SUDAH BERBEDA

175 38 4
                                    

2 malam sudah berlalu sejak pertandingan perdana Muyu di arena, pikiran Dongjun sangat menyelimuti kekalutannya. Bagaimana tidak, tolong dipahami ini bukanlah keinginannya, disini ialah korbannnya. Bahkan Dingzhi yang menurutnya adalah dalang dibalik kacaunya hari-hari Dongjun, sudah hampir seminggu tidak menunjukan batang hidungnya sama sekali.

Sebenarnya apa yang Dingzhi bicarakan dengan rekan-rekannya di DXR, kenapa mereka semua menyalahkan Dongjun atas mundurnya ketua mereka? Bukan seharusnya mereka lebih mengetahui alasan Dingzhi.

Dongjun juga tidak menyerah, sudah berpuluh kali ia melakukan panggilan ke nomor telepon Dingzhi, namun tidak ada satupun panggilan yang diterima oleh si pemiliki nomor.

Kenapa semua jadi rumit seperti ini?

Di dalam lamunannya Dongjun berpikir bagaimana cara bertemu Dingzhi. Ada separuh kenekatan dalam dirinya untuk mendatangi langsung gedung utama Tianwaitian, tapi apakah akan berhasil?

"ah, Yue Yao!"

Sebuah nama melintas dipikirinnya, Dongjun mengingat bahwa ia pernah melakukan panggilan dengan sekretaris Dingzhi. Ia menimbang apakah harus menghubungi Yue Yao sebagai jembatan untuk berkomunikasi dengan Dingzhi atau tidak?

"Persetanlah! Siapa juga yang berani mengusirku." Keputusannya bulat, Dongjun akan mendatangi Tianwaitian dengan tekad dan keberanian yang dimilikinya.

Sejujurnya bukan hanya masalah yang ia dapatkan di Arena saja, Dongjun merasa masalah yang terjadi yang melibatkan Dingzhi belum sepenuhnya selesai. Dingzhi sama sekali belum menjelaskan sedikitpun rencana gila yang berakhir dengan ledakan emosi Dongjun kala itu.

*****

Setelah mengedarai mobil miliknya, Dongjun sampai juga di gedung tempat Dingzhi menjelma menjadi pemimpin Tianwaitian.

"permisi nona, izin bertanya, lantai berapa ruangan Ye Dingzhi?" tanpa basa-basi Dongjun langsung menanyakan letak ruangan Dingzhi pada resepsionis kantor.

"maaf, atas Tuan siapa? Apakah sudah berbuat janji dengan Tuan Ye sebelumnya?"

"Baili Dongjun. Apakah perlu berbuat janji lebih dahulu? saya hanya ingin bertemu dengannya sebentar saja."

"maaf, Tuan. ini sudah menjadi prosedur perusahaan kami."

"kalau begitu, saya membuat janji. Hari ini, dan menit ini saya ingin bertemu dengan Dingzhi."

"maaf, Tuan Baili. Jika saya boleh bertanya tujuan anda bertemu dengan Tuan Ye untuk keperluan apa?"

"apakah dia seleberitis? Kenapa sulit sekali hanya ingin bertemu dengannya."

"bagaimana tuan?"

"Keperluannya penting. Aku tidak bisa memberitahumu. Bilang saja pada Dingzhi jika Dongjun ingin bertemu."

"baik, Tuan." ucap Resepsionis yang melayani Dongjun sambil sedikit menundukan kepalanya tanda menghormati perintah Dongjun. Nona resepsionis tersebut langsung melakukan panggilan melalui telepon, yang kemungkinan itu adalah Dingzhi.

"selamat pagi, nona Yin. Apakah Tuan Ye dalam ruangan?"

"......"

"ada seorang Tuan Muda yang ingin menemui, Tuan Ye. ada keperluan penting dengan beliau."

"......"

"baik. Bisakah kau sambungkan panggilannya ke Tuan Ye?"

"......"

"Izin, Tuan. Seorang bernama Baili Dongjun ingin bertemu dengan anda."

"......"

"maaf, saya tidak diberi tahu apa keperluannya."

MUTUALISM [YEBAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang