Chapter 3 - Dia Zidan prill!!

1.3K 93 1
                                    

Author POV's

Sore ini prilly tampak berada di kamarnya. Ia sedang termenung sambil memegang bingkai foto.

"Li, apa kemaren itu kamu? Kenapa kamu gk lirik aku? Apa kamu bener2 sepenuhnya lupa sama aku? Dan siapa cewe kemarin yg bersama kamu? Kamu berkata 'sayang' padanya? Kata2 itu harusnya pantas untuk aku li, bukan sama cewe itu. Status kita belum putus. Ali, aku kangen sama kamu li. Aku kangen!!!"

Prilly terisak amat sedih. Ia mengelus pelan fotonya bersama ali. Buliran buliran bening itu banjir membasahi bingkai foto.
Dan seketika dada prilly sakit. Ia menjatuhkan foto itu dan memegangi dadanya. Sepertinya ia lupa meminum obat yg dosisnya harus ia minum setiap merasakan sakit.

"Arghhhh... Jantung guee!!"

Rizal yg mendengar teriakan prilly langsung bergegas pergi menghampiri putrinya. Prilly masih memegangi dadanya yg teramat sakit.

"Nak..nak kamu kenapa?? Kenapa dadanya? Kamu lupa minum obat ya? Tunggu sebentar. Papa ambilin minum sama obatnya"

Rizal begitu khawatir pada putrinya. Ia langsung mengambil tindakan. Ia tidak mau prilly kenapa kenapa.

"Pa makasih ya.."

Prilly tersenyum kecil. Rizal tersenyum pada prilly dan mengusap pelan pucuk rambut putrinya.

Prilly sangat sayang pada papanya. Jujur, semenjak ali pergi dari hidupnya ia hanya mempunyai satu harta berharga. Papa.

"Lain kali, jangan sampe lupa minum obatnya!! Nanti papa kirimin pembantu aja kali ya buat jagain kamu"

"Aaa.. Gk usah, prilly bakal inget buat selalu gk telat minum obat" ucap prilly manja.

"Gpp sayang. Papa juga minggu depan udah mulai sibuk sama kerjaan. Nanti kalo gk ada papa, kamu tiba-tiba lupa minum obat? Terus nanti kalo ada apa2 kan pembantu bisa langsung hubungi papa"

"Mm.." prilly mengangguk paham.

"Ya udh ya, kamu istirahat gih. Papa mau keluar rumah sebentar"

Papa rizal sudah berlalu dari kamar kecil prilly.

"Auss.."

Prilly mengambil minum di samping lemari kecilnya. Ia langsung meneguk pelan air itu.

"Ih, semutt.."

Prilly membuang setengah air yg berada di dalam gelas itu kearah luar jendela. Namun, sepertinya siraman itu terkena orang yang sedang berjongkok.

***

"Wlee, dica ayo kejar abang.."

"Abangg....."

Seseorang itu berlari. Sosok nya sudah hilang dari pandangan gadis kecil berumur 6tahun. Sepertinya gadis kecil ini dipanggil ibunya untuk pulang dan jangan berlari-lari di jalanan.

"Aduhh, gue ngumpet sini aja deh. Cons, lo aman ye disini"

Pria itu mencari tempat untuk ia mengumpat. Ia berjongkok di samping rumput2 liar yg lebat. Ia menyimpan gitar kecil kesayangannya di samping badannya. Panggilan sayang pria itu untuk gitarnya 'Conis' atau pendeknya 'Cons'.

Syerrrrrrr...

"Ihh, apaan nihh"

Ia memegangi kepalanya yg agak basah. Air guyuran dari dalam jendela itu membasahi rambut dan bajunya sedikit. Ia lekas berdiri dan membersihkan badannya. Tak lupa ia selalu menggandeng gitar kesayangannya.

Hendak berjalan menuju kasur, prilly mendengar suara. Ia langsung membalikan badannya dan ia melihat orang yg sedang menunduk membersihkan badannya.

"Eh, aduhh maaf" ucap prilly kaget. Ia menaruh tangannya di sela2 besi tipis jendela itu.

Ali merunduk karna ia sibuk mencari baju yg terkena air. Saat mendengar suara ia mendongkakkan wajahnya.

"A...a.. li" prilly terbata bata. Ucapannya pelan. Bahkan hampir tak terdengar.

"Lo yg nyiram air ini ya? Ucap nya sambil menunjukkan bajunya yg basah.

"Ali..Maaf li aku gk sengaja. Tunggu sini"

Prilly bergegas keluar dari rumahnya dan menemui sosok pria tadi. Pria yg mirip ali ini masih bingung, mengapa perempuan yg berlalu dari hadapannya barusan memanggilnya dengan sebutan ali. Dia bukan ali.

"Ali, maaf li. Ayo masuk. Aku bantuin keringin rambut sama baju kamu yg basah"

Belum pria ini bicara sepatah pun, prilly langsung menarik ali kedalam rumahnya.

"Ali tunggu sini dulu ya, aku ambil handuk kecil"

Prilly berlalu dari hadapan pria ini. Pria ini masih bingung. Kenapa ia selalu dipanggil ali?

"Li, aku tau kamu dateng kesini karna aku kan. Kamu juga kangen kan sama aku? Kangen masa2 dulu"

Prilly duduk disamping ali. Posisinya dekat. Bahkan rapat. Ia bahkan bergelayut manja dilengan ali. Ia sangat rindu masa2 ini bersama ali.

"Aduh, tunggu deh" pria ini melepaskan lengannya dari pelukan prilly. Prilly menatapnya bingung. Tapi pria ini tak merasa risih saat prilly memeluk lengannya.

"Kenapa li? Bukannya kamu rindu masa2 seperti ini. Aku kangen kamu" ucap prilly manja.

"Eh, apaan sih lo"

Pria ini sok berjual mahal. Padahal dari mimik wajahnya tak mengambarkan ia risih didekat perempuan ini.

"Li, kamu kenapa? Kenapa kamu kelihatannya jijik deket aku? Aku bau ya?" ucap prilly cekikikan.

"Aku mandi bentar deh. Kamu tungguin aku bentar ya. Kalau bosan nyalain aja TV nya. Dimeja ada cemilan. Makan aja"

Prilly berlalu dari ali. Ali masih bingung kenapa perempuan yg berlalu dari hadapannya ini terus memanggil namanya dengan sebutan ALI?

30 menit berlalu. Hari berganti malam. Mereka akhirnya menuju taman didekat rumah prilly dan duduk dikursi panjang putih sambil menatap indahnya langit malam.

"Ali kamu ken.."

"Lo apa2an sih. Sokenal bgt deh. Kenapa lo manggil gue ali? Gue bukan ALI! Kenalin gue 'Zidan Sizth'." zidan memotong ucapan prilly. Ia menekan kata ALI! Dan menyodorkan tangannya.

Dia 'Zidan Sizth'.Wajahnya dan fisiknya memang 99% mirip dengan ali. Tapi dia bukan ali!

"Ih, apaan sih kamu! Mentang mentang lupa ingatan jadi ganti nama. Kamu itu ali! Ali!" prilly tak percaya.

"Maksud lo gue punya kembaran gitu?Gue zidan. Bukan ali"

Prilly tampak termenung. Ia memang benar2 rindu dengan ali. Tetapi, rasa rindunya sudah cukup terbayar dengan sosok yg mirip ali. Walau bukan ali! Prilly juga sadar, cinta ali takkan tergantikan oleh siapapun.

"Terus, apa yg bisa bikin gue percaya kalo lo bener2 zidan?" prilly masih tak percaya.

"Gue emang zidan" ucap zidan. Dia memandangi tubuhnya dari bawah hingga atas.

Dia memang zidan. Tampilannya rapih dengan kemeja dan jeans panjang, serta snapback yg diputar dan kacamata hitamnya. Dengan begitu, prilly masih bisa membedakan jika ia nanti bertemu ali.

"Tadi aja aku-kamu. Oh ya, nama lo siapa? Dari sore sampe malem gini gue belum tau nama lo" ujar zidan kembali menyodorkan tangannya.

"Nama gue 'Prilly Conshil'." ucap prilly membalas sodoran tangan zidan.

"Nama yang indah. Oh ya, kalau boleh tau ali itu siapa? Teman lo? Sahabat lo? Pacar lo? Mantan lo? Ata..??

"Ali itu dulu pacar gue. 6 bulan yg lalu kami mengalami kejadian pahit. Kami kecelakaan. Ali lupa ingatan dan sampe sekarang dia gk inget gue. Kita juga udh gk pernah kontekan dan jarang ketemu." prilly terisak sedih. Zidan yg mendengarnya pun iba.

"Maaf prill" zidan mengelus bahu prilly. Prilly mengangguk pelan.

"Dan, gue mau pulang. Takut dicariin papa.

"Ya, ayo gue anterin"

Jangan lupa kasih vote and coment yaa. Makasih semua

Ali dan ZidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang