1 : Begin

13 3 2
                                    

Matahari pagi mulai bersinar cerah diawal musim semi, meski hangatnya belum terasa karena udara terbilang masih cukup dingin. Kilau cahaya menelisik melewati tirai jendela, membuat Mara mengerjap beberapa kali. Terpaksa membangunkan tubuh malasnya di awal minggu ini.

Ia menoleh sekeliling, kamarnya sudah kosong. Melihat keadaan kamar yang sudah bersih dan rapi ini menandakan bahwa Lee Taeyong sudah berangkat kerja terlebih dahulu.

Ya..

Sudah hampir 3 tahun ia mengarungi bahtera pernikahan dengan dokter yang bisa dibilang cukup tampan itu. Mereka bertahan dengan cukup baik meski hubungan mereka lebih seperti love-hate relationship. Tak ada hari tanpa adu mulut, seperti itulah jalan ninja Taeyong dan Mara..

"Hah... Jinjja", Mara mendengus kesal saat menoleh ke arah jam dinding.

Bagaimanapun juga, ia berhak merasa begitu. Lagipula apa susahnya sih berangkat kerja bersama, toh tujuan mereka juga sama. Jam pelayanan bahkan baru buka jam 8, lalu kenapa dia selalu pergi tepat jam 6 pagi?

Pria bermarga Lee itu memang benar-benar paling bisa membuat darahnya naik.

Tak mau ambil pusing, setelah bersiap, Mara terpaksa berangkat kerja dengan bus umum.

"Selamat pagi dokter Seo", sapa seorang perawat yang berjaga dibagian resepsionis.

"Selamat pagi. Aaa.. Suster Han. Apa dokter Lee sudah datang?", tanya Mara penasaran dengan keberadaan sang suami.

"Dokter Lee? Aaa.. Nee. Beliau sudah ada di ruangannya".

"Apa dia ada janji temu pagi ini?".

"Sepertinya tidak".

"Isshhh.. Firasatku benar. Dasar.. Dia memang kekanakan", gumam Mara lirih.

"Apa ada masalah dokter Seo?".

"Anni.. Aaa.. Bagaimana penjadwalan pasien hari ini?".

"Emm.. Sepertinya anda akan sangat sibuk hari ini dokter Seo. Janji temu pasien terakhir anda hari ini ada di pukul 6 sore".

"Jeongmal? Waa.. Lumayan.. Bisa minta hard copy-nya?".

"Nee.. Jamsimanyo..".

Mara menunggu dengan sabar dokumen yang ia minta hingga tiba-tiba, meja tepat disampingnya dipukul lumayan keras oleh seorang dokter wanita hingga berbunyi Prak!!!

"Kamu mengganti resep obat pasienku?", kata dokter bernama Park Jiyeon itu.

"Benar. Ada masalah? Apa sikapmu ini bagian dari cara menyelesaikannya? Kamu seperti ingin mengajakku berkelahi".

"Cih.. Aku rasa kamu tak berhak atas itu. Kamu pikir kamu siapa?".

"Aku hanya menggantinya dengan obat yang lebih efektif dan aman".

"Kamu memberinya obat yang lebih mahal, kamu tahu kan ayahnya...".

"Arra.. Ayahnya hanya pegawai biasa disebuah perusahaan pengiriman. Kalau memang tagihannya membengkak, mereka bisa meminta bantuan administrasi. Seharusnya kamu membujuk mereka. Kita dokter bukan koki restoran cepat saji".

"Waa.. Jinjja.. Aku bahkan sampai tak bisa berkata-kata".

"Ada apa? Ada apa ini? Keributan kalian terdengar sari ujung lorong", ucap Taeyong yang baru saja datang.

Pria tampan dengan garis rahang tegas dan puncak hidung tinggi itu kini berada diantara dokter Park dan sang istri yang sedang bersitegang.

"Dokter Seo.. Dia mengganti obatku dengan yang lebih mahal", ujar dokter Park seraya mengadu.

Once Again - Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang