よやく

414 23 3
                                    

Teruntuk para sider, sesulit itukah kalian menghargai karya orang?

⋆.˚✮✮˚.⋆

Hari yang ditunggu-tunggu Luna akhirnya datang, setelah melewati berbagai proses dan waktu yang panjang untuk mengurus pemberkasan hingga sampai di titik keberangkatan, akhirnya Luna sampai di Jepang. Ia sudah bekerja selama satu bulan di sini, dan sudah mulai sedikit terbiasa dengan kehidupan barunya di Jepang.

Beruntungnya ia dapat perusahaan dengan jam kerja hanya 6 jam sehari, membuatnya memiliki waktu untuk bersantai atau bahkan mengeksplore beberapa tempat di sekitarnya.

Meski perempuan dan pendatang baru, Luna termasuk cewe yang pemberani, karena belum-belum kakinya dengan lincah menjelajahi tempat yang membuatnya penasaran dengan sepeda pemberian perusahaan.

Dan satu lagi, ia sudah menemukan dimana lokasi Akai Studio tersebut! Jaraknya tidak terlalu dekat, tapi juga tidak terlalu jauh dari apatonya. *Apato: apartement.

Lokasinya sudah diketahui, tapi ia belum sempat benar-benar berkunjung ke dalamnya.

Rencananya ia akan berkunjung hari ini, Sabtu karena terakhir ia datang kesana studio itu tutup.

Lagi pula waktu itu Luna datang di hari minggu, hari dimana studio tersebut libur. Zzz.

"Hufftt..." Luna menghembuskan napasnya yang sedari tadi ia tahan, jujur saja ia agak grogi.

Sebenarnya ada perasaan malu di hati Luna.

Karena untuk pertama kali seseorang akan mengenali wajahnya yang memiliki ketertarikan soal bondage.

Tapi mengingat yang ia temui juga merupakan orang-orang yang satu frekuensi dengan dirinya akhirnya ia memantapkan hati untuk melangkah masuk.

"Irasshaimase!" Sambut petugas resepsionis dengan ramah begitu Luna membuka pintu studio. Suara lonceng kecil di atas pintu berbunyi, Luna mengangguk pelan, jujur ia sangat grogi!

"Hai, konnichiwa..." sapanya dengan senyum meringis yang berusaha terlihat ramah.

Matanya berkeliling, mengamati setiap detail ruangan dengan antusiasme yang tersembunyi di balik wajahnya yang terlihat tenang.

"Konnichiwa, apakah ada yang bisa saya bantu, atau apakah Anda sudah memiliki janji temu sebelumnya?" tanya resepsionis dengan senyum yang sopan.

Luna menggelengkan kepalanya. "Iie.. Mada desu. Saya baru pertama kali datang kesini dan saya... ingin belajar tentang shibari. Apakah ada kelas untuk pemula?"

Resepsionis itu mengangguk, "Tentu saja. Kami memiliki kelas khusus untuk pemula yang akan dimulai sebentar lagi. Apakah Anda ingin ikut serta?" Tanya wanita muda yang terlihat cantik dan segar itu sambil menyerahkan buku bersampul hitam yang terlihat cukup eksklusif.

Luna sedikit melebarkan matanya.

Sekarang? Engg... Ini terlalu cepat. Tapi boleh juga, pikirnya.

Gadis itu mengambil buku tersebut, membaca isi di dalamnya yang berisi penjelasan mengenai pelatihan dan harga bimbingan. Background pria dan juga wanita yang berada dalam berbagai shibari style memenuhi buku tersebut.

Sangat. Sangat. menggiurkan.

Tapi tunggu, ia tidak melihat satu hal yang juga menjadi salah satu obsesinya dalam foto-foto dokumentasi itu.

Gag.

Tidak ada benda itu disana.

"Sumimasen, kore wa chotto..." Tanyanya sedikit ragu. "Gyagu wa arimasenka?"

Luna bertanya soal ketersediaan gag selama sesi pembelajaran. Ini penting untuknya. Jika tidak ada mungkin ia akan mencari studio lain.

Wanita jepang itu mengangguk ramah. "Tentu, anda bisa melihatnya disini," kata wanita itu menyerahkan buku lain. Kali ini lebih tebal. "Tapi, untuk harga pelatihan yang menggunakan gag dan tidak sedikit berbeda. Yoroshii desuka?"

Luna kembali membuka-buka portofolio yang baru, ia melihat harga yang tertera ¥7000 untuk persesi, sekitar ±700.000 jika dirupiahkan sekarang.

Cuma beda ±¥2000 alias dua ratus ribu rupiah jika tanpa gag.

Hmm, lumayan. Mengingat gaji Luna di sini sudah menyentuh dua digit, nominal segini tidak menjadi masalah untuknya, kecuali waktu.

Mungkin dia bisa ikut 2 kali sesi perbulan.

Luna menatap foto-foto itu, jujur saja gairahnya sudah bangkit melihat berbagai model goodlooking yang terjebak dalam red rope dan juga berbagai macam gag, dengan variasi gaya shibari yang menarik.

Uhh, ini worth it sih!

"Untuk roleplay selama pelatihan apakah bisa switch soal rigger dan bunny?" Tanya Luna, ini pertanyaan terakhir, janjinya.

Sebagai informasi, secara sederhana rigger adalah orang yang mengikat. Sedangkan bunny adalah orang yang diikat.

Jika jawaban yang ia terima sesuai dengan yang Luna inginkan ia berjanji akan segera mendaftar di studio ini.

Dan.. wanita itu kembali mengangguk.

"Tentu saja! Kita akan selalu switch tiap per sesi. Klien juga bebas memilih untuk menjadi rigger maupun bunny."

Daymnnn, jika ada stempel, Luna pasti sudah segera menstempeli keputusannya untuk bergabung dengan studio ini!

"Baiklah, jika begitu aku akan mengambil pelatihan shibari disini." Ucapnya mulai terdengar antusias dan matanya melirik pada buku yang ada. Membaca istilah kelas yang tertulis dalam hiragana dan katakana. "Kono shibari to gyagu sesshon desu."

Yang berarti sesi shibari dengan gag.

Luna segera melakukan pembayaran untuk 2 kali sesi dalam bulan ini.

"Apakah akan dimulai hari ini juga?" Tanya gadis itu mengambil kembali debit card miliknya dan juga kartu member studio yang diberikan padanya.

"Jika anda bersedia hari ini, tentu saja boleh. Kelas akan diadakan 1 jam lagi."

Gadis itu berpikir sejenak.

Hari ini bisa sih... Apalagi belum terlalu siang.

Untungnya dia engga senekat itu pergi kesini saat pulang kerja seperti tempo hari. Dan untungnya lagi teman seapatonya punya hari libur yang berbeda dengan Luna, jadi tidak akan ada yang menanyakan hilangnya Luna jika ia pergi sampai beberapa jam bahkan sampai sore sekalipun.

Oke, hari ini ga masalah.


Tbc

ᝰ.ᐟ ᯓ ✈︎

Vote sekitar 18an di bab ini bakalan di lanjut. Semakin cepat target vote ke capai, semakin cepat next di up. Jaa mata!

Gotcha!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang