Tentang Kita (1)

38 1 0
                                    

Gue orang yang ketika jatuh cinta, gue bakal terperosok jauh sampai akhirnya gue yang kesusahan sendiri.
Gue mengalami perasaan seperti itu cukup lama. Gue sampai terbiasa karenanya, dan gue gak menampik apapun yang ada dalam hal itu.
Gue selalu berdebar-debar saat liat dia. Melihat semua hal yang dia lakukan. Dari hal kecil, sampai main basket yang dia lakukan setiap hari Kamis sore dilapangan basket sekolah gue. Gue selalu melihat keadaan dia bagaimana.

Tentu saja bukan secara langsung. Diam-diam dengan media sosial yang ada dia didalamnya. Dari situ cukup membantu. Gue bisa tau dia dimana, sama siapa, sedang apa, dan syukur2 gue bisa tau apa yang dia rasain. Dari sedih sampai senang, gue mencoba relate dengan perasaannya. Gue bisa sedih kalo dia sedih, jengkel kalo dia jengkel, seneng kalo dia seneng.

Itu semua gue lakuin karna gue percaya, gue jatuh cinta sama dia. Gue punya perasaan lebih yang orang2 lain gue yakin gak punya hal itu.

Namun ada satu kendala.
Gue nggak menyatakan hal itu ke dia. Sebaliknya, gue malah bersikap untuk simpan aja perasaan itu, namun nggak gue hentikan.
Kenapa kira-kira? Kenapa gue kayak gitu?
Gue sampe sekarang pun, belum punya alasan yang jelas.
Yang jelas, setiap kali mata kita bertemu, gue berusaha penuh untuk menghindarinya.

Gue takut dia menyadari sesuatu dari tatapan gue.
Jangan. Jangan sampe dia tau. Entah alasannya kenapa. Tapi jangan.

Kalimat-kalimat itu yang terus berulang di kepala gue.
Karena itu, gue jadi pandai bersembunyi. Gue jadi pandai untuk mengubah air muka gue dalam sekejap. Gue yakin temen-temen gue pun nggak nyadar.

Dan hingga pada akhirnya, gue ketemu dengan batas gue.
Gue capek. Gue mulai jenuh dengan hal-hal itu.
Gue jadi......pengen dia tahu.
Tapi, kelihatannya mustahil. Gue merasa gue gak ada di lingkaran matanya. Gue gak pernah ada komunikasi sama dia. Lebih-lebih kontak fisik. Kami nggak sekelas.

Dia kenal gue, tapi nggak tau gue.
Begitu juga sebaliknya.
Tapi gue sayang sama dia.
Dan gue pengen tau hal lebih banyak tentang dia.

Ribet ya? Putri emang seribet itu. Maaf kalo kamu pusing bacanya. Dia cuma berusaha menjelaskannya.

Dan kalian tahu? Jika manusia sudah berada di ambang batas, bukan hal yang mustahil jika mereka bisa melakukan sesuatu yang sebenarnya mereka hindari.

Gue akhirnya bilang kalo gue suka sama dia. Waktu itu, rasanya seperti ada jeda, yang membuat gue berhenti bernafas sejenak.
Dia akan tahu kalo gue suka sama dia.
Aduh, gue mesti gimana?
Ada tanda bahwa dia sedang mengintip pesan. Aku langsung mematikan layar hapeku.
Lalu semenit kemudian bergetar.
Dibalas.
Rasanya gue takut banget.

"Aku sudah tau kamu suka sama aku."

Lo gak pinter bersembunyi Putri, lo terlalu sombong.

"Oh iya?"
"Iya. Terus aku mesti bagaimana?"

"Aku gak suka sama kamu."

Rasanya gue pengen kelas gue runtuh sekarang.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang