Di tengah perjalanan, Caitlyn melihat fuel meter yang terdapat pada panel meter di sepeda motor milik Lia yang bensinnya sudah hampir habis pada saat mereka melakukan perjalanan menuju mall.
"Lia, kita singgah di tempat pengisian bensin dulu ya karena bensin motor kamu sudah hampir habis", ucap Caitlyn yang sedang mengendarai motor milik temannya.
"Oke-oke", balas Lia.
"Sip, nanti bayarnya pakai uangku saja", balas Caitlyn.
"Jangan, nanti aku saja yang bayar karena aku yang mengajakmu pergi dan lagian ini juga motorku, jadi aku saja yang bayar", balas Lia.
"Iya tau, tapi anggap saja ini sebagai traktiran", balas Caitlyn.
"Tapi, tidak apa-apa kalau kamu yang bayar?", tanya Lia.
"Iya", jawab Caitlyn.
"Oh oke", balas Lia yang merasa tidak enak kepada temannya yang akan membayarkan bensin yang sebentar lagi terisi pada motor miliknya.
Tidak lama kemudian, Caitlyn dan Lia sudah sampai di tempat pengisian bensin dan akan segera melakukan antrean untuk mengisi bensin motor milik Lia yang sudah hampir habis. Saat itu, Caitlyn dan Lia melihat antrean hanya terdapat tiga motor saja yang sedang mengisi bensin. Namun, motor yang paling depan sudah selesai melakukan pengisian sehingga pada saat Caitlyn dan Lia melakukan antrean, mereka berada tepat di barisan ketiga. Saat Caitlyn dan Lia sedang melakukan antrean yang posisinya tepat di barisan ketiga, ada seseorang yang memanggil Caitlyn tepat di barisan keempat yang dimana posisinya berada di belakang mereka berdua, dan Caitlyn pun melihat ke belakang untuk mengetahui siapa orang yang memanggilnya. Pada saat Caitlyn melihat ke belakang, ternyata orang yang memanggilnya itu adalah omnya sendiri sekaligus ayah dari Sherna, yaitu Alex.
Caitlyn yang sudah mengetahui bahwa orang yang memanggilnya itu adalah omnya sendiri, ia pun berpikir untuk menjawab panggilan dari Alex kepadanya atau tidak karena ia masih saja mengingat dengan masalah dua tahun yang lalu, yang dimana Alex salah satu orang yang terlibat dalam permasalahannya. Pada akhirnya, Caitlyn pun menjawab panggilan dari Alex kepadanya karena bagaimana pun Alex itu adalah omnya sendiri dan dia harus menghormatinya dan juga menghargainya.
"Iya om, kenapa?", tanya Caitlyn yang membalas panggilan dari omnya itu.
"Kamu apa kabar?", tanya Alex balik.
"Baik, kalau kabar om bagaimana?", jawab Caitlyn dan membalikkan pertanyaannya kepada Alex.
"Baik juga", jawab Alex.
"Oh, baguslah kalau begitu om", balas Caitlyn.
"Oh iya Caitlyn, om boleh tanya sesuatu sama kamu?", tanya Alex.
"Iya boleh om, mau tanya apa?", tanya Caitlyn balik.
"Waktu kamu sama teman-teman kamu per-", jawab Alex yang tiba-tiba terpotong.
"Kak, silahkan maju supaya yang lain juga tidak menunggu terlalu lama", ucap petugas yang mengisi bensin di tempat pengisian bensin tersebut yang membuat perkataan Alex tadi terpotong.
Petugas yang mengisi bensin di tempat pengisian itu terpaksa memotong pembicaraan mereka berdua dan menyuruh Caitlyn untuk maju karena dua barisan dari depan atau dua motor yang mengantre di depan Caitlyn dan Lia tadi sudah selesai melakukan pengisian bensin sehingga mereka berdua bisa melakukan pengisian juga terhadap motor milik Lia.
"Lia, kenapa kamu tidak bilang kalau dua motor di depan tadi sudah selesai pengisian bensin supaya kita bisa maju dan juga tidak membuat orang yang mengantre di belakang kita tidak menunggu terlalu lama?", tanya Caitlyn.
"Iya maaf, aku tadi lagi asyik mendengarkan pembicaraan kalian berdua", jawab Lia.
"Huft", Caitlyn yang menghela nafas.
Setelah Caitlyn dan Lia berbicara, Caitlyn pun memberitahu jumlah pengisian bensin terhadap motor milik Lia kepada petugas yang mengisi bensin di tempat pengisian itu.
"Isi sampai penuh ya kak", ucap Caitlyn.
"Oke kak", balas petugasnya.
Caitlyn pun kembali berbicara dengan Alex.
"Tadi mau tanya apa om?", tanya Caitlyn.
"Waktu kamu sama teman-teman kamu pergi liburan ke pantai, Sherna ikut pergi juga sama kalian ya?", tanya Alex.
"Iya, aku sama teman-teman pergi bersama Sherna waktu liburan ke pantai", jawab Caitlyn.
"Berarti kamu dengan Sherna sudah baikan?", tanya Alex.
Pertanyaan yang keluar dari mulut Alex itu membuat Caitlyn kebingungan mau menjawab seperti apa dari pertanyaan yang diberikan oleh omnya itu sendiri. Namun, saat itu pengisian bensin terhadap motor milik Lia sudah selesai dan petugas yang mengisi bensin tersebut memanggil Caitlyn kembali, sehingga karena hal tersebut Caitlyn pun bisa mengambil kesempatan untuk menghindari pertanyaan dari omnya itu karena sebenarnya dia masih kebingungan mau menjawab seperti apa dari pertanyaan tersebut.
"Kak, pengisiannya sudah selesai", ucap petugas yang mengisi bensin tersebut.
"Oh iya, berapa totalnya kak?", tanya Caitlyn kepada petugasnya sambil mengalihkan perhatiannya dari Alex.
Petugas yang mengisi bensin di tempat pengisian itu pun menyebutkan total harga yang harus dibayar oleh Caitlyn.
"Oh oke, tunggu sebentar ya kak?", tanya Caitlyn yang langsung mengambil uang di dalam tas yang ia gunakan saat itu.
"Iya kak", jawab petugas itu.
"Ini ya kak uangnya", balas Caitlyn sambil memberikan uang kepada petugasnya untuk membayar bensin yang sudah terisi di motor milik temannya itu.
"Oke kak, terima kasih ya kak", balas petugas itu yang berterima kasih kepada Caitlyn.
"Iya, terima kasih kembali juga ya kak", balas Caitlyn.
Caitlyn pun berpamitan kepada Alex dan melanjutkan perjalanannya bersama Lia menuju mall karena ia sudah membayar bensin yang telah terisi pada motor milik temannya sehingga pertanyaan dari Alex tadi belum sempat di jawab oleh Caitlyn. Alex pun melakukan pengisian bensin setelah keponakannya itu pergi karena posisi antrean Alex tepat di belakang Caitlyn yang saat itu sudah selesai melakukan pengisian bensin.
Saat Caitlyn dan Lia sudah meninggalkan tempat pengisian bensin itu, Lia teringat akan perkataan Alex kepada Caitlyn tadi dan ia pun bertanya dalam batinnya, "Tadi om itu ada menyebut nama Sherna bahkan juga bertanya apakah Caitlyn dan Sherna sudah baikan karena mereka pergi liburan ke pantai bersama-sama, apa mungkin om tadi adalah ayah dari Sherna?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Liburan ke Pantai atau Gunung
Historia CortaAda lima anak remaja yang bernama Disar, Caitlyn, Andre, Lia, dan Irfan. Mereka berencana akan mendaki gunung saat hari libur nanti, tetapi rencana mereka untuk mendaki gunung itu batal dan diganti dengan pergi ke pantai. Lantas mengapa mereka pergi...