Chapter Two : Au milieu de nulle part

73 21 2
                                    

Mingyu menggoyangkan pinggulnya dengan riang. Di samping kapal yacht yang sedang ia tumpangi Seungcheol, Jun, Jeonghan dan beberapa bodyguard lainnya serius menatap ke depan menjaga Mingyu dengan jet ski. Tuan muda mereka lagi lagi ingin mengadakan pesta di sebuah pulau pribadi miliknya.

"Jihoonie lagu yang kau putarkan kurang keras" Ucap Mingyu kepada seorang laki laki yang duduk tak jauh dari kapten kapal dan memegang sebuah i-pad.

"Kau mau berpesta dengan ikan ikan disini? Berenang sana"

Mingyu mengerucutkan bibir. "Payah"

"Apa kau bilang?"

"Tidak ada"

Dengan lesu Mingyu duduk di samping Jihoon dan menutup mata. Ia merasakan cahaya matahari pagi yang bersinar terang dengan angin sepoi sepoi yang menyegarkan.

Melirik malas ke arah Mingyu Jihoon berdecak dan menjauhkan dirinya dari laki laki yang saat ini sedang mengenakan pakaian nyentrik, yaitu jas berwarna merah muda dengan dasi berwarna kuning. Membuat siapapun yang melihatnya sakit mata.

"Kapten berapa lama lagi sampai ke pulau pribadiku?"

"Sepuluh menit tuan muda"

"Sudah kubilang jangan panggil aku tuan muda. Panggil aku master Kim, atau handsome boy, atau Your Majesty, ah tapi master Kim kedengarannya lebih sempurna"

Sang kapten tersenyum dan mengangguk. Tuan mudanya sedari kecil tidak berubah.

"Menjijikan" Bisik Jihoon yang bisa didengar oleh Mingyu.

"Hey! Dasar, ayo putar lagu Water by Tyla" Dengan malas Jihoon memencet i-padnya dan lagu Water yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi asal Afrika Selatan bernama Tyla pun terdengar. Kembali bersemangat Mingyu berdiri dan menari mengikuti irama. Jun yang ikut mendengar alunan melodi lagu tersebut ikut menggoyangkan kepalanya ke depan dan belakang. Sementara Seungcheol hanya bisa lagi lagi menghela napasnya. Mingyu benar benar tidak takut jika ada orang yang tiba tiba menembaknya.

...

Selama perjalanan di helikopter Wonwoo mengunyah permen karet dan tidak henti hentinya menggoyangkan kaki. Ia gugup dan sedikit waspada terhadap apa yang mungkin akan terjadi nantinya. Datang ke pesta musuh tanpa pasukan sama saja dengan bunuh diri. Tetapi apa boleh buat, ayahnya akan memenggal kepalanya jika ia tidak setidaknya mencoba.

"Sebentar lagi kita akan mendarat di pulau pribadi keluarga Kim tuan Jeon"

Wonwoo mengangguk singkat. Pulau pribadi milik musuh ayahnya; mafia Kim terlihat tidak jauh di bawah sana. Wonwoo meraih pistolnya dan memasang sebuah silencer. Jika ia harus menembak orang tepat di kepala maka tidak akan ada yang tau karena suaranya sudah diredam.

Ketika helikopter yang ditumpanginya sudah mendarat Wonwoo langsung meloncat dan berjalan cepat menuju gerbang masuk sebuah villa. Tidak melihat adanya penjaga Wonwoo mendengus karena mafia Kim ini sepertinya bodoh. Keluarga mafia mana yang tidak ingin ada penjagaan 24 jam.

"Soonyoung, Seokmin, berpencar" Titah Wonwoo kepada dua anak buahnya yang ikut menyusup. Setelah mereka bertiga berpencar Wonwoo memutuskan untuk pergi ke pintu belakang. Samar samar ia mendengar suara musik serta gelak tawa orang orang yang berpesta.

Mengintip dari sebuah jendela, Wonwoo melihat ada seorang laki laki mengenakan jas merah muda tengah menari sambil merokok. Orang orang yang menyemangatinya juga ikut menari sambil sesekali menghisap narkoba.

"Cih, tidak berguna" Wonwoo berjalan masuk lewat pintu belakang. Ia sempat terkejut dan bersembunyi ketika melihat dua orang laki laki berpakaian bak bodyguard menunggu di depan sebuah pintu. Kalau tidak salah ini pintu ruangan yang Wonwoo intip tadi.

Brak!

Seorang laki laki yang memakai jas merah muda keluar dari ruangan dengan sedikit terhuyung. Dua bodyguard yang berjaga itu dengan sigap menahan tubuhnya agar ia tidak jatuh. Wonwoo mendengar mereka memanggilnya Mingyu.

"Mingyu, berdiri yang tegak"

"Inilah kenapa kau harus kurangi minum alkohol"

"Aku mau buang air. Panggil Seungcheol hyung dan siapkan perahunya. Aku ingin kembali ke rumah"

Dua bodyguard itu mengangguk dan meninggalkan Mingyu berjalan terhuyung huyung ke sebuah pintu yang Wonwoo tebak adalah pintu kamar mandi. Karena penasaran Wonwoo diam diam mengikuti laki laki itu dan membuka pintu kamar mandi perlahan.

"Aku tau ada seseorang disini" Napas Wonwoo tercekat dan ia dengan sigap meraba pistolnya. Mingyu sudah tau bahwa Wonwoo mengikutinya.

"Apa yang kau mau?"

Tiba tiba Mingyu berbalik dan menodongkan pistol ke arah Wonwoo. Tentu saja tidak mau kalah Wonwoo juga menodongkan pistolnya.

Sstt!

Wonwoo menutup mata saat ia merasakan air menembak wajahnya. Mingyu yang merupakan pelaku yang menembak Wonwoo dengan pistol air tertawa.

"Uh oh" Mingyu mengangkat tangan pasrah. Ia tersenyum menang melihat wajah Wonwoo yang basah karena air.

Sementara Wonwoo yang tidak mengerti kenapa Mingyu menembakkan air padanya menatap laki laki itu heran.

"Désolé chérie" Senyuman Mingyu semakin mengembang.

Wonwoo yang tidak suka melihat senyuman Mingyu mengarahkan pistolnya ke kaca dan menembakkan pelurunya. Tidak ada suara apapun yang terdengar namun mereka berdua tau kalau kaca tersebut retak akibat peluru yang tertancap.

Wonwoo tersenyum. Ia berjalan menghampiri Mingyu dan memasukkan ujung pistolnya ke dalam celana merah muda yang digunakan laki laki tinggi tersebut. "Not bad, mon amour" Bisiknya tepat pada kuping kiri Mingyu.

Setelah menjauh, melepas genggaman pada pistolnya dan membiarkan senjata itu ada di dalam celana Mingyu, Wonwoo mengedipkan mata. Ia pergi dari kamar mandi tersebut tanpa menoleh sekalipun.

Saat sudah berada di luar Wonwoo tersenyum miring. Ia berlari menuju pagar dan melompat. Walkie talkie yang sedari tadi berada di saku celananya pun ia keluarkan. "Ayo pergi" Begitu katanya ketika walkie talkie itu tersambung.

Sementara itu Mingyu yang menahan napas sedari Wonwoo meletakkan pistol di dalam celananya, akhirnya menghela napas. Ia bersandar pada wastafel terdekat dan perlahan duduk terjatuh. Sial, tadi itu sangat seksi.

Tbc

My cat got heartbroken. I'm very depressed now lol. Oh iya, saya udah kasih tau blm ya di sebelumnya di chapter pertama. Devil saint berat banget karna dia lagi perang. Saya bener2 tambah depresi waktu nulisnya wkwk. Jadi saya mau break bentar ya dari devil saint. Jangan gelap2 mulu lah.

Terima kasih kepada semua pendukung cerita ini dan cerita saya yg lain. Gk cukup saya ucapin terima kasih doang wkwk. Terutama untuk yg setia. 🫰 for you.

Peace
©yuuto daichi

Peace©yuuto daichi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shakespearean ✗ MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang