Part 2

396 67 74
                                    

Satu minggu berlalu, krist dan singto berdiri di atas altar dan mengucapkan janji suci pernikahan. Setelah acara pemberkatan pernikahan selesai, Krist mencium kening Singto.

Seorang wanita menatap sedih ke arah mereka berdua, dia menghapus air matanya saat menyaksikan kekasihnya mencium pria lain.

"Krist bahkan tak pernah mengecup kening ku, apa benar dia menghamili Singto. Aku tak percaya itu" gumam Namtarn sembari menghapus air matanya.

"Entahlah, tapi buktinya mereka menikah sekarang" ucap Gun kepada Namtan.

Krist, Singto, Gun dan Namtan memang sahabat sejak lama. Sejak mereka sekolah menengah hingga sekarang, jadi Gun sangat tahu dengan hubungan mereka semuanya, krist menjalin hubungan dengan Namtarn dan sepertinya singto mendukung itu, Gun bahkan tak menyangka jika singto bisa hamil oleh krist karna yang Gun tahu Krist adalah pria baik-baik dalam artian Krist bahkan tak pernah menyentuh Namtarn bagaimana bisa Krist menghamili Singto?

Krist dan singto berjalan menghampiri sahabat mereka, terlihat Gun sedang menghibur Namtarn. Singto menautkan tangannya di lengan Krist saat berjalan menghampiri keduanya.

"Selamat, Krist, Singto" ucap Gun saat melihat sahabatnya menghampiri mereka.

"A-...."

"Jangan di bahas Gun" potong Krist.

Dia sangat tahu apa yang akan Gun tanyakan, dia pasti bertanya bagaimana Singto bisa hamil dan Krist lebih memilih untuk menyimpan itu untuk mereka saja tanpa berniat membocorkannya ke orang lain. Krist tak masalah di anggap menghamili Singto.

Seorang pria melambaikan tangannya ke arah Singto, membuat Singto melepas tautan tangannya di lengan Krist.

"Aku ingin menghampiri teman-teman ku dulu" ucap Singto.

Krist menganggukan kepalanya dan menatap teman singto itu. Singto berjalan menuju teman-temannya.

Krist memperhatikan dari jauh jika singto tertawa bahagia bersama mereka semua seperti tak ada beban sama sekali, Krist hanya masih tak percaya wajah manis nan polos seperti itu tega menjadikan dirinya sendiri korbannya.

Krist memperhatikan dari jauh jika singto tertawa bahagia bersama mereka semua seperti tak ada beban sama sekali, Krist hanya masih tak percaya wajah manis nan polos seperti itu tega menjadikan dirinya sendiri korbannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kamu selingkuh dengan Singto selama ini di belakang ku?" Lirih Namtarn.

"A-... Maafkan aku Namtarn. Jangan di bahas lagi, aku bingung menjelaskannya" lirih Krist.

"Aku tak percaya dia hamil oleh mu, Krist! Kamu bahkan tak berani untuk mencium ku apa lagi sampai menghamili orang lain!" Ucap Namtarn.

"Aku juga tak percaya" ucap Gun.

"Katakan jika dia memang hamil oleh orang lain!!" Ucap Namtarn.

Krist hanya diam tak menanggapi, dia tak ingin menyebar aib Singto. Biar bagaimana pun singto tetap sahabat untuknya walau Singto sudah mengecewakannya.

"Akhirnya kamu menikah" ucap Off, teman singto.

"Ya dan itu dengan pria yang ku kagumi selama hampir 10 tahun ini" ucap Singto.

"Jadi dia pria yang sering kamu ceritakan? Sahabat mu yang sudah lama kamu sukai?" Ucap Tay menimpali.

Off dan Tay memang teman baru singto di tempat kerja, jadi wajar jika Off dan Tay tak terlalu mengenal Krist.

"Iya, itu dia" ucap Singto sambil tersenyum malu.

"Ayo berkenalan dengan sahabat ku" ucap Singto.

Tay dan Off mengangguk dan berjalan mengikuti singto.

"Guys, perkenalkan dia Off dan yang di sampingnya Tay, mereka teman ku di tempat kerja" ucap Singto pada Gun dan Namtan.

"Off, tay... Wanita cantik itu Namtarn dan yang di sampingnya Gun sahabat ku sejak sekolah menengah dan pria tampan di samping ku ini suami ku, dulu dia juga sahabat ku tapi sekarang sudah berubah status menjadi suami ku" ucap Singto.

"Apa kamu yakin masih menganggap ku sahabat mu setelah kamu merebut kekasih ku, Sing! Aku bukan lagi sahabat mu sekarang!" Ucap Namtarn sinis.

"Namtarn!" Ucap Krist.

Singto hanya diam mendengarnya dengan memasang wajah sedih.

Namtarn langsung pergi dari sana setelah di tegur oleh Krist.

"Apa kamu juga tak menganggap ku sahabat mu lagi sekarang Gun" lirih Singto.

"T-tidak... A-aku tak ada kaitannya dengan ini semua. Walau semua yang terjadi... Aku... Aku sedikit kecewa awalnya... Tapi aku yakin kalian pasti punya alasan tersendiri" ucap Gun.










*****
Pesta pernikahan berakhir, para tamu undangan satu persatu mulai meninggalkan gedung, begitu juga dengan Krist dan Singto.

Krist mengemudi mobilnya untuk pulang ke rumah baru mereka, ya... Krist sudah membeli rumah kemarin untuk mereka tinggal. Bukankah dia sudah menikah sekarang? Jadi krist tak ingin merepotkan papanya lagi.

Mereka tiba di sebuah rumah yang besar dan megah, Singto tersenyum senang melihat rumah itu. Walau singto tahu papa Krist kaya tapi Singto yakin jika rumah itu di beli dengan hasil kerja keras Krist sendiri.

Krist memang sudah sangat cukup mapan, dia juga bukan tipe pria yang suka menghamburkan uang, jadi Singto benar-benar tak salah memilih suami.

Sedari tadi Krist hanya mendiamkan Singto, tak ada percakapan di antara mereka dan Singto membiarkan itu. Dia tahu krist kecewa padanya tapi biarlah, cepat atau lambat Krist pasti bisa menerima pernikahan mereka.

Singto pergi ke kamar mandi lebih dulu untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, beberapa menit di kamar mandi, singto keluar dengan bathrobe yang menutup tubuh polosnya.

Setelah singto keluar, sekarang giliran krist masuk ke kamar mandi.

Krist keluar dari kamar mandi dan melihat Singto sudah merebahkan tubuhnya di ranjang dengan selimut menutup seluruh tubuhnya. Krist mengambil pakaiannya di dalam lemari, memakainya kemudian berjalan ke arah ranjang, dia merebahkan tubuhnya di samping Singto.

"Krist" ucap Singto.

"Iya, kenapa?" Ucap Krist.

Singto menyingkap selimut yang menutup tubuhnya sehingga memperlihatkan tubuhnya yang hanya memakai kemeja over size tanpa celana.

Singto memiringkan tubuhnya ke arah Krist membuat Krist sedikit terkejut.

"Bukankah ini malam pertama kita?" Ucap Singto.

"S-sing, a-aku masih belum siap" ucap Krist.

Wajah Singto berubah menjadi murung mendengarnya.

"Maafkan aku, mungkin nanti kita bisa melakukannya jika aku sudah siap" ucap Krist sembari menatap wajah Singto agar dia tak bersedih.

"Kamu menolak ku, apa karna tubuh ku sudah tak suci lagi" lirih Singto dengan mata memerah siap ingin mengeluarkan air matanya.

"T-tidak... Tolong jangan ucapkan itu. Kamu tetap sahabat ku yang polos"

"Aku bukan lagi sahabat mu dan kita sudah menikah tadi!" Ucap Singto.

"M-maaf, bukan itu maksud ku. Tapi... Aku... Maksud ku... Kita bisa melakukannya nanti... Di saat aku sudah menerima semuanya" ucap Krist.

"K-kamu jahat" ucap singto sambil membalik tubuhnya memunggungi krist.

Krist merasa bersalah kepada singto, ia memeluk tubuh singto dari belakang.

"Bukan itu maksud ku, aku benar-benar tak bisa melakukannya sekarang" Lirih Krist sembari memeluk Singto.

Singto hanya diam tak menjawab lagi.

"Aku akan membuat mu bertekuk lutut pada ku dan kecanduan dengan tubuh ku! Baiklah, walau tidak malam ini, aku tak yakin jika kamu bisa menolak malam selanjutnya" lirih singto dalam hatinya.













Tbc.

Selfish (Belum Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang