6

84 6 0
                                    






"Gacaaaaaaa, Arga cayaaaaaaang"





"Here Kevin, at the office" sahut Arga dari dalam ruang mini office di rumah mereka.


"Gacaaaaaaaaa, mana sayangnya? Kenapa cuma Kevin tok?" Wajah Kevin dibuat sesedih mungkin, tolong dimaklumi. Laki laki yang satu ini kelewat bucin dan mleyot ke calon tunangannya Arga.


"Iya maaf sayang. Sini sini duduk dulu. Aku balesin chat Mas Jude dan Mas Jaden dulu. Kayanya theres something happened ama Harry selama di Thai"


"Itu anak ngapain lagi sih Ca. Lelah aku tuh hadapin dia, apalagi kamu sayang, dari orok dah sama sama. Huhuuu kasiannya Gaca ku. Nanti Abang Epin yang marahin Dek Harry" ucap Kevin semakin dibuat buat.


Arga yang mendengarkan apa yang Kevin bilang hanya bisa menghela nafas, sudah khatam akan kelakuan calon tunangannya.


"Kayanya dia lagi deketin seseorang deh. Yacht kamu dipakainya buat modusin orang. Dasar Harry."


"Oh yah? G apa apa sih asal dia main safety aja. Toh itu yacht jarang dipakai. Btw emang siapa yang Harry dekati kali ini yang?" Kevin pun duduk dengan anteng sambil memainkan anak rambut Arga yang lagi asyik ngechat.


"Hmm sepertinya seorang arsitek deh. Mas Jaden belum balas chat aku. Mas Jude juga. Tapi mereka bilang orang Indo, arsitek muda yang raih penghargaan best architect se asia tenggara."


"Laki dong kali ini? Kevin bertanya diselingi dengan memakan crackers keju kesukaannya.


"Yup."




"Aangg. Buka mulutnya yang, Gacaaaaaaa aanggg"


"Eh btw Ca, aku punya keluarga arsitek muda trus dia juga nominee award for architect and design semalam di Thai."


"Pipiii, semalam itu ada ratusan orang, yang dari Indo aja puluhan. Ahh Mas Jude dah chat balik. Kamu diem dulu."


"Gacaaaaaaaa" Kevin dan kegiatan favouritnya, merengek ke Arga.


"Shut."


"Iya Nyonya Besar" ucap Kevin sambil menutup mulutnya.


"Mmm mereka sudah ada di harbor. Hahaha Harry dicuekin ama itu cowok. Deserve sih. Ohh namanya Jeje arsitek muda dari Makassar loh Piii"


"HAH? JEJE? MAKASSAR?" ucap Kevin dengan hebohnya.


"Kevin, g usah teriak. Lepas telingaku ntar. Apa sih Pi?"


"Gaca, tolong tanyain ke Mas Jude, Jeje itu Jaelan apa bukan? Andi Jaelan Gau? Gacaaa cepetan nanya nya"


"Ish iya sabar sayang, sabar. Emang kamu kenal?"


"Kalau yang aku sebut itu sepupu aku loh yang, tapi gitu lah kami g akrab. Paling say hai doang. Dia dari keluarga Mama. Mama aku saudaraan dengan Mama Jeje, tapi karena Mama ku nikah ama orang chinese dan log out makanya dia dikucilkan. Apalagi soal kita, mereka makin jaga jarak ama Mama. Tapi Mama g peduli sih Ca, asal anak anaknya bahagia. And thats why i love her sm, i owe her all my life" jawab Kevin dengan sendu. Ada sedikit kesedihan disana tapi Kevin dengan cepat tersenyum kearah Arga yang juga terlihat sendu dengan jawaban Kevin.


"I love Mama too Epin, Mama kamu sangat berhati mulia. Sudah ikhlas menerima kita, dengan tangan terbuka menyayangi aku. Pantas kamu jadi laki laki penyayang, karena Mama seorang berhati emas. Jangan lupa kita hubungi beliau yah sebentar. I miss her."


"Iya Arga cayang. Kita beruntung punya Mama dan Papa yang welcome dengan cinta kita. Aku juga beruntung punya calon mertua macam Ibu dan Ottosan, mereka duluan yang memberkahi hubungan kita. Memberi masukan buat Mama Papa jadinya mereka akhirnya welcome too. Im glad kita dikelilingi dengan keluarga yang terbuka dan saling mendukung Ca. And im glad that you found me. If not, mungkin aku akan seperti gelandangan, tidak terarah. Thank you love. Terima kasih sudah hadir dihidupku."


"Aku yang g akan bosan bilang Terima kasih Epin, terima kasih telah lahir kedunia. Terima kasih sudah bertahan, terima kasih akan cintamu." Ucap Arga bersungguh sungguh.


Mereka kini larut dalam pelukan, Kevin semakin erat memeluk tunangannya yang kecil itu. Dikecupnya pucuk kepala Arga berkali kali tanda dirinya sangat mencintai seseorang yang telah berjasa dalam hidupnya.


"Pi, betulan, Jaelan namanya. Mas Jude aja kaget kenapa aku tau. Ini loh foto anaknya."


Diperlihatkannya foto real time Jeje ke Kevin. Kevin otomatis amazed melihat perubahan adik sepupunya itu.


"Iya ini Jeje. Tapi sekarang dia terlihat dewasa sekali. Makin ganteng. Dulu terakhir ketemu dia g segede sekarang, itupun g sengaja di Singapura. Kalau g salah ingat, sewaktu liburan. Aku yang masih dalam kegelapan itu hari. Kamu belum menyinariku Gaca. Iya aku masih in the dark era, hahaha" ucap Kevin sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.


"Wah artinya dah lama banget Pi. Yang aku kuatirkan, posisinya gimana yah Pi. Karena meski Harry seorang bi tapi aura dan posisi nya dia itu kuat banget, bahkan itu anak emang born to be leader and dominant. Dan kalau dilihat Jeje ini manly dan auranya juga kuat. Btw Pi, apa g akan ada war world 3 dikeluarga mu kalau ketahuan belok?"


"Untuk posisi dan seksualitas Jeje aku g tau yah yang, seingatku waktu bertemu dulu dia juga lagi liburan ama ceweknya. Dan g harus manly untuk menjadi dominan kan? Dan soal keluarga besar pasti haram yang. Jeje akan dipotongkan sapi dan dianggap telah tiada untuk selamanya. You knowlah cerita Mama saat beliau memilih Papa gimana. Yang jadi pertanyaannya, emang Jeje belok yang?"


"Lah kok nanya balik. Padahal urusan hati seseorang itu hak asasi manusia, g ada yang berhak turut campur, asal bahagia semustinya aman"


"Biarin aja yang, kita g usah turut campur juga. Mau Harry yang nembak atau ntar ditembak, g masalah asal mereka saling cinta dan consent. Kaya kita, aku ke kamu pasti izin dulu boleh g? Gimana yang boleh g?" sahut Kevin dengan muka mesumnya.


"Dasar mesum. G ada. Aku sibuk, distudio banyak mau diselesaiin. Kamu jangan macam macam yah, ku potong titid kamu kalau minta terus." Arga seketika berdiri dengan cepat dan meninggalkan Kevin yang masih merengek.




"Gacaaaaa, aku kenapa ditinggalin. Gacaaaaa wait for me"



Mereka berdua ketawa terbahak, apalagi Arga yang saat ini di gelitik oleh Kevin. Dua sejoli yang saling menyayangi, semoga cinta mereka bermekaran sampai mereka menua bersama.



"Pipiiiii stop gelitikin aku. Tunggu. Ahhh. Doni nelpon Pi, stop. Aku gigit nih"



"Doniiiiii, gimana dah sampai?"


"Iya aku dah landing. Dami lagi di toilet makanya aku yang nelpon."


"Okay, aku ama Kevin kesana yah. Jangan kemana mana, jagain Dami"


"Biar Abang g bilang, aku bakal jagain dia dengan sepenuh hati"


"Beuh buciiiiiiiin" sahut Kevin


"Kan Abang gurunya" balas Doni.

"Sudah sudah. Aku on the way yah Do, tunggu di lounge aja."


"Siap Bang Arga, hati hati dijalan"

Arga pun segera menarik lengan Kevin yang masih ingin merengek.


"Pipiii hayuk cepat, kasian Dami kelamaan nunggunya ntar. Aku tunggu diparkiran yah Pi." Sahut Arga yang melengos dihadapan Kevin.


"Iya Nyonya Besar. Dihh kalau untuk Dami aja cepet banget. Aku ama Doni ntar g dipeduliin, dih dih"


"I love you Pi" teriak Arga diujung pintu rumah mereka.








🦁🤖 x 🐰🦊

The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang