BAGIAN LIMA | TEMAN DESA
Hamparan ladang bunga indah, di suatu tempat yang dipenuhi oleh keindahan. Keindahan nya berbeda dengan keindahan dunia biasa, disini hewan-hewan terlihat lebih tenang, bunga-bunga bermekaran dengan indahnya tanpa ada yang terkecuali.
Hembusan angin lembut menerpa kulit putih seorang gadis yang kini menggunakan sebuah gaun berwarna putih, menjadikannya lebih cantik berkali-kali lipat."A-aku dimana.." Perlahan, kakinya mulai melangkah maju bergantian. Mata rubah miliknya menjadi sangat liar, berlarian kesana kemari, meteliti setiap sudut tempat yang dirasa sama sekali belum pernah ia kunjungi di sebelum sebelum-nya
"Aku dimana.." Kakinya melemas, terjatuh di atas rumput-rumput hijau. Tanpa ia sadari, ada sepasang kekasih yang tengah mengamati dirinya dari balik pohon. Tatapan keempat bola mata itu menatap kasian kepada-nya
"Sebaiknya kita menghampiri dia ayah." Ujar seorang wanita cantik, mahkota emas, dan bunga-bunga menghiasi rambut-nya, layaknya seorang ratu
"Ayo bu, kita hampiri putri kita."
~~~
"Hai, Erine." Suara itu.. Erine menoleh cepat, dugaan benar! Itu adalah suara sang ayah
"Ayah!" Ia memeluk ayah begitu erat, dan beberapa detik ia pun beralih memeluk sang ibu
"Aku sangat merindukan kalian! Tapi mengapa kalian malah meninggalkan aku! Disini, sendiri" Derai air mata mulai membasahi wajah. Perasaan kesal dan senang bercampur aduk, sehingga tidak tau bagaimana cara mengekspresikan perasaannya. Ia hanya bisa menangis, posisi memeluk tubuh kedua orang tua.
"Jawab!" Tegasnya
"Siapa bilang kamu sendiri?" Zean menangkup pipi Erine, mengusap air mata yang terjatuh. Zean terkekeh kecil, melihat ekspresi wajah lucu putrinya. Apalagi hidungnya, yang memerah.
"Iya nak kamu ngga sendiri kamu punya banyak orang yang sayang sama kamu." Ujar Marsha menggegam tangan Erine
"Kamu ngga kasian ngelihat papa cello sama mama cynthia? Meskipun mereka hanyalah orang tua angkat, tapi mereka begitu menyayangi kamu, Erine." Tutur Zean membelai lembut rambut panjang Erine
Erine tertunduk. "Erine tau mereka sayang sama Erine yah, bu. Tapi... Erine gamau nyusahin mereka terus terusan."
Marsha Zean saling lirik, pasangan kekasih ini tau seberapa menderita nya Erine semenjak terjadi-nya kecelakaan yang membuat dirinya juga Zean harus meninggal kan Putri semata wayang mereka seorang diri di dunia. Didalam pantauan keduanya
Terkadang Erine selalu mendapat siksaan dari Andre, si anak sulung Gresello dan cynthia.Sepertinya, Andre betul-betul membenci kehadiran Erine di dalam keluarganya, di tidak bisa menerima.
Setiap kali Gresello maupun cynthia memberikan jatah makan pagi, siang dan malam, Andre selalu merebut jatah milik Erine, yaitu diwaktu siang dan malam. Jadi, dalam sehari penuh, Erine hanya mendapatkan satu kali jatah makan, hal itu membuatnya berinisiatif untuk bekerja sampingan memenuhi kebutuhannya. Tapi kehidupan tetap saja kekurangan, lantaran Andre selalu mengambil gaji maupun berhutang atas nama Erine."Erine mau sama kalian, Erine gamau pisah sama ayah sama ibu. Erine udah cape." Ucapnya parau
"Jangan begini, Erine. Kamu masih pantas untuk hidup, masih banyak misi-misi yang belum Erine selesai kan sayang." Marsha berucap tanpa menatap Erine, ia memalingkan wajah nya kesamping. Sebab, jikalau ia memandang Erine, bisa-bisa hati nya akan terasa semakin perih.
"Erine..."
"Anak ayah kuat! Anak ayah pasti bisa ngelewatin ini semua." Dukung Zean penuh semangat
Marsha mengangguki perkataan Zean, Erine adalah anak yang kuat, ia yakin bahwasanya Erine bisa melewati kehidupan yang kejam ini.
"Erine pulang ya? Mama cyn papa cell sama dede trisha lagi nungguin kamu." Tutur Marsha.
Keduanya memberikan kecupan hangat sebelum menghilang dari pandangannya Erine. Senyuman terbaik dan terakhir kalinya Erine dapatkan, yaitu senyuman manis kedua orang tuanya.
"E-erine..."
***
"A-ayah.. i-ibu..."
Gresello dan cynthia yang tengah berbaring disebelah kanan dan kiri Erine menyaksikannya kesadaran putri angkat mereka itu. Gresello bergegas keluar, memanggil dokter agar cepat memeriksa keadaan Erine.
"Gimana keadaan Erine dokter?." Tanya cynthia
Dokter tersenyum. "Keadaannya sudah lumayan membaik. Namun kita tetap harus memberikan perawatan agar kondisi Erine bisa semakin membaik." Jelas dokter
"Kalau begitu saya permisi dulu."
"Silahkan dok."
"Erine.. Kamu bisa denger papa cell kan?" Tanya Gresello hati-hati
"A-ayah.. Erine mau ketemu ayah." Air mata Erine mengalir, Gresello dengan sigap langsung memeluk-nya, mencoba memberi ketenangan.
"Ngga! Erine belum boleh ikut ayah. Apa Erine lupa dengan misi-misi yang sudah Erine janjikan kepada ayah juga ibu Erine? Kalo Erine menyerah begitu saja, bisa-bisa ayah sama ibu kecewa sama Erine." Kata cello
"Tapi Erine ga yakin bisa ngelewatin ini semua pa, ma..." Ujar Erine, tak yakin.
"Erine pasti bisa! Mama yakin Erine adalah anak perempuan yang kuat! Papa sama mama janji bakal selalu ada buat Erine..." Tutur cynthia ikut menguatkan
•••
"Gua kira Catherina sama Erine beda orang co." Ujar Oline menggaruk tengkuk nya yang tak gatal
"Soalnya kata Opa si Trisha punya dua kaka, jadi gua kira yang lu tanya itu kaka si Trisha yang satunya lagi." Lanjut Oline polos
"Ada-ada saja MANUEL." - Trisha
"Btw si Erine aslinya anak siapa? Kan lu waktu itu bilang kalau dia hampir dibunuh sama abang angkatnya, trus abang angkatnya real abang kandung Trisha kan?"
Regie terdiam sejenak sebelum menjawab. "Iya, ayah sama ibu nya udah lama ninggalin dia."
"Keman—"
Shuttt!!
"Mendingan mangan sate dulu yuk, gua ada beli daging kemaren di pasar." Potong Regie, beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan ke dapur
"Elah si Regie! Main tinggal tinggalin aje." Kata Oline kesal
#Eyine lucu banget woo
Baca doang, kagak vote -_-
![](https://img.wattpad.com/cover/376958653-288-k378930.jpg)