1

180 15 0
                                    

' Gilbert ingin jadi kupu-kupu agar bisa selalu singgah di tempat cantik seperti Ibu ' - Gilbert Smith Vincent

£££

Suasana dingin terasa di komplek perumahan elit dengan seorang anak laki-laki yang tengah menyiram tanaman di depan halaman rumahnya.

Dengan piyama bermotif bebek, anak manis itu memberi tanamannya air dengan sayang, seakan ingin tanaman tersebut mendapatkan perhatian khusus dari pemiliknya.

Omong-omong, dia bukanlah lagi bocah SMA ingusan, cuma sikapnya saja yang masih terlalu labil untuk umurnya yang menginjak 23 tahun ini.

Kulit putih yang sedari tadi diterpa angin pagi tak membuat si manis berhenti dari kegiatannya sebelum sang Ibu menyuruhnya untuk masuk.

"Gilbert, di luar dingin sayang, nanti kamu masuk angin"

Wanita cantik dengan baju rumahan berwarna putih keluar menuju perkarangan rumah dan menarik lembut tangan putra bungsu keluarga Vincent menuju kedalam rumah

"Ibu, Ilbert masih belum selesai nyiram tanamannya" Rengut kesal si manis yang di paksa untuk masuk.

Wanita itu berbalik, "Masih pagi sayang, nanti bisa kok bibi yang siram, atau nanti Ibu yang siram, kamu nggak perlu repot, bukannya pagi ini kita ada pertemuan sama anak teman Ibu yang bakal jadi teman Gilbert?"

Sebisa mungkin wanita itu untuk lembut, penuturnya ia jaga agar tidak melukai hati selembut kapas milik anak bungsunya.

"Teman? baiklah, Gilbert mau mandi dulu, bye Ibuu"

Laki-laki itu beranjak setelah mengecup pipi ibunya, sangat manis perlakuan bocah berkepala dua satu itu.

¢¢¢

"Ohh ini Gilbert, hai Gilbert saya Mona Mama nya Hanum"

Gilbert masih tak bergeming dengan ajakan perkenalan itu, masih terasa sangat asing baginya.

Valentin ibunya langsung meyakinkan jikalau Mona adalah orang baik. Memang benar adanya, karena Mona adalah sahabat baik Valentin ketika berada di sekolah menengah pertama dan atas. Tentu mereka sudah sangat mengenal satu sama lain, dan bahkan akan menjodohkan anak mereka jika sudah menikah nanti.

Dan akhirnya terjadilah perjanjian itu dimasa sekarang. Gilbert nyatanya bukan ingin dikenalkan atau menjadikan seseorang menjadi teman bermainnya. Melainkan laki-laki manis lugu itu akan dijodohkan oleh seorang gadis yang tidak ia kenal.

"Gilbert" Perkenalkan singkat dengan nada ragu itu si manis lontarkan kemudian kembali diam dan menunduk memilin ujung bajunya.

Tak berapa lama seorang yang mereka tunggu, gadis yang di-iming-iming akan di jodohkan dengan Gilbert, gadis yang nyatanya masih duduk di bangku SMA, datang dengan tampang datarnya.

"Hanum udah besar ya sekarang, padahal kemarin baru aja tante gendong gendong". Valentin berdiri untuk bersalaman dnegan Hanum, gadis itu menerima uluran tangan Valentin dan menyaliminya.

Memang kurang ngajar gadis itu ya, masa orang tua duluan yang menawarkan jabatan tangan.

"Untuk perjodohan ini, apa Hanum menyetujuinya?" Setelahnya sampailah pada pembicaraan inti dari pertemuan malam ini.

Ayah dari Hanum menanyai anaknya sendiri. Hanum tampak berdiam sejenak lalu menatap ibunya sekilas. Lalu ia mengangguk mengiyakan pertanyaan ayahnya.

Sang gadis dominan menerima perjodohannya malam ini dengan pria lugu yang sudah berumur 23 tahun, bagaimana nasib rumah tangganya nanti? apakah ia bisa mengatur laki-laki dengan tingkah laku berbeda itu?

Semoga saja Tuhan memberkati rumah tangganya kelak.

¢¢¢

Book baru masih anget jangan lupa Vote.
Maaf kalau ada typo soalnya gua masih pemula
👉👈..

Tbc..


GILBERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang