5. ORANG ASING

21 8 6
                                    

5. Orang Asing
Mereka bersikap seolah-olah hanya mereka lah yang tersakiti, tapi apa mereka tau bahwa dia juga merasakan hal yang sama, bahkan lebih dari itu. -Kelvin Dafa Argadana

 -Kelvin Dafa Argadana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

Brakk

Dhyo, sang ketua kelas yang cukup bar-bar pembawa informasi terbaik itu datang dengan nafas ngos-ngosan layaknya maling yang kabur karena tertangkap basah. Entah berita apa lagi yang di bawah cowok itu sampai lari terbirit-birit seperti tadi.

"Kenapa yo?" Tanya Gilang yang sudah tidak sabar dengan berita mengejutkan dari Dhyo, memang Gilang adalah orang yang cukup kepo, dia juga pendengar pertama jika ada berita-berita mengejutkan yang di bawa oleh ketua kelas mereka. Dasar lo Gilang, pintar-pintar tapi kepoan.

Dhyo menarik nafasnya sebentar lalu membuangnya kasar kemudian melirik ke arah teman-temannya, "Ada berita Hot pagi ini. gila, nih berita pasti bakal ngeguncang kalian semua, soalnya ini bukan berita biasa, ini lebih mengejutkan, bahkan beritanya udah meluas ke mana-mana. Gue aja kaget dengarnya."

"Elah, lama amat dah, langsung intinya aja yo, gak usah basa-basi, penasaran banget gue ini," celetuk Dafa kesal.

"Sabar, gue tarik nafas dulu."

"Cepat yo, gak sabar nih," terdengar sorakan dari beberapa siswa yang juga penasaran dengan berita yang katanya Hot banget pagi ini.

"Jadi beritanya tentang kecelakaan seorang Ulama terpandang, dan katanya korbannya meninggal di tempat." jelas Dhyo yang langsung membuat satu kelas Riuh dengan berita besar itu termasuk Gilang dan kawan-kawan.

Gilang dan yang lain saling tatap, seolah mereka sudah menemukan jawaban dari teka-teki yang sedari tadi berusaha mereka pecahkan.

"Ulama terpandang? Kyai Aksan Athalla? Kok bisa?"

"Lo jangan ngasal yo."

"Dih, sejak kapan gue bawa berita yang gak nyata."

"Berarti benar dong, ksian banget, padahal gue suka banget sama kyai Aksan, soalnya dia orang yang sangat dermawan."

"Iya bener banget, jadi gak tega."

Itulah bisik-bisik yang terdengar di telinga ke-enam lelaki tampan itu.

"Cabut."

"Makasih beritanya bro." Ucap Shaka sembari menepuk pelan pundak Dhyo

"Eh pada mau kemana tuh trio Seven." Gumam Dhyo.

***

Di tempat lain, di ruangan yang masih sama, terlihat Andre sedang menenangkan sang ponakan yang dari tadi tidak berhenti dengan kesedihannya. Andre sudah melakukan segala cara untuk membuat Raefan tenang tapi bukannya tenang anak itu malah semakin menangis tersedu-sedu di samping mayat kedua orang tuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEVEN WOUNDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang