teman kecil?

660 40 1
                                    

Miguel dan Hattala, mereka berteman dari kecil. Semua seluk beluk tentang masing masing sudah saling di ketahui.

Jika orang orang tidak tahu bahwa mereka berteman, pasti mereka akan mengira jika Miguel dan Hattala ini sepasang kekasih.

Saling memanggil dengan panggilan cinta, berhubungan badan sudah tidak asing bagi mereka.

Bahkan bisa di sebut jika mereka ini tinggal dalam satu atap. Hebatnya mereka tak pernah mempermasalahkan satu sama lain jika berhubungan dengan seseorang, mereka saling support bagaimana teman pada umumnya.

"mon" Tangan Miguel dengan lancang menepuk pantat Hattala.

"apaan" jawab Hattala, fokusnya masih pada cucian piring yang berada di depannya.

"gua udah 1 Minggu ngga di kasih jatah" Miguel memeluk Hattala dari belakang, mendusalkan wajahnya pada perpotongan leher Hattala.

"kayak pasangan aja ngasih jatah" ujar Hattala di akhiri kekehan pelan.

"malem ya mon, gua udah lemes banget sumpah"
Miguel ini king dramatis.

"ngga bisa, Driaz ntar malem kesini sama pacarnya" ujar Hattala, ketika menoleh pada Miguel ia melihat wajah memelas.

"ya gapapa, Collab kita ntar"

"gamau anjir, ntar di bilangin ke daddy" Hattala membasuh tangannya yang masih berlumuran sabun lalu mengelap tangannya dengan lap yang tersedia disana.

"mingdep aja"

Miguel melongo kaget, "MATI DONG GUA, LAMA AMAT!"

***

Malam ini mereka memutuskan untuk bermain ToD bersama Driaz (kakak si montok) dan pacarnya(Orion)
Botol sudah di putar, dan berhenti tepat mengarah pada Driaz, Driaz ambil satu kartu yang bertulis dare.

Kini giliran Miguel, Hattala dan Orion yang memikirkan tantangan apa yang pantas untuk Driaz.

"Cium pacar lu sampe nge desah, berani kagak?" Miguel angkat bicara dan langsung di pelototi oleh Orion.

"berani!" dengan nada sungguh sungguh, Driaz berkata demikian lalu mulai mendekat pada Orion.

"yang bener aja azz?" tanya Orion lalu mendorong kepala Driaz.

"kalo sampe ngga nge desah berarti lu cemen" kini giliran Hattala yang mengompori.

Tanpa babibu, Driaz langsung mencium bibir Orion. ciuman itu terkesan tergesa gesa, tangan Driaz dengan lancang meremas dada Orion sampai sang empu mendesah.

"Driaz tai" Orion merutuki Driaz.

Botol itu kembali berputar dan berhenti tepat menghadap Hattala.

"dare mon, masa mau truth" ujar Miguel dan berhasil mengundang delikan mata Hattala.

Tangan Hattala bergerak mengambil kartu yang bertulis truth dan menunggu pertanyaan yang harus ia jawab dengan jujur.

"pernah iclik berapa kali?" tanya Driaz to the point.

"ah ngga asik pertanyaan nya" Hattala merengek dan melempar kartu itu kearah Driaz yang kini sudah tertawa terbahak-bahak.

"tinggal jawab aja dek, susah amat" ujar Driaz yang kini sudah berhenti tertawa sebab berhasil mendapat 1 cubitan di perutnya.

Melihat Hattala yang masih merengut kesal, akhirnya Miguel yang angkat bicara "udah ngga kehitung, lu ngga perlu tau"

"MIGUUUUUUUU"

Hattala menatap nyalang pada Driaz, "sampe lu cepu ke daddy, gua cepuin balik kalo elu juga sering"

"udah udah, lanjut aja" Orion menengahi dan mulai memutarkan botol tadi. Botol itu berhenti tepat mengarah ke arahnya, dan tanpa pikir panjang ia segera mengambil kartu bertulis truth.

"Driaz pernah bikin sakit hati ngga, kalo iya apa?" Hattala tidak mau membuat Orion merasa tidak enak, maka ia berikan pertanyaan yang sedikit lebih waras.

"salkir kirim foto cewek mana lagi telanjang" jawab Orion, matanya melirik tajam pada Driaz.

"wahhh berani beraninya lu nyakitin kakak gua" Hattala bangkit dan bersiap akan menghajar Driaz.

"yang kakak lu tuh gua anjir, heran dah.." ujar Driaz, ia berhasil menangkis tonjokan Hattala.

"yang ngirim foto itu si sendy, tapi emang ada di hp nya Driaz makannya gua sakit hati" Orion kembali berbicara.

"sampe lu nyakitin kakak gua lagi, bertumbuk kita anjing." ujar Hattala menggebu-gebu.

"galak bener mon, udah sini duduk lagi" Miguel menarik tangan Hattala untuk di dudukan kembali di pinggirnya.

botol itu kembali berputar oleh Driaz dan berhenti menghadap Miguel, tanpa babibu ia segera mengambil kartu yang bertuliskan dare.

"3w3 si montok sampe kagak bisa jalan, taruhan sama gua. kalo pasangan kita besok bisa jalan, berarti kalah terus yang kalah harus traktir 1 Minggu kedepan" dengan yakin Driaz berucap demikian.

Orion dan Hattala melotot kaget.
Seketika Hattala memekik kencang ketika dirinya di gendong oleh Miguel.

"lu di kamar tamu aja azz, gua duluan" ujar Miguel dan pergi masuk kedalam kamar Hattala.

"DRIAZ TAI, MONYET LU, DRIAZZZZZZZZZZ"

Driaz tertawa terbahak-bahak mendengar Hattala berteriak.

"ayo yon, mau di gendong kayak si montok?" Driaz mengulurkan tangannya kehadapan Orion.

"sumpah kita pulang aja azz, tai lu mah gua malu sialan" Orion sudah bersiap mengambil tas nya berniat akan pulang sebelum dirinya di buat melayang karena Driaz menggendongnya.

"DRIAZZ TURUNIN NGGA? DRIAZZZZ"

***

Disisi lain Hattala mencoba mengimbangi permainan Miguel yang terkesan kasar. Pelepasannya sudah tidak terhitung, dirinya sudah terkulai lemas di atas Miguel.

"udahan plis, gua ngantuk" ujar Hattala dengan nada memelas, berharap Miguel akan memberinya ampun.

"doggy belum mon" Miguel membalikan posisinya, kini Hattala berada di bawah kukungannya.

"sumpah ngga boong gua udah capek, perih juga. udahan aja yaa" mata Hattala sudah berkaca-kaca, memperlihatkan pada Miguel jika ia bersungguh sungguh.

"satu kali lagi?"

Hattala tetap menggeleng dan berhasil membuat Miguel iba.

Tubuh Miguel ambruk tepat di sebelah tubuh Hattala, ia bergerak mencium bibir Hattala sebelum menarik tubuh telanjang itu untuk di peluk.
"besok gua kasih salep"

Hattala mengangguk dan mulai memejamkan matanya.

***

Paginya Miguel yang pertama membuka mata, ia terlebih dahulu membersihkan tubuh Hattala lalu memberi nya sampe. Di lanjut ia membersihkan tubuh nya karena berniat akan merokok di balkon apartemen milik Hattala.

Ketika tubuhnya sudah merasa segar, Miguel keluar dengan 1 batang rokok di tangannya. Ia mendudukkan dirinya di kursi yang berada di balkon.

Suara derap langkah terdengar di telinga nya, ia menunggu seseorang yang kini tengah berjalan ke arahnya, ternyata itu Driaz.

"gimana, bisa jalan ngga adek gua?" Driaz mendudukkan dirinya di kursi samping Miguel.

"kagak tau, tapi gua pastiin kagak bisa jalan" jika Hattala sudah berkata perih maka ia pastikan besoknya Hattala akan seharian merebahkan tubuhnya di kasur.

"berarti lu menang" Driaz kembali menghisap rokok nya.

Miguel menoleh dan menyeringai "masa iya kagak bisa bikin Orion lecet, cemen lu"

Driaz mendelik tidak suka, "ya dia nangis nangis anjir, ngancem mau di laporin ke bokapnya, alhasil gua main satu kali."

"kasian"

***

jangan lupa voment guys!!!
@mahaeoce on tiktok

FRIEND WITH BENEFIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang