BAB 1

297 104 280
                                    

Hai, apa kabar?
Suka baca cerita genre horor gaa?
Tolong kalau membaca cerita ini feedback penulis :
Vote & komentar, ini gratis kok! Agar penulis bisa melanjutkan cerita ini dengan penuh semangat!

Call me dadaliku not author!
Happy reading dan selamat untuk tegang...
DILARANG MEMBACA WAKTU MALAM HARI.
DILARANG MEMBACA SAAT WAKTUNYA SHALAT!!

"Hidup bukan tentang perasaan, tetapi tentang keberanian untuk menghadapi tantangan dan membuat pilihan yang tepat, meski itu sulit."

(QOUTE BY DADALIKU)

****

Pagi itu, Myra berjalan ceria menuju sekolah, menenteng buku catatannya yang penuh warna. Raut wajahnya memancarkan semangat, meskipun Kaelan, pacarnya, selalu berada di sampingnya dengan wajah datar.

“Gue rasa hari ini akan seru,” Myra berujar, berusaha menghidupkan suasana.

Kaelan meliriknya, tidak peduli. “Jangan terlalu berlebihan, Myra. Lo tahu kan, ini bukan waktu untuk bermain-main.”

“Ah, Kaelan! Coba sesekali bersenang-senang!” Myra berusaha meyakinkannya.

Revanna, sahabat dekat Myra yang terkenal gila, menyela. “Bener, Kaelan! Kita harus menikmati masa muda kita. Ada kabar tentang ruang bawah tanah yang terbengkalai, lho!”

“Ruang bawah tanah?” Kaelan menatap Revanna dengan skeptis. “Lo jangan bilang kita mau masuk ke situ.”

“Kenapa tidak? Mungkin ada harta karun!” Revanna bersemangat.

“Jangan gila, Revanna! Itu tempat angker,” Aislin menambahkan, sedikit cemas.

Raden yang berdiri di samping mereka tertawa. “Ah, apa yang kalian takutkan? Gue lebih takut sama nilai UTS kita!”

Setelah bel berbunyi, mereka masuk ke kelas. Myra, yang duduk di depan, tak bisa berhenti memikirkan ruang bawah tanah. “Gimana kalau kita cek setelah sekolah?” tanyanya.

Kaelan menggeleng. “Gue tidak setuju. Itu berbahaya.”

“Tapi kita bisa buktikan bahwa tidak ada yang perlu ditakuti,” Myra bersikeras.

Aislin menghela napas, merasa terjebak antara keinginan Myra dan kekhawatiran Kaelan. “Kalian beneran mau masuk ke tempat itu?”

Asher, ketua kelas yang ambisius, masuk dengan ekspresi serius. “Apa yang kalian bicarakan?”

“Ruang bawah tanah,” Raden menjawab. “Revanna bilang mungkin ada harta karun.”

Asher mengangkat alis. “Kalian tahu kan, banyak rumor buruk tentang tempat itu? Jangan sampai lo semua terjebak dalam masalah.”

Myra tersenyum lebar. “Tapi, Asher, kita kan bisa jadi detektif! Apa yang bisa salah?”

Kaelan menatap Myra dengan tajam. “Lo tidak mengerti. Kita harus berhati-hati.”

****

Hari mulai gelap saat mereka tiba di depan pintu ruang bawah tanah. Myra merasakan jantungnya berdebar. “Ini dia,” katanya, suaranya bergetar.

06 DETECTIVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang