PRAKTEK

324 27 5
                                    

Kalo ga bisa komen, minimal vote. Jangan sider!

ᯓ ✈︎

Saat yang dinanti-nantikan Luna akhirnya datang. Ia sedari tadi sebenarnya sudah sangat tidak sabaran lagi.

Di menit-menit penutupan demo, Intrusive thoughts di kepalanya terus saja mengganggu, rasanya ingin sekali perempuan bar-bar itu berteriak mengalihkan perhatian semua orang untuk berhenti basa-basi, dan mengajak mereka semua langsung praktik saja.

Tapi untungnya Luna bisa menahan godaan berat yang satu ini. Dengan penuh tawakal, demo akhirnya berakhir tanpa ide gila Luna lagi.

Dan sekarang disinilah ia berada, diruang sempit, —tidak terlalu sempit, tapi yahh... Agak sempit bagi Luna.

Di tangan anak itu sudah tergenggam tali merah yang di pegang sedikit grogi.

Dan di hadapannya kini berdiri seorang...

Yuko san.

Yap! Benar sekali, intrukstur sepertinya ingin mencoblangkan cewe gila yang diajaknya naik panggung untuk pria manis yang malu-malu kucing ini.

Dan yang menjadi instruktur Luna pun sama, —ekhem kalo boleh geer Luna sebenarnya merasa demo itu diciptakan hanya untuk dirinya.

Hadirin yang ada hanyalah remahan topping-topping dunia saja.

Instruktur, —yang bernama Nami itu menepuk pundak Luna pelan, "Rileks Luna san, jangan tegang gitu dong." Ucapnya tersenyum ramah dengan aksen Jepangnya yang khas.

Luna meringis malu, ia memberi senyum pada Yuko, dan pemuda manis itu membalas senyumnya dengan ukiran yang sangat sangat manis.

Uhukk... Luna rasanya pengen mimisan aja tiba-tiba.

"Oke kita mulai sekarang ya, perkenalannya kan sudah tadi diatas panggung." Ucap Nami memberi kode pada mereka berdua untuk saling mendekat. Luna diarahkan berdiri membelakangi Yuko. "Shibari umumnya dimulai dengan mengikat tangan terlebih dulu."

Tanpa di pinta, Yuko melipat tangannya ke belakang dan Nami mengarahkan Luna untuk mengikat tangan pemuda itu dengan teknik yang ia ajarkan.

Melilitkan tali di tangan dan mengencangkannya.

"Aakkhh auw..." Belum apa-apa Yuko sudah merintih sakit gara-gara Luna mengikatkan terlalu kebablasan.

"Jangan terlalu bersemangat, Luna san. Pelan-pelan saja." Intrukstur menahan senyum geli melihat semangat anak perempuan disampingnya itu. Luna tentu saja panik dan meminta maaf "Jangan diikat seperti itu, buat simpulnya seperti ini. Setiap bagian tubuh ada tekniknya masing-masing."

Nami mengambil alih tali dari Luna untuk mencontohkan.

Instruktur perempuan itu mengajarkan teknik simpul Double Column Tie untuk mengikat area tangan.

Dimana setelah tali dililit double lalu diselipkan, tali kemudian disimpul dengan lingkaran (loop) berada di tengah atau atas.

Sambil mengikat tangan Yuko, Nami menjelaskan loop pada ikatan ini berguna agar tali tidak mengencang berlebihan dan juga berguna untuk melepas simpul dengan cepat, jadi tanpa harus mengeluarkan banyak effort oleh orang yang mengikat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gotcha!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang