5 : Feel too Bad

16 4 4
                                    

Matahari mulai meninggi, sinarnya mulai menghangat seiring dengan musim semi yang berjalan. Masih pagi sekali, namun kediaman keluarga Seo sudah dibuat heboh dengan se-truck penuh barang-barang yang dikirimkan mantan suami Karina.

"Eomma!! Eomma!!", panggil Johnny heboh sambil mengetuk pintu kamar ibunya berulang kali.

"Eomma!!".

"Aisshhh.. Ada apa?", tanya nyonya Seo tanpa beranjak dari tempat tidurnya.

"Kemarilah dan lihat ini. Ayolah, cepat keluar eomma".

Akhirnya dengan langkah enggan nyonya Seo mengikuti sang putra dari belakang. Setelah sampai diluar pagar, ia terkejut setengah mati melihat apa yang ada didepannya.

"Waaa.. Cepat sekali ya dia mengembalikan barang-barang ini, seolah-olah takut jika mereka berdua kembali bersama. Aisshh.. Karin yang malang", celetuk Johnny yang segera dihadiahi cubitan keras diperut oleh Joy.

"Aww.. Wae? Sakit tau".

"Oppa jangan bicara sembarangan", bisik Joy pada sang kakak.

"Pasti dia hanya sedang mencoba menakut-nakuti saja", lanjutnya berusaha meng-kondusifkan suasana.

Nyonya Seo hanya bisa menghela napas, terlampau terkejut hingga tak mampu berkata-kata.

Ditengah kejadian ini tiba-tiba Karina keluar dari rumah dengan pakaian rapi lengkap dengan tas kerjanya, berjalan melewati ibu dan dua kakaknya.

"Hei.. Karina, mau kemana kamu?", tanya Johnny.

"Aku akan berangkat kerja. Rekanku sudah menggantikan pekerjaanku selama ini. Aku harus pergi".

Jawaban Karina barusan memancing emosi sang ibu hingga membuatnya meledak lagi.

"Kamu mau berangkat kerja? Sekarang?", tanya Joy lembut sambil memegang lengan adiknya.

"Kamu!!! Ikut aku!!".

"Eomma.. Aku harus pergi. Ada masalah dengan tur kelompok, aku harus menyelesaikannya".

"Ikut sebelum eomma memutus hubungan denganmu".

"Eomma.. Kumohon..".

Nyonya Seo terus menarik tangan Karina kencang tanpa mengindahkan protes dari sang putri bungsu

"Astaga.. Si bodoh itu. Masih sempat-sempatnya berulah di saat genting begini".

"Aku sangat lelah oppa".

"Nado".

Dengan napas jengah akhirnya Johnny dan Joy mengikuti ibunya yang menyeret sang adik masuk ke dalam rumah.

"Apa kamu gila? Bagaimana bisa kamu pergi bekerja disaat seperti ini? Kenapa tidak sekalian membuat pengumuman kalau kamu membatalkan pernikahanmu?".

"Lagipula tidak ada yang tertarik pada kisahku. Toh orang-orang akan mengetahui hal ini secara mendiri tanpa kuberitahu-pun", cicit Karina sambil cemberut.

"Mwo? Katakan sekali lagi!!! Kamu benar-benar ingin dipukul ya!!!", ujar nyonya Seo sambil menggulung lengan bajunya.

"Hei hei hei.. Keep Calm eomma. Kenapa menggunakan kekerasan sih? Ini seperti bukan eomma", ucap Johnny sambil menahan sang ibu.

"Oppa benar. Mari kita bicara selayaknya keluarga eomma. Karin, kamu tidak serius kan? Kamu melakukan ini karena frustasi kan? Lihat.. Diam berarti iya. Tenang dan duduklah", bujuk Joy.

"Emm.. Tekanan darah eomma akan tinggi jika begini".

"Haisshh.. Jangan pura-pura munafik. Kalian semua yang membuat eomma naik darah!! Eomma akan keluar sebentar. Pastikan Karina ada didalam kamar. Jika sampai keluar, eomma akan usir kalian semua dari rumah. Mengerti?", ancam nyonya Seo sambil menatap tajam Johnny dan Joy, membuat mereka tak berkutik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once Again - Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang