1

287 47 12
                                    

Happy Reading❤️

Happy Reading❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋
🦋
🦋


Mendung menyapa kala Gazeon dengan instisblind di tangannya mulai menyapu jalanan.

Niatnya sore ini Gazeon hanya ingin mampir untuk menghirup udara segar di taman yang berada di kompleks rumahnya.

Biasanya ia tak pernah pergi seorang diri. Namun hari ini nekad menjadi pilihannya, karena kedua temannya tak bisa datang menemani.

Axel dan Sabian tengah pergi karena ada urusan sekolah yang harus di selesaikan, sehingga keduanya tak bisa datang untuk menemani keseharian yang Gazeon lakukan.

Meski tak tahu jika langit mulai menggelap karena tertutup awan yang memekat, Gazeon dapat merasakan jika hujan akan turun sebentar lagi.

Pulang adalah tujuan satu-satunya yang dapat Gazeon pilih.

Namun di perjalanan pulang sayup ia dengar gemercik hujan mulai turun membasahi tanah.

BRAKK!

"Akkhh..."

"EH SORRY!!"

Dapat Gazeon dengar suara seseorang yang menabraknya itu adalah suara perempuan.

Namun lelaki itu memilih tak peduli dan mulai berusaha meraih instisblind nya yang entah berada dimana.

Ketika resah mulai menghampiri hatinya, sebuah tangan dengan tiba-tiba meraih pergelangan tangannya lalu memberikan instisblind yang ia cari.

'Dia masih di sini?' Batin Gazeon

"Rumah lo di deket sini? Mau bareng gak? Kebetulan gue juga lagi nyari alamat di daerah sini siapa tau lo bisa bantu." Ujar gadis yang tadi menabrak Gazeon

Tak menjawab, Gazeon hanya mengangguk pelan lalu berusaha untuk berdiri sendiri. Meski gadis yang sepertinya ada di hadapannya itu memiliki niat untuk membantu, dengan lembut Gazeon menolak.

"Nyari alamat siapa?" Datar Gazeon

Gadis itu tentu paham jika Gazeon tak dapat melihat, jadi dengan perlahan tapi pasti ia membacakan alamat yang dicari sejak tadi

"Axel?" Tanya Gazeon dengan kening yang mengerut. Dengan antusias gadis itu mengangguk sampai akhirnya ia sadar akan satu hal. Lelaki di hadapannya itu tak dapat melihat, lalu dengan tak nyaman ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya.."

"Kenapa rumah dia?"

Gadis itu mengerutkan keningnya, meski hal itu tak dapat terlihat oleh Gazeon. Apa maksudnya pertanyaan itu?.

"Udahlah ra, lo yakin mau nanya dia?" Tanya salah seorang gadis dengan suara berbeda.

Ternyata gadis tadi tak sendirian. Pikir Gazeon, karena tak merasakan ramai di sekelilingnya.

"Ssttt gak boleh gitu mel!"

Tak berdua, melainkan bertiga?

"Ada urusan apa?" Gazeon kembali bertanya.

Helaan nafas terdengar, "itu rumah gue. Gue baru balik dari Luar Negeri." Ujar gadis itu.

"Lo sih, udahlah lupa dimana rumah lo. Pake sok-sok an gamau di jemput!" Kesal salah seorang gadis lainnya.

Gazeon tak banyak menanggapi, ia hanya mengangguk lalu mulai berjalan untuk pulang. Meninggalkan ketiga gadis yang ia yakinin saat ini tengah kesal dengan sikapnya.

Beberapa langkah lelaki itu berhenti, "Rumahnya di sebelah rumah gue."


.
.
.
.
Hehehehe sekian😭😭
Ngetes dulu ya segini, kalo rame chap 2 bakal aku panjangin🤝

Hehehehe sekian😭😭Ngetes dulu ya segini, kalo rame chap 2 bakal aku panjangin🤝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang