Bab 4

99 21 5
                                    

-Aurora Zara Dewinda-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Aurora Zara Dewinda-

Gadis mematung dihadapan mereka. Dia terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata. Hatinya terasa sesak setelah kata-kata tajam itu keluar dari mulut seseorang didepannya. Aurora hanya diam menatap kosong.

Berdirinya Zaka dan teman-temannya serta keenam mantan sahabatnya. Tadi Aurora dan Hyena memutuskan untuk menonton pertandingan bola basket. Ditengah kegiatannya Aurora izin kepada Hyena untuk pergi sebentar kekamar mandi. Namun ditengah perjalanannya dia mendengar pembicaraan bahwa mereka tengah menghina keluarga Aurora. Aurora tak tahan dan langsung menyerang mereka.

"Kalau benci itu benci aja. Jangan sampai ngehina orang tua juga dong." Sahut Hyena ikut andil dalam membela sahabatnya.

"Ingat ya, lo itu disini cuma orang asing yang nggak tahu apa-apa, jadi kalau nggak tahu apa-apa mending diam aja."  Cia menatap sinis kepada Hyena.

"Gue nggak peduli, selama kalian ngusik Aurora, gue nggak akan tinggal diam."

"Dih, mau disebut pahlawan lo?" Risa berbicara dengan nada ejek.

Zaka sedari tadi tidak memalingkan pandangannya. Dia terus menatap Aurora yang terlihat seperti berpikir. Ingin rasanya Zaka memukul gadis itu. Tetapi Zaka tak mau dicap sebagai pencundang dikarenakan memukul seorang gadis.

Merasa ditatap Aurora kembali membalas pandangan Zaka. "Terserah kalau mau salahin gue nggak papa. Tapi, Zaka apa yang terjadi sama keluarga lo itu nggak ada hubungannya sama gue. Emang yang merebut Ayah lo itu Bunda. Perlu di garis bawahi gue aja nggak tahu kalau ternyata Bunda selingkuh sama Om Rendi. Sekali lagi, lo emang kehilangan seorang Ayah, namun gue kehilangan Ayah dan Bunda gue, Zaka." Bukan bermaksud membandingkan kehidupannya dan Zaka. Namun cukup sudah. Aurora sudah tak tahan dengan semua ini. Dia benci jika harus disalahkan seperti ini.

Aurora menarik tangan Hyena menjauh dari sana. Aurora sudah bertekad ingin mengakhiri hubungannya dengan siapa pun. Sekarang yang dia punya hanyalah Hyena.

Melihat kepergian gadis itu, ada perasaan sesak direlung hati Zaka. Dia memang membenci gadis itu, tapi tak bisa dipungkiri apa yang diucapkan Aurora sungguh menyayat hatinya. Seharusnya dirinya tahu jika yang salah bukan Aurora tetapi Bundanya.

Hal ini juga berdampak pada enam gadis tersebut. Hati mereka terasa sakit ketika mendengar perkataan Aurora. Namun ego mereka lebih tinggi. Rasa tak suka kepada Aurora lebih tinggi dibanding rasa sesak tersebut.

"Lo nggak papa?" Tanya Hyena. Mereka memutuskan untuk pergi ketaman terdekat. Setidaknya biarkan mereka sendiri terlebih dahulu.

Aurora mengangguk. "Makasih." Dirinya terdiam menatap dalam Hyena. "Hyena, boleh gue minta satu permintaan?" Tanya Aurora.

Hyena mengangguk. "Boleh, apa?"

"Jangan kayak mereka. Jangan benci sama gue. Gue cuma punya lo, Hyena." Jawab Aurora. Kini air mata itu berhasil keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unfair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang