percaya , artha menghampiri mereka "kenapa?"

"L..lo ko bisa..bisa?" Gelagapan chaca

"Bisa apa nona cerewet. Udah dari pada kalian bengong di sini , lihat gudang masih belom kalian beresin" jelas artha yang memandang gudang lalu kembali menengok chaca

Angel dan faswa sudah berlari ngacir mendengar ucapan artha karna benar saja map yang mereka tinggal tadi lupa di taruh di nakas dan kalau saja ada angin yang menyenggol nya semua map yang sudah mereka susun akan berantakan kembali. Saat chaca hendak mengikuti kedua teman nya tanpa sengaja pandangan nya teralih pada kening artha yang mengeluarkan darah

"Artha jidat lo luka"

Artha memegang kening nya , benar saja kening nya terluka mungkin saat dia terjun tadi ranting pohon melukai kening nya tapi menurut artha ini tidak sakit "luka kecil gini bisa gue atasin nona cerewet"

"Kecil gimana , ampe sobek gitu sih. Udah ayo gue obatin di UKS" panik chaca yang menarik lengan artha

"Hukuman lo nona cer
... " "ada dua nyet ini di sana. Yang paling penting luka lo di obatin dulu ayo!" Potong dan ajak chaca yang tanpa sadar mengenggam telapak rangan artha. Nyaman itulah perasaan artha

Ruang Kesahatan

Chaca dengan telaten mengobati artha, serius sangat lah serius, sedangkan artha terus memperhatikan gerak gerik chaca. Kadang sesekali juga chaca mengerenyit karna chaca perihatin melihat luka yang agak parah, padahal yang di obati saja tidak merasakan apa apa

"Lu unik nona cerewet!" Artha memecahkan keheningan diantara kedua nya

"isss masih aja ya lo godain gue" gerutu chaca

"Tadi lo khawatir kan sama gue?"

Chaca blushing "s..siapa gu..gue g..gak" gelagapam chaca

"Muka lo merah nona cerewet. Dan itu makin manis" artha mengoda chaca dengan nada yang masih saja datar

Awal nya chaca gugup tapi ia dengan cepat mengendalikan situasi "Apaan sih lo cowo setan. Seharus nya lo tuh mikir nyawa lu jangan asal terjun aja. Emang lo punya nyawa berapa?"

"Nyawa gue cuman satu nona cerewet. Tapi kan nanti bisa beli di pasar kalau habis!"

"Gigi lo beli di pasar emang ada. Kalau kaya gitu banyak kali mayat yang idup lagi dasar sengklek"

"Tenang nona cerewet yang bisa di isi lagi cuma gue ko. Yang lain di belakang"

Karna kesel chaca menekan kan kapas alkohol agak keras "Itu sakit nona cerewet" ucap artha dengan nada datar

TroublemakersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang