prolog

275 27 0
                                    

“Kesempurnaan tak ada dalam hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kesempurnaan tak ada dalam hidupku.”
-Aurora Zara Dewinda-

  Jam istirahat pertema telah berbunyi, murid-murid berondong untuk keluar menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi sudah berbunyi. Gadis dengan gaya rambut ponytail melepaskan earphone yang sejak tadi tertancap pada kedua telinganya. Gadis bernama Aurora segera menata kembali buku-buku yang berserakan kemudian bangkit dari tempat duduknya menuju ke kelas sebelah.

Aurora tampak menunggu seseorang. Dia berdiri tepat didepan pintu masuk kelas sembari melihat kedua gadis yang sering dikira anak kembar  itu berjalan mendekatinya.

"Yok langsung ke kantin aja. Mereka udah nunggu disana." Ahya, gadis yang dengan rambut yang dibiarkan tergerai itu menggandeng tangan Aurora untuk mengikuti langkah kakinya.

"Ra, lo udah ulangan belum?" Gadis disebelah Ahya bernama Rara itu bertanya kepada Aurora.

"Ulangan apa?" Tanya balik Aurora.

"Ulangan matematika." Jawab Rara.

Aurora tampak berpikir dulu. Dia mengingatkan apakah sudah ulangan matematika atau belum."Udah. Lah kelas lo belum?" Tanya Aurora.

"Serius udah?" Bukannya menjawab Aurora, Ahya malah balik bertanya.

"Serius lah, emang kenapa?"

"Kelas kita nanti ulangannya, Ra. habis jam istirahat pertama ini. Kalau boleh nih, spoiler soal ulangan matematikanya dong, Ra."

"Nggak mau lah. Yang ada gue disemprot Pak Rahmat lagi."

Setelah melewati lorong sekolah, akhirnya mereka sampai di kantin. Empat orang disana memanggil Aurora, Ahya, dan Rara untuk mendatangi mereka.

"Lama banget." Ucap gadis paling muda yang sembari menikmati bakso yang telah dipesan.

"Ini cepet lho. Ngomong-ngomong minta dong." Ahya merebut sendok Cia dan mengambil satu bakso untuk dimasukkan kedalam mulutnya.

"Eh itu bakso gue, janga dimakan dong." Ucap Cia tak terima baksonya dimakan oleh Ahya.

"Hadeh ribut mulu kalian. Ini kita tadi udah pesenin kalian bakso juga." Ritha gadis cantik dengan pemikiran dewasa diantara yang lain.

"Cielah Ritha emang paling the best deh." Ucap Rara mengambil semangkuk bakso dan es teh disana. Aurora ikut mengambil baksonya. Kemudian mereka memakan bersama diselingi bercandaan selayaknya sekumpulan gadis umum biasanya.

Unfair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang