Ryubyna atau gadis yang kerap dipanggil Ruby oleh keluarganya itu kini tengah berbaring di kasurnya sembari memainkan ponselnya. Ia tengah chatting dengan teman dekatnya yang bernama Jasper atau biasanya dipanggil Agus karena bapaknya namanya Agus Oliveradieus. (Keren amat namanya pak)
Ditengah keasyikannya itu tiba-tiba saja ayahnya yang bernama Junaidi Niss Ermano mengetuk pintu kamar Ruby dan memanggil namanya dengan suara baritonnya yang khas.
"Ruby... Dicariin Mas Evan nih, katanya dibawain oleh-oleh" ujar pak Juned dari depan pintu kamar putrinya.
Mendengar kata oleh-oleh membuat mata Ruby melebar dan dengan cepat ia turun dari kasur dan berlari membuka pintu kamar.
"Iya pak, Mas Evannya mana?"
"Di ruang tamu lah lagi ngobrol sama ibuk"
Ruby mengangguk dan bergegas menuju ruang tamu untuk melihat Masnya yang sudah lama tak ia lihat karena sibuk merantau dan muncak.
Begitu sampai diruang tamu Ruby melihat sosok tinggi dan besar yang duduk disamping ibu yang tengah membicarakan sesuatu, melihat adiknya yang muncul Mas Evan segera berbalik dan tersenyum menatap adiknya.
Sosoknya yang gagah dan kulitnya yang agak sawo matang sungguh menawan bagi beberapa umat di kampungnya, dia adalah Estevan Niss Ermano atau kerap dipanggil Mas Evan, anak pertama Pak Junaidi dan Ibu Siti Rukoyah. Usianya beda tiga tahun dengan Ruby.
Mas Evan ini sangat menyayangi adik perempuannya satu-satunya, saking sayangnya kadang rasanya Mas Evan ingin melempar Ruby ke jurang.
Mas Evan berdiri dari kursi dan membuka tangannya lebar-lebar berharap mereka akan berpelukan karena merindu, Ruby pun melebarkan kedua tangannya dan berlari kearah Mas Evan, begitu sampai dia segera memeluk tas besar berisi oleh-oleh yang diletakkan di lantai.
Mas Evan hanya bisa tersenyum pahit, menyesal Mas Evan tidak jadi melempar Ruby kejurang sejak dulu.
Pak Junaidi mendekat dan menepuk bahu Mas Evan untuk menyemangatinya, "sabar ya Mas, namanya juga perempuan."
"Iya pak, udah biasa" ujar Mas Evan dengan berat hati, dia masih kecewa dan sakit hati gara-gara Ruby.
.
.
.Disisi lain di kediaman Pak Agus Oliveradieus, Jasper yang sedang menunggu balasan chat dari Ruby tapi tak kunjung dibalas juga membuatnya sedikit frustasi, karena sejujurnya Jasper memendam perasaan terhadap sahabat dekatnya sejak SMP itu.
Jasper menghela nafasnya dengan berat, dia meletakkan handphonenya dimeja belajar dan berjalan keluar kamarnya untuk pergi ke dapur dan membuka kulkas disana, seperti biasa tidak ada yang istimewa hanya ada mentimun dan pisang.
Jasper pun mengambil pisang tersebut dan memakannya hingga habis satu cengkeh pisang, Pak Agus yang juga tengah kelaparan sedangkan istrinya sedang pergi keluar untuk rewang diacara tahlilan di mushola, Pak Agus membuka kulkas berharap pisang yang dibelinya masih ada ternyata sudah habis tak bersisa.
"Per! Pisangnya kok dimakan semua? Bapak laper nih! Tega kamu" ujar Pak Agus dengan marah sekaligus kecewa bahwasannya putranya sangat tidak memiliki jiwa korsa dan menghabiskan pisang yang lezat itu sendirian.
Jasper menelan sisa pisang dimulutnya dan nyengir, "hehehe Jasper laper, kirain bapak udah makan di warteg".
"Bapak kan harus hemat uang, ibuk mu juga kenapa malah nggak masak" protes Pak Agus.
"Masih ada timun pak, nasi juga ada di mejikom, tinggal bikin sambel trasi aja."
"Buatin sana bapak males"
"Dih Jasper juga males pak, udah ah Jasper mau lanjut galau sambil cari angin" ujarnya dan berdiri dari kursi dan berjalan keluar rumahnya untuk menenangkan fikirannya dan hatinya yang kesepian.
Pak Agus hanya bisa geleng-geleng kepala dan mencibir anaknya, "idih anak muda demen galau, heran."
.
.
.
.Ryubyna Niss Ermano
Age : 18
Height : 160
Jasper Oliveradieus
Age : 19
Height : 190Estevan Niss Ermano
Age : 21
Height : 192
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawanku (bukan) Boti ?
HumorNot BxB Kisah tentang dua orang remaja bersahabat sejak pertemuannya di bangku SMP hingga jenjang perkuliahan yang selalu bersama dan tak pernah terpisahkan kecuali ketika dirumah dan dikelas. Mereka adalah Jasper Oliveradieus dan Ryubyna Niss Erman...