prolog

5 2 0
                                    

saat ini, tempat tinggal makhluk hidup sedang di beri hikmah hujan oleh sang maha kuasa, sehingga menciptakan hawa sejuk yang menusuk hingga tulang

seorang gadis sedang duduk di halte bis menunggu bis selanjutnya muncul, hanya dengan terbalut gardikan, itu tak akan bisa menyelimuti tubuh mungil nya dari dingin nya sore saat ini

gadis itu ingin memesan taxi, tapi ia mengurungkan niat nya saat mengingat kejadian bahwa tidak ada satupun taxi yang menerima pesanan nya itu, dan itu adalah hal yang cukup menyebalkan, dan gadis itu terpaksa menunggu bis di tengah hujan badai

kedua tangan nya bergerak memeluk dirinya sendiri agar tubuh mungilnya merasa sedikit hangat "dingin banget" monolognya

naya verlyna adalah anak tunggal dari sepasang suami istri yang telah tiada sejak 2 tahun lalu karena kecelakaan tunggal di jalan tol, setelah kepergian kedua orang tua nya, naya tak bisa mengharap orang lain selain pacar nya, yaitu kenzo saputra

naya meraih handphone di saku celana nya dan mulai menelepon sang kekasih

telpon:

naya:
halo sayang, bisa jemput ga? bis dari tadi ga ada

ken:
apasih, mandiri dikitlah jadi cewek

naya:
lagi sibuk ya kamu?

ken:
ya

naya:
yaudah, maaf ya ganggu-

telfon di putus secara sepihak oleh kenzo

naya merasa bahwa pacar nya yang sekarang bukan lah pacar yang ia kenal lagi, kenzo adalah orang yang berbeda sejak beberapa bulan lalu

naya tidak tau penyebabnya apa, tapi naya berfikir bahwa kenzo hanya sibuk dengan tugas sekolah saja. naya menghela nafas panjang dan berniatan untuk menerobos hujan yang lebat

"trobos aja lah'' gumam naya pelan

belum lagi sempat melangkah keluar dari halte, naya tersentak saat pergelangan tangan nya di genggam oleh sesuatu yang terasa sangat sejuk

naya menoleh ke belakang, di situ terlihat laki laki bertubuh tinggi menggunakan kemeja kotak serta celana jeans hitam "sakit lo nanti''

naya mengerdipkan mata beberapa kali

dia adalah teman sekelas naya di akademi alfitrha rakha seorang anak yang terkenal cukup berandalan di sekolah

rakha adalah teman sekelas naya dari sejak kelas 2 SMP, naya sempat membenci rakha karena pernah menarik kursi naya saat naya mau duduk dan membuat naya kesusahan duduk selama hampir 2 minggu lama nya

rakha melepaskan genggaman tangan nya dari pergelangan tangan naya "sorry" ucapnya pelan, naya masih diam membeku, terkejut

sejak kapan rakha berada di halte yang sama bersama naya "ah iya gapapa" balas naya "lo ngapain?" tanya basa basi rakha agar tidak begitu canggung "gue dari tadi nunggu bis, tapi ga ada yang datang"

rakha mengerutkan kening nya "tadi bis terakhir, sekarang ga ada lagi"

naya jengkel karena usaha nya menunggu bis sia sia sekarang, rakha terkekeh pelan "udah, ikut gue aja" naya ragu untuk mengiyakan ajakan dari rakha "mau nolak? yakin?''

naya akhirnya mengangguk dan menaiki mobil milik rakha, selama di perjalanan, mereka sama sekali tidak berbicara, suasana saat ini cukup canggung, rakha akhirnya berusaha mencairkan suasana canggung itu

"lo masih benci sama gue?" naya diam beberapa saat, rakha merasa bahwa pertanyaan barusan sepertinya membuat naya merasa tersinggung ''sorry, lupain aja-"

"gue gatau" naya sukses membuat suasana semakin canggung, rakha kini merasa tegang, ia seperti terjebak di dalam  pertanyaan nya sendiri "gue udah maafin, tapi jujur gue masih marah"

rakha mengangguk, ia tak bisa memaksakan kehendak naya untuk memaafkan nya sepenuhnya "sekali lagi sorry ya"

naya tak menjawab rakha, pandangan nya hanya fokus melihat jalan yang di basahi oleh hujan "by the way, lo sama kenzo gimana?''

"gitu gitu aja"

"lo kok bisa bertahan sama sikap dia?"

naya menatap rakha yang fokus dengan setir mobil "maksud nya?"

"gue liat, lo sama kenzo udah jarang ngobrol di kelas" naya menghela nafas panjang

'mampus, salah lagi ni gue' batin rakha

"entah lah rak, gue bingung sama sikap dia yang sekarang, gue berusaha positif thingking aja, mungkin emang dia lagi sibuk?"

rakha mengangguk "yah benar juga, kita lagi banyak tugas" mendengar itu, naya merasa lega kerna rakha satu pikiran dengan nya

setidaknya itu membuat naya bisa berfikir baik tentang kekasih nya itu "kalo ada apa apa, jangan sungkan cerita sama aku ya"

naya tersenyum "iya, makasih"

setelah percakapan itu berakhir, naya memutuskan untuk bertanya "lo sama erika gimana?" rakha menaikan salah satu alis nya "gimana apanya? gue aja ga ada hubungan apa apa"

naya terkekeh "iya juga, ya tembak lah kocak" rakha menggeleng "tidak boleh buru buru bro"

naya memutar kedua bola matanya "mata lo gue colok ya" rakha menyadari tatapan tidak enak dari naya "colok lah, gue gigit nanti"

"gak, rabies"

mereka tertawa bersama "jadi? lo gamau nembak erika?" tanya sekali lagi naya

rakha menggeleng pelan "nanti, gue belum siap"
.
.
.
.

setelah sampai di rumah, naya mengucapkan terimakasih karena sudah mengantarkan dirinya  kerumah hingga selamat "gamau mampir?" tawar naya

"ga, ntar gue di hajar kenzo lagi" setelah mengucapkan itu, naya mengingat bahwa hubungan nya dengan kenzo sedang tidak baik baik saja

"lo gapapa nay?"

"aman gue mah"

rakha pamit pulang dan menancap gas

naya pergi ke kamar nya dan merebahkan tubuhnya ke atas ranjang yang empuk "badan gue sakit semua"

ia menatap langit langit kamar, "gue harus bicara sama ken"

naya mengambil handphone nya dan mengirimkan kenzo pesan

chat

naya:
ken, kamu kenapa kaya berubah ginii?

ken:
ap?

naya:
kamu dry teks

ken:
trs?

naya:
udahlah ken, aku capek

ken:
y

ini cukup menguras tenaga naya, ia akhirnya tertidur setelah menangisi isi chatan dirinya bersama kenzo belakangan hari ini

'~ Tentang kamu ~'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang