Neva terbangun dengan perasaan yang bercampur aduk. Jantungnya berdebar tidak karuan, pikirannya berputar tak tentu arah. Ini pertama kalinya dia tidur dengan seorang pria, meski itu suaminya sendiri. Dia tidak bisa mengatakan bahwa tidurnya nyenyak, namun entah bagaimana, tubuhnya akhirnya menyerah pada kelelahan. Pagi ini, saat membuka mata, cemas kembali menyergap. Dan hal pertama yang Neva perhatikan adalah ketidakhadiran Boboiboy di sampingnya. Ranjang di sebelahnya kosong, dan hanya selimut yang masih tersisa, tersusun rapi.
"Mungkin dia sudah bangun duluan," pikir Neva. Mungkin Boboiboy sudah bersiap untuk bekerja, mengingat mereka bangun agak kesiangan tadi.
Neva mendesah pelan, mengingat kembali kejadian semalam. Boboiboy, suaminya yang sebelum ini tampak begitu ramah, lembut, dan menghargai privasi, mendadak berubah saat memasuki kamarnya tadi malam. Awalnya, Boboiboy tampak menjaga jarak, seperti memahami bahwa mereka belum benar-benar saling mengenal. Tapi begitu malam semakin larut, semua batasan itu lenyap.
Neva merapatkan tubuhnya, memikirkan kejadian semalam. Wajahnya memerah seiring dengan ingatan yang kembali berputar. Boboiboy... lebih terlihat seksi, anehnya. Baiklah, mungkin Neva mulai terlalu terbawa suasana. Pikiran-pikiran aneh mulai memenuhi benaknya. Namun jujur saja, dia akui bahwa suaminya memang memancarkan aura yang berbeda, terutama dengan suara beratnya yang terdengar begitu menggoda. Dan itu... membuatnya takut.
Seolah semua aturan yang mereka tetapkan sebelumnya runtuh. Boboiboy, yang sebelumnya menjaga jarak, tiba-tiba menghapus semua itu, tidur bersamanya dalam satu selimut. Neva ingat betul, bagaimana pria itu memeluknya, bahkan menyandarkan kepalanya di ceruk lehernya. Hey, itu sudah termasuk adegan dewasa, bukan? pikir Neva panik dalam hati.
Boboiboy mungkin tidak melakukan sesuatu yang lebih, tapi itu sudah cukup untuk membuat Neva gugup. Dia belum siap. Ini semua terjadi begitu cepat, dan Neva masih butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa dia sekarang adalah seorang istri.
Mungkin dia seharusnya berbicara dengan Boboiboy tentang ini, namun ada perasaan malu yang menahan.
Neva keluar dari kamar dengan langkah ragu, hatinya penuh kegundahan. Dia masih belum sepenuhnya memahami perubahan perilaku suaminya, namun satu hal yang jelas, dia sekarang adalah seorang istri, dan sudah sewajarnya seorang istri memperhatikan suaminya. Tapi... bagaimana dengan semua perasaan aneh ini? pikirnya. Bagaimanapun, mereka belum genap 24 jam menikah, dan pertengkaran pertama tentu bukan cara yang baik untuk memulai hubungan ini.
Namun, lamunan Neva buyar seketika ketika mendengar suara yang tiba-tiba menyapa dengan penuh mesra.
"Pagi cantikku..."
Neva terlonjak kaget. Di depannya, Boboiboy berdiri dengan senyum yang begitu mempesona, seperti seorang kekasih yang sudah sangat dekat. Neva semakin bingung. Bagaimana bisa suaminya tiba-tiba berubah menjadi sedemikian romantis? Padahal, beberapa jam yang lalu Boboiboy memiliki cara bicara yang berbeda—ada kalanya terdengar lembut, tapi ada juga momen di mana nada suaranya terdengar menggoda, bahkan sedikit... mesum? Neva tidak yakin bagaimana mendeskripsikan itu semua. Dia mulai bertanya-tanya, sebenarnya pria macam apa suaminya ini?
"Mas... mau berangkat kerja?" tanya Neva dengan nada gugup, berusaha mengalihkan pikirannya dari kebingungan.
Boboiboy menghela napas panjang, seolah menjawab dengan nada malas. "Huft... sebenernya males banget ya, habis menikah gini enaknya bareng istri. Nyebelin banget harus kerja."
Neva tidak tahu harus merespon bagaimana. Perubahan sikap Boboiboy benar-benar membuatnya bingung. Seolah pria itu sudah merasa sangat dekat, padahal bagi Neva, mereka masih sangat asing satu sama lain. Astaga, apa yang terjadi? pikir Neva dalam hati, semakin tersesat dalam kebingungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulus Mencintaimu
RomanceHidup Neva berubah dalam sekejap, seolah tak ada ruang untuk mengelak dari takdir yang telah ditetapkan. Ia menikah dengan Boboiboy, pewaris tunggal keluarga kaya raya yang memiliki nama besar di seluruh negeri. Di hadapan mata dunia, Boboiboy adala...