Suara ombak tertutup dengan suara musik yang diputar. Kapal pesiar tersebut dipenuhi oleh orang orang yang menari, tertawa dan berbagi minuman. Tiga orang laki laki berjas hitam berjalan dengan gagah menghampiri seorang laki laki berjaket kulit berwarna coklat dan mengenakan kaca mata hitam berbentuk hati.
"Mingyu" Panggil salah satu laki laki berjas tersebut.
Laki laki berjaket kulit dan mengenakan kaca mata; Mingyu berbalik dan tersenyum hingga dua gigi taring yang dimilikinya muncul. "Ah, Seungcheol hyung. Bagaimana? Pestanya seru kan?"
Seungcheol mengangguk singkat lalu berjalan mendekat ke arah Mingyu hingga ia bisa merangkul laki laki itu. "Mingyu ada penyusup masuk ke pestamu" Katanya berbisik.
"Apa?" Wajah Mingyu yang tadinya tenang langsung berubah marah. Ia melepaskan kaca mata berbentuk hati yang digunakannya dan menelisik sekitar. "Mana? Siapa hyung? Berani beraninya dia menyusup ke pestaku"
"Tenang dulu Mingyu. Kita tidak boleh langsung bertindak atau penyusup itu akan melarikan diri"
"Kemana? Meloncat ke air? Dia akan mati dimakan hiu atau tenggelam jika mencoba kabur" Mingyu mengisyaratkan kepada laki laki berjas lain yang sedari tadi membawa sebuah cocktail untuk mendekat. Ia mengambil cocktail tersebut dan meminumnya senang.
"Dengarkan aku Mingyu kita harus mengepungnya di suatu tempat"
"Kenapa tidak disini saja langsung hyung? Kita buat pertunjukkan untuk semua tamuku"
"Mingyu mereka semua bukan hanya tamu melainkan partner bisnis kita juga"
"Hyung" Mingyu menengok dan menatap Seungcheol tepat di mata. "I don't give a damn"
Dor!
Mingyu menembak seorang laki laki yang mengenakan jas abu abu yang mendengarkan percakapannya dan Seungcheol tidak jauh. Hal itu membuat beberapa tamu terkejut dan mundur menjauh dari Mingyu yang masih menodongkan pistolnya.
Seungcheol menghela napas dan mengusak rambutnya karena sedikit frustasi Mingyu tidak mendengarkan perkataannya. Namun Mingyu mana mungkin mendengar apa yang ia katakan. Mingyu adalah anak sah dari keluarga Kim, boss mafia, bandar narkoba terbesar di Korea Selatan yang terkenal akan sifatnya yang sedikit kekanakan. Lihat saja cara ia berdandan, jaket kulit dengan kaca mata berbentuk hati, mafia mana yang akan menggunakan pakaian norak seperti itu. Terkadang Mingyu membuat Seungcheol malu mengakui bahwa ia adalah saudara tirinya.
"Tenang hadirin sekalian. Aku tidak akan membunuh kalian kecuali kalian berencana untuk membunuhku atau mengkhianatiku. DJ, putar musik lagi!"
Lagu yang tadinya berhenti akibat suara tembakan kini kembali mengalun. Mendengar lagu Mingyu langsung berjoget dan menarik Seungcheol untuk bergabung. "Ayo hyung lupakan semua masalah sebentar"
Seungcheol melirik dua laki laki berjas hitam lain yang tadi berjalan di sisi kanan dan kirinya untuk meminta tolong. Dengan senyuman laki laki berjas hitam yang berdiri disebelah kanan; Jun mengangkat tangan dan menjauh agar tidak ikut ditarik Mingyu. Sementara yang berdiri disebelah kiri; Jeonghan tersenyum meledek lalu mempersilahkan Mingyu membawa Seungcheol ke mayat laki laki yang tadi ia tembak dan berjoget diatasnya.
Inilah pesta keluarga Kim. Yang diadakan oleh Mingyu setiap kali ia ingin dan di tempat yang berbeda beda. Mingyu mungkin bukan seorang mafia yang dingin dan kaku seperti yang kebanyakan orang pikirkan tetapi ia tetaplah seorang mafia yang akan membunuh tanpa rasa bersalah, seorang mafia yang telah melakukan setidaknya lebih dari seratus kejahatan dan seorang mafia yang memiliki musuh lebih dari yang bisa dihitung.
...
Tang!
Wajah orang yang tengah dipukuli dengan besi itu sudah tidak berwujud lagi. Beberapa orang yang melihatnya menunduk ngeri dan tidak berani mengangkat kepala. Mereka semua tidak ingin menjadi korban selanjutnya karena yang memukuli itu; Wonwoo bisa saja memukul dan membunuh mereka kapanpun ia mau tanpa alasan.
"Sial punggungku sakit" Wonwoo memukul punggungnya pelan. Ia berdiri tegak dan menatap bawahannya malas. "Siapa lagi yang perlu aku bunuh, hah?! Bekerja tidak becus! Untuk apa kalian menjadi seorang mafia? Tcuih"
Laki laki yang berdiri di belakang Wonwoo berjalan menghampirinya sambil menunduk. "Tuan Jeon, sepertinya mereka sudah mengerti peringatan yang sedang kau berikan"
"Begitu menurutmu Soonyoung?"
Soonyoung mengangguk pasti.
Wonwoo membuang tongkat besi yang berlumuran darah tersebut ke samping dan membersihkan tangannya dengan me-lapnya langsung ke jas yang dikenakan Soonyoung.
"Lima ratus juta dolar. Aku tidak peduli bagaimana caranya kalian mendapatkan uang sebanyak itu tetapi kalian harus. Jika lima ratus juta dolar tidak sampai ke tanganku besok malam maka aku akan membunuh kalian satu persatu dengan cara yang berbeda beda. Pilih saja. Mau dikuliti, dipotong potong, langsung penggal atau diinjak sampai kepalamu hancur"
Beberapa orang bergidik ngeri mendengar ucapan Wonwoo. Mereka semakin menunduk dalam dan enggan menatap boss mereka, anak dari boss mereka.
Hening beberapa saat sampai suara langkah kaki tergesa gesa seseorang terdengar bergema. Wonwoo langsung menengok ke arah pintu dan menelusupkan tangannya ke dalam saku dimana ada sebuah revolver di dalamnya.
Brak!
Pintu di buka dan seorang laki laki berlari terengah engah masuk dengan terburu buru. Melihatnya Wonwoo langsung mengangkat sebelah alis terkejut.
"Lee Seokmin ada apa?" Tanya Wonwoo langsung.
"Seorang penyusup dari keluarga Hong telah di bunuh oleh Kim Mingyu sendiri. Maaf tuan Jeon aku harus segera pergi dari pestanya. Dia mengetahui siapa yang penyusup dan dia tau aku salah satunya"
"Arrgghh" Wonwoo berteriak, ia melempar revolver di tangannya dan menghampiri salah satu bawahannya untuk melayangkan sebuah pukulan.
"Sialan! Kalian semua tidak berguna! Haruskah aku yang turun langsung untuk menyusup ke pesta Kim bangsat itu?!"
"Tenang dulu tuan Jeon" Soonyoung menghampiri Wonwoo dan meletakkan tangannya di bahu kiri Wonwoo. "Kau tau Seokmin termasuk yang terbaik, jika dia harus mundur maka ada beberapa alasan tertentu"
Wonwoo menatap nyalang Soonyoung. "Lebih baik begitu. Karena aku tidak mau membunuhmu dan Seokmin" Ia melangkah menjauh. Tangannya menggapai sebuah pisau yang terletak di belakang celananya. "Aku akan menyusup ke pesta si Kim itu besok pagi. Siapkan segalanya Soonyoung, waktunya aku bertemu dengan musuh ayahku"
Tbc
Yeah, ini inspired by romeo & juliet dan kinnporsche. Jadi mereka mungkin bakal jadi enemies to lovers. Oh iya ini karakter mingyu mirip thankun wkwk dan karakter wonwoo mirip vegas wkwk. Sengaja, bosen mingyu mulu yg keliatan lebih dominan dan serem. Seorang top blm tentu dominan 100% okay, liat saya aja.
Sebelumnya terima kasih sebanyak banyak banyaknya untuk semua pendukung cerita saya baik itu devil saint, fanboy, bangsat, friendship? Dll. Kalian semua yg menyebabkan saya bener bener semangat dalam ngelanjutin dan bahkan ngebuat cerita baru. Saya harap setelah ini kalian juga suka sama shakespearean ini ya.
Peace
©yuuto daichicatatan kecil, mv love, money, fame knp kyk kisah cinta ya? Mingyu bawa mawar, mingyu di paha wonwoo, wonwoo terima mawar. Saya delulu atau emang mereka sengaja dan sadar apa yg mereka lakuin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakespearean ✗ Meanie
Fanfictiona tale of the romeo ketika dua romeo yang berasal dari dua keluarga mafia yang berbeda bertemu dan jatuh cinta. bl + crime + mafia seventeen meanie fanfiction inspired by romeo & juliet and kinnporsche