Krist melihat jam yang ternyata sudah jam 5 sore, dia langsung mengemasi pekerjaannya, menutup laptopnya kemudian beranjak dari duduknya berjalan menghampiri Singto yang duduk di sofa tak jauh darinya.
"Ayo pulang" Ucap Krist pada Singto.
Sejak tadi Singto memang berada di ruangan Krist, menemani Krist bekerja.
Saat Krist dan Singto berjalan di koridor kantor, banyak para karyawan menunduk hormat ke arah keduanya, Krist merangkul pinggang Singto dengan posesif membuat semua orang berpikir jika Krist sangat mencintai Singto, dan Singto sangat beruntung mendapatkan suami seperti Krist.
"Tuan Krist" Ucap Tae sehingga membuat Krist menghentikan langkahnya.
"Ya?"
"Maaf mengganggu waktu tuan, tapi aku membutuhkan tanda tangan tuan" Ucap Tae.
"Bukankah ini sudah di luar jam kerja? Kamu bisa meminta tanda tangan suami ku besok!" Ucap Singto sinis.
"Sing..." Ucap Krist.
"Maaf" Ucap Tae.
"Berikan berkasnya" Ucap Krist.
Tae memberikan berkas tersebut kepada Krist, juga memberikan pulpen. Saat Krist sibuk membaca berkas yang di berikan oleh Tae, Tae mencuri pandang ke arah Singto sehingga membuat Singto risih karna terus di tatap oleh Tae, apa Tae mengingat dia? Apa lagi saat tatapan Tae terarah ke perutnya, apa Tae tahu yang di kandungnya saat ini adalah anaknya? Singto benar-benar takut pada Tae sekarang.
"Ayo pulang, Krist" Ucap Singto sembari memegang ujung jas yang Krist kenakan.
"Sebentar, Sing" Ucap Krist yang masih sibuk dengan berkas yang di pegangnya.
"Sudah berapa bulan usia kehamilan suami tuan?" Tanya Tae.
"8 bulan" Ucap Krist singkat.
"Oh, sebentar lagi tuan akan menjadi seorang ayah" Ucap Tae.
Krist hanya diam tak menanggapi, setelah membaca dan menandatangani berkas yang di berikan oleh Tae, Krist mengembalikan berkas itu pada Tae.
"Sudah" Ucap Krist.
Krist merengkuh pinggang Singto dan membawanya pergi dari sana.
"Krist, aku benar-benar tak menyukai pria itu, bisakah kamu memecatnya? Dia bahkan tak sopan meminta tanda tangan mu di saat kamu ingin pulang" Ucap Singto.
"Apa dia punya salah pada mu?" Ucap Krist.
"T-tidak... Aku bahkan baru bertemu dia hari ini" Ucap Singto.
"Aku tak ada alasan untuk memecatnya, Sing. Jangan kekanak-kanakan seperti ini" Ucap Krist.
"Baiklah" Lirih Singto.
Semoga saja pria yang bernama Tae itu benar-benar tidak mengingat dia, apa lagi sampai tahu jika anak yang di kandungnya sekarang adalah anaknya, Singto belum siap di benci oleh Krist dan mertuanya, Singto tak mau rahasianya terbongkar.
"Krist..." Ucap Singto memulai pembicaraan.
Saat ini Krist dan Singto sudah berada di dalam mobil, Krist menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumah mereka.
"Ya?" Ucap Krist.
"Apa aku jelek?"
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Sudah 6 bulan kita menikah, tapi kamu belum pernah menyentuh ku" Lirih Singto sedih.
"Maksud mu?"
"Kita belum pernah melakukannya" Ucap Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish (Belum Selesai)
FanfictionDemi mendapatkan pria yang di cintainya singto rela melakukan segala hal. mungkin rasa cinta kini berubah menjadi obsesi, dia menginginkan krist hanya untuk dirinya sendiri. *Top Krist, Bot Sing, M-preg.