Part 4

561 61 27
                                    

Singto terbangun dari tidurnya dan sudah tak melihat keberadaan krist lagi di sampingnya, singto memegang kepalanya yang terasa pusing kemudian berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.

Singto mencuci mulutnya dan menatap wajahnya di cermin yang sangat merah, dia memukul perutnya dengan sangat keras.

"Sebaiknya kamu segera pergi! Kamu benar-benar menyusahkan ku!" Lirih singto sembari meremas perutnya sendiri.

"Sing..." Ucap krist, terdengar suara ketukan pintu kamar mandi membuat singto menghentikan kegiatannya menyakiti perutnya.

Singto membuka pintu kamar mandi dan melihat krist berdiri dengan wajah khawatir.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya krist.

"Aku hanya sedikit pusing dan muntah tadi" ucap singto.

"Sebaiknya kamu tak perlu berkerja hari ini"

"Tidak... Aku masih bisa berkerja" ucap singto.

"Baiklah, ku tunggu di meja makan" ucap krist.

Singto mengangguk dan menutup pintu kamar mandi sedangkan krist berjalan menuju dapur.

Setelah mandi dan berpakaian rapi, singto berjalan ke dapur dan melihat krist sudah menunggunya.

"Aku tak ingin sarapan dengan roti" ucap singto.

"Kamu ingin apa?"

"Aku tak ingin sarapan, aku hanya ingin menemani mu"

"Kamu harus sarapan, sing. Kasian kandungan mu, setidaknya minum susu"

"Tidak, aku akan muntah nanti"

"Demi kandungan mu, sing"

"Tidak, krist! Jangan pedulikan kandungan ku. Bukankah dia bukan anak mu?"

"Harus berapa kali aku mengatakannya, aku sudah menganggap dia seperti anak kandung ku sendiri. Lalu, untuk apa kita menikah jika aku tak menganggap itu anak ku?" Ucap krist.

Singto terdiam mendengarnya dan langsung meminum susunya. Jika krist marah dengan membawa anak yang di kandungnya singto pasti akan kalah adu mulut.

"Jangan lupa makan siang tepat waktu nanti" ucap krist.

Saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil, krist mengantar singto lebih dulu ke tempat kerjanya.

"Nanti jika aku pulang lebih dulu aku akan menjemput mu" ucap krist lagi.

Beberapa menit kemudian mereka tiba di depan perusahaan tempat singto berkerja.

"Jaga jarak dengan namtarn, aku tahu dia masih suka mengganggu mu" ucap singto.

"Kami hanya sebatas rekan kerja tak lebih"

"Tetap saja kalian pernah bersama sebelumnya! Ingat aku memperhatikan mu, krist!"

Krist menganggukan kepalanya, melihat hal itu singto langsung keluar dari mobilnya sedangkan krist melajukan mobilnya untuk pergi ke kantornya.

Krist dan singto memang selalu berangkat berkerja bersama, saat pulang singto akan memesan taxi jika krist lembur dan tak sempat menjemputnya.









*****
"Ayo istirahat" ucap tay kepada singto, namun singto mengabaikan itu.

Terlihat singto masih berkutat dengan laptop di hadapannya sekarang. Ponsel singto berdering, ia melihat nama krist di layar ponselnya.

"Ya, krist?"

"Bukankah sekarang sudah jam istirahat? Aku hanya ingin memastikan jika kamu sudah makan siang" ucap krist di sebrang sana.

Selfish (Belum Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang