Kado Spesial

4.7K 265 118
                                    

Happy Reading
Banyak Typo

Shani dan Gracia, pasangan yang menikah karena sebuah perjodohan. Namun, meskipun pernikahan mereka terjadi karena perjodohan, Shani sangat menyayangi dan mencintai Gracia. Tapi tidak dengan Gracia, gadis itu justru membenci Shani. Hal itu dikarenakan pernikahannya dengan Shani membuat Gracia harus mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya.

Seiring berjalannya waktu rasa benci itu berubah menjadi rasa sayang, Gracia mulai membuka hatinya untuk Shani. Bukan tanpa alasan bagi Gracia membuka hatinya untuk Shani, Shani sangatlah baik memperlakukan dirinya meskipun ia berbuat jahat kepada Shani.

.
.
.

Pagi ini, Shani dibuat heran dan juga bahagia kala Gracia memperlakukannya layaknya suami. Hal yang beberapa bulan ini Shani bayangkan dan inginkan, dimulai dari menyiapkan pakaian kantornya, memasang dasi, memasak sarapan, yang dimana sebelumnya Shanilah yang memasak.

"Nanti malam kamu mau dimasakin apa, Shan?" Tanya Gracia seraya menatap Shani yang tengah menyuapkan makanannya.

"Hah." Gracia tersenyum tipis saat melihat Shani yang terkejut akan pertanyaannya.

"Shan?"

"Lho, eh, apa aja, Ge." Jawab Shani, dirinya gelagapan terlebih wajah Gracia sangat dekat dengannya. Dan Gracia kembali tersenyum melihatnya.

"Aku akan masak makanan kesukaanmu," balas Gracia, dirinya tersenyum, membuat Shani terpana akan senyuman itu. Ini kali pertama bagi dirinya melihat Gracia yang tersenyum kepadanya.

"M-makasih, Ge." Shani balik membalas ucapan Gracia dengan terbata.

"Sama-sama, Shan."

"K-kalau begitu aku berangkat, ya." Shani berdiri dari tempat duduknya, disaat dirinya hendak mengambil tasnya, Gracia dengan cepat mencegahnya.

"Biarkan aku aja," ucap Gracia. Shani pun hanya pasrah dan membiarkan Gracia membawa tasnya. Shani dan Gracia berjalan beriringan menuju pintu keluar, tak ada yang bersuara diantara keduanya, Shani yang canggung dan Gracia yang menertawai kecanggungan Shani didalam hatinya.

Sesampainya di teras, Gracia menyerahkan tas yang ia bawa kepada Shani, merapikan blazer dan dasi Shani.

"Nah, udah rapi."

"Makasih, Ge." Gracia mengganggukkan kepalanya seraya tersenyum. Sebelum Shani masuk kedalam mobilnya, Gracia menahan tangan Shani lantas menyalim nya.

"Hati-hati, Shan."

.
.
.

Malam pun tiba, Shani pulang saat jam menunjukkan pukul 7. Gracia yang menunggu kedatangan Shani diruang tengah pun langsung menghampiri Shani, mengambil tas dan juga blazer yang dipegang oleh Shani.

"Bersih-bersih dulu ya, Shan. Setelah itu kita makan bersama, sesuai dengan perkataan ku tadi pagi, aku udah masakin makanan kesukaanmu." Ucap Gracia.

"Iya, Ge. Aku mandi dulu, ya." Balas Shani, setelahnya, iapun berjalan menuju kamarnya, ia dan Gracia tidur dikamar yang berbeda.

Kini, Shani dan Gracia sudah berada dimeja makan. Duduk saling berhadapan-hadapan, Gracia dibuat senang kala Shani memakan masakannya dengan lahap.

"Masakan kamu enak, Ge. Makasih, ya, udah masakin aku." Ucap Shani sesaat setelah dirinya menghabiskan makanannya.

"Sama-sama, Shan. Seharusnya kamu nggak usah berterimakasih, itu kan sudah menjadi tugasku sebagai istri mu." Balas Gracia, dirinya menggenggam tangan Shani yang berada diatas meja makan.

"Selamat ulang tahun, Shani. Terimakasih sudah mau bertahan sejauh ini, terimakasih sudah sabar menghadapi segala tingkahku. Selama kita menikah aku selalu saja membuat dirimu marah, sedih dan kecewa, namun kamu tak pernah membalas perbuatanku itu. Kamu bahkan masih perhatian denganku. Shan, maaf untuk segala perbuatan ku selama ini."

"Aku sayang sama kamu, Shan." Shani tidak melihat kebohongan dimata Gracia kala istrinya itu mengutarakan isi hatinya. Shani juga dapat merasakan jika permintaan maaf-an Gracia tulus adanya.

"Kalau boleh jujur, aku pernah berjanji jika aku nggak bisa dapetin hati kamu sebelum ulang tahunku, aku bakal ceraiin kamu, Ge. Bahkan, suratnya sudah ada." Gracia menatap lekat kearah Shani, tak menyangka bahwa Shani memiliki sebuah janji.

"Tapi, seperti aku harus ingkar dengan janjiku itu. Terimakasih, Ge, terimakasih telah membalas perasaanku." Shani tersenyum, mendorong kursinya sedikit kebelakang saat Gracia hendak memeluknya.

"Aku yang seharusnya berterimakasih, Shan." Ucap Gracia disela pelukannya.

"Yasudah kalau begitu, kita sama-sama berterima kasih."

"Em, Shan, tapi maaf aku nggak nyiapin kue, hehehe." Pelukan keduanya terlepas, Shani menatap dalam mata Gracia.

"Nggak pa-pa, Ge. Aku nggak butuh kue, yang ku butuhin udah ada di depanku." Gracia tersenyum mendengarnya, "aku memang nggak nyiapin kue, tapi aku punya kado, kado spesial hanya untukmu, Shan." Bisik Gracia tepat ditelinga Shani.

"Kado spesial? Apa itu?"

"Aku."

"Hah?"

"Jadikan aku sebagai istrimu sepenuhnya, Shan."

Link di kolom komentar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GRESHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang